Share

Bab 3

Author: Imgnmln
last update Huling Na-update: 2022-11-02 00:15:59

     Khair menatap sekilas kearah Mega dan Sean, seketika dia muncul ide. Lalu berkata, "Mega, sepertinya bantuanku tidak disetujui suamimu. Kalau begitu, aku pergi dulu."

     "Tunggu, Pak Khair..." ucap Mega pelan.

     Khair tertawa ke arahnya dan melangkah besar meninggalkan ruang pasien. Dia sudah menebak bahwa Sean dan Mega tidak bisa membayar tiga ratus juta saat ini, jadi dia terlihat sangat percaya diri, seperti ingin mengalahkan Sean.

     Setelah Khair pergi, dia menunjukkan senyuman liciknya dan menemukan suster yang bertanggung jawab untuk memberi obat untuk Andin.

     Diam-diam Khair memberikan tiga juta rupiah kepada suster itu, "Orang tua Andin belum mendapatkan uangnya. Tolong nanti kamu suruh mereka untuk mengurus administrasi keluar rumah sakit."

     Suster tersenyum senang dan mengangguk kepalanya setelah melihat sejumlah uang yang diberikan.

     Setelah kepergian Khair, tatapan Mega menjadi kosong dan raut wajahnya penuh dengan kekecewaan, "Sean, apakah harga dirimu lebih penting dari nyawa anakmu sendiri?"

     Sean terdiam sesaat dan meletakkan kuenya diatas meja. Dia berkata, "Aku pergi nyari pinjaman uang dulu."

     "Kamu mau nyari pinjaman uang? Mau nyari kemana? Siapa yang akan meminjamkan uang sebanyak itu? Sekarang selain Pak Khair, siapa lagi yang bisa mengeluarkan tiga ratus juta untuk membantu kita?" ucap Mega kesal.

     "Aku memiliki caraku sendiri untuk meminjam uang!" Sean menggelengkan kepalanya dan pergi kearah lorong.

     Dia pernah memulai usaha, juga pernah gagal, tapi dia juga memiliki beberapa teman untuk beberapa tahun ini.

     "Sean!" Suara Mega terdengar dari belakang, "Kamu jangan membuatku membencimu!"

     Sean mempercepat langkah kakinya dan Mega melihat punggung kepergian Sean yang semakin jauh dari dirinya. Seperti tenaga yang ditarik habis dari tubuhnya, sekujur tubuhnya terduduk lemas. Dia merasa menyesal, menyesal dirinya yang gegabah, menyesal menikah dengan Seann

     Tatapan Mega tiba-tiba terjatuh ke kotak kue yang diletakkan di atas meja, lalu sedikit terkejut. Sean keluar dari rumah sakit dan menyalakan sebatang rokok. Dia menarik nafas dalam dan tiba-tiba membuatnya terbatuk, matanya agak memerah.

     "Uang! Uang!! Semua ini karena uang!"

     Meskipun uang bukan segalanya, tapi kalau tidak ada uang, nyawa anaknya yang akan terancam. Sean mencari tempat untuk duduk, lalu menghubungi beberapa nomor. Tapi saat mendengar dia ingin meminjam uang, semua penerima panggilan memutuskan panggilan.

     Akhirnya, dia menghela nafas dan mengeluarkan telepon untuk menghubungi nomor telepon yang asing.

     "Ini aku," ucap Sean dingin.

     "Tuan Muda," ucap pria di seberang sana dengan semangat, "Apakah Tuan Muda menghubungiku karena sudah memikirkan semuanya dengan baik dan kembali bersamaku?"

     "Maaf, aku tidak bisa pulang." Sean berkata, "Paman Roby, aku menghubungimu, karena ada suatu hal. Apakah aku boleh meminjam tiga ratus juta? Aku sangat membutuhkannya."

     "Tuan Muda seluruh harta kekayaanku merupakan milik Keluarga Diningrat. Jangan bilang Anda ingin tiga ratus juta, bahkan Anda boleh memiliki nyawaku!" Roby berbicara sambil terkekeh pelan, "Tapi dengan syarat, Anda harus menandatangani surat perjanjian penerus warisan. Setelah tanda tangan, Anda baru bisa mendapatkan uangnya."

     "Masalah tanda tangan itu gampang, bisa kita bahas nanti. Aku sekarang sungguh membutuhkan uang itu," ucap Sean.

     Da tidak ingin berkaitan lagi dengan Keluarga Diningrat, tapi anaknya sudah seperti ini, dia tidak ada jalan lain lagi.

     "Tidak bisa, Tuan, Tuan Besar telah menyuruhku, hanya dengan menandatangani surat perjanjian penerus warisan, Tuan Muda baru bisa menggunakan harta kekayaan keluarga," ucap Roby dengan tegas.

     Sean menggertakan giginya, "Apakah tidak ada jalan lain?"

     "Maaf, Tuan Muda."

     Sean menarik nafas dalam-dalam. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat langit dan memasang senyuman yang dingin.

     Apakah akhirnya dia memilih untuk menuruti perkataan Ayahnya? Iya, memang sudah seharusnya dia lakukan demi anak perempuannya.

     "Baik, akan kulakukan," ucap Sean.

     Dia bisa merasakan kesakitan pada wajahnya, "Dimanakah kamu sekarang?"

     "Aku sedang di Perusahaan Martaguna. Dimana Anda sekarang? Sebaiknya aku menyuruh orang untuk menjemput Anda," ucap Roby.

     "Tidak perlu, aku akan segera pergi mencarimu," Sean memutuskan panggilan.

     Atas kepergian ibunda Sean, Sejak itu hubungan Sean dan Arga dibatasi oleh kebencian. Awalnya dia mengira seumur hidup pun tidak bisa melepaskan kebencian ini dan menerima kesalahan ayahnya.

     Tapi anaknya sedang sakit berat, dia sudah tidak ada jalan lain lagi dan memilih untuk menundukkan kepalanya, berinisiatif melepaskan rasa dendamnya. Kehidupan ini memang sangat menyebalkan!

     Sean mematikan rokoknya dan pergi naik taksi menuju Perusahaan Martaguna.

     —

     Sore hari, ketika Sean tiba di Perusahaan Martaguna, Sean yang baru saja turun dari taksi, langsung melihat Ibu Mertuanya Natalie Margaretha keluar dari gedung itu. Dia langsung berpikir tidak ingin bertemu dengan Natalie Margaretha, tetapi setelah itu Natalie berjalan ke arahnya.

     "Kamu bilang kamu mau pergi mau meminjam uang, untuk apa kamu datang kesini?" Natalie memandang remeh dan jijik kepada Sean.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Tuan Muda Konglomerat   Ekstra Part

    “Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 256 - End

    "Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 255

    Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 254

    "Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 253

    "Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 252

    Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status