Natalie langsung marah setelah melihat Sean, "Menantu brengsek! Orang yang tak berguna! Sudah tujuh tahun lebih, kamu mau terus bergantung kepada putriku? Lebih baik aku memelihara seekor anjing penjaga daripada kamu! Kamu, bahkan anak sendiri juga tidak bisa menjaganya, benar-benar tidak berguna!"
"Orang yang mengejar anakku begitu banyak, semuanya sangat baik. Entah sihir apa yang kamu gunakan kepada anakku, hingga dia bisa menikah denganmu!" Natalie berteriak marah lalu berbalik dan berkata kepada Mega, "Dengar kata-kata Ibu, segera ceraikan laki-laki pecundang ini. Jangan menghabiskan waktumu untuk pria sampah sepertinya!"
"Benar, Kak, aku setuju!" Jennie menatap ke arah Sean dan lanjut berkata, "Biaya pengobatan Andin beberapa hari ini telah menghabiskan seluruh tabunganmu, tapi apakah dia pernah mengeluarkan uangnya sedikitpun? Orang ini tidak bisa disebut sebagai lelaki! Kudengar atasanmu yang bernama, Khair Alfarizky, tertarik kepadamu? Lebih baik kamu bersama dengannya!"
Biasanya Mega akan maju terlebih dahulu untuk memberhentikan setelah mendengar ucapan Ibu dan adiknya. Tapi sekarang ia masih saja belum membuka mulutnya. Ia sangat kecewa kepada Sean.
Laki-laki yang masih memiliki tangan dan kaki, tapi tidak berusaha untuk maju. Meskipun hanya bekerja sebagai satpam, Mega tidak akan mempermasalahkannya. Tapi saat anaknya sedang sakit berat, dia malah pergi untuk bermain?
Apakah dia masih memiliki hati dan rasa tanggung jawab?
Di saat ini, suster datang, da memandang Sean dan berkata, "Total biaya yang belum kalian bayar sekitar tiga ratus juta. Kalau hari ini tidak kalian bayar, pihak rumah sakit akan menghentikan pembeFikri obat kepada pasien."
Tanpa menunggu Mega membuka mulut, Sean mengangguk dan berkata, "Aku akan membayar biayanya hari ini."
Sean melirik kearah anaknya yang terbaring pucat dan tertidur di dalam ruang pasien. Selain sakit hati, tidak ada hal lain yang bisa dia rasakan.
"Cepat. Kalau sore ini belum membayar, akan dihentikan pembeFikri obat untuk pasien." Suster berkata dingin dan melihat remeh kearah Sean.
Setelah kepergian suster, Natalie berteriak, "Bajingan! Kamu? Berani berbicara hari ini membayarnya? Apakah kamu ingin anakku bermohon-mohon kepada orang-orang untuk meminjam uang? Sungguh tidak tahu malu!"
Jennie membalik bola matanya dan berkata kepada Mega, "Kak, saat perjalanan menuju kesini, aku telah menghubungi atasanmu, Khair. Seharusnya sebentar lagi dia tiba, dengan adanya Khair, masalah Andin akan selesai."
Mega baru saja ingin berbicara kepada Jennie, lalu terdengar suara langkah kaki dari belakang. Lelaki itu adalah Khair Alfarizky, berusia tiga puluh tahun lebih, dengan gaya yang sangat elegan. Dia adalah CEO Grup Arthaguna, juga merupakan atasan Mega.
Sean tidak terlalu peduli akan hal itu, karena dia juga adalah karyawan Grup Arthaguna. Hanya saja, Khair adalah CEO Grup Arthaguna, sedangkan dia adalah seorang satpam yang bertugas untuk menjaga pintu. Melihat kedatangan Khair, Sean mengerutkan dahinya.
Khair langsung mengabaikan Sean dan menyapa kepada Natalie dan Jennie. Ia terus menatap Mega dengan lembut dan berkata, "Mega, Jennie telah memberitahu kondisi Andin secara singkat. Andin anak perempuan yang begitu imut, namun dia tersiksa karena penyakit. Sungguh membuat orang merasa kasihan, kenapa kamu tidak memberitahuku masalah ini?"
Mega berkata dengan pelan. "Maaf, Pak. Aku tidak ingin merepotkanmu dengan masalah pribadiku."
"Kamu tidak perlu sungkan kepadaku. Kamu bawahan sekaligus teman yang cukup baik untukku. Jika bisa ku bantu, akan ku bantu masalahmu," ucap Khair dengan nada mengomel. "Aku dengar dari Jennie, kamu harus membayar biaya rumah sakit lagi. Berapa totalnya?"
"Tiga ratus juta," ucap Jennie terlebih dahulu.
Khair tersenyum senang dan berkata kepada Mega, "Kalau begitu, aku bantu kamu melunasi semuanya, anggap saja aku meminjamkannya kepadamu. Itu masalah kecil, kamu tidak perlu khawatir," Khair memandang Sean dengan raut wajah yang meremehkan.
Baginya, Sean hanyalah seorang satpam di kantornya, bagaimana mungkin cocok dengan Mega yang begitu cantik. Sejak lama, Khair memang sudah tertarik kepada Mega. Kecantikan Mega memang membuat semua lelaki normal menyukainya.
Tidak mungkin Mega tidak memahami pikiran Khair kepadanya. Rasanya, ingin sekali dia menolak, tapi setelah melihat anak perempuannya yang terbaring di dalam ruang inap ia tidak berani menolak tawarannya. Sean merasakan tatapan semangat Khair kepada Istrinya.
Dia dengan kesal berkata sambil mengepalkan tangannya, "Tidak perlu, aku akan membayar tiga ratus juta ini."
kemudian Mega marah, matanya memerah dan sambil berteriak, "Sean, masalah ini adalah nyawa anak kita. Apa kamu tidak sayang dengan nyawanya? Kita sudah tidak ada uang lagi, sekarang Pak Khair ingin meminjamkan tiga ratus juta kepada kita, mengapa kamu masih ingin menolaknya? Katakan kepadaku mengapa?"
Kepalan tangan Sean semakin erat, bahkan kukunya telah menusuk dagingnya. Tapi dia tidak merasakan kesakitan itu. Ada yang lebih membuatnya hatinya sakit, yaitu rasa tak berdaya.
“Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in
"Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah
Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter
"Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga
"Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny
Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be