Share

Bab 4

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-02 00:16:48

     Kalau bukan karena anaknya memiliki anak, dia ingin sekali anaknya cerai dengan pengecut ini.

     Sean lihat dirinya tidak bisa menghindari Natalie, kemudian dia berkata, "Aku datang kesini untuk meminjam uang."

     "Sean… Sean, kamu juga tidak lihat dulu tempat apakah ini. Karpet merah di depan pintu itu lebih mahal dari nyawamu. Bagaimana kamu bisa meminjam uang dari sana? Benar-benar tidak tahu diri!" Natalie mendengus.

     Natalie adalah Wakil manajer dari Perusahaan Arizona. Beberapa hari ini, dia sedang membahas kerjasama dengan pihak Perusahaan Rhys. Setelah dia pergi meninggalkan rumah sakit, dia langsung datang kesini.

     Hanya saja dia tidak bisa masuk ke Perusahaan Martaguna, sehingga ini membuat dia sangat kesal. Suasana hatinya tentu akan sangat tidak baik. Kebetulan dia melihat Sean dan melampiaskan kekesalannya. 

     "Dasar sampah! Kakakku harus bekerja dan merawat Andin. Kamu sekarang datang kesini untuk bermain dengan alasan meminjam uang. Apakah kamu adalah seorang lelaki?" Adik iparnya alias Jennie melihat Sean dengan kesal.

     Sean baru menyadari bahwa Jennie berada di belakang Natalie. Sedangkan di belakang Natalie ada seseorang pemuda. Pemuda ini bernama Fikri, merupakan teman sekampus Jennie.

     "Jennie, apakah dia Kakak Ipar yang tak berguna itu? Mata Kakakmu kurang baik. Orang ini sama sekali tidak berbeda dengan petani," Fikri menilai Sean dan tatapannya dengan remeh.

     Dia beruntung pernah berbincang dengan Direktur Perusahaan Martaguna di sebuah acara. Lalu dia mendengar lagi bahwa Natalie sedang membahas kerja sama yang besar.

     Oleh karena itu, dia menunjuk dirinya untuk membawa Natalie datang bertemu dengan Direktur Perusahaan Martaguna, dia berharap bisa membantu Natalie Margaretha mendapatkan kerja sama ini. Hanya saja, Direktur itu tidak memberi muka untuknya, sehingga membuat dia malu.

     Sekarang dia melihat Jennie dan Ibunya sedang meremehkan Sean, dia juga bersiap untuk menambah beberapa kata, untuk melampiaskan amarahnya.

     "Iya, entah apa yang Kakakku lihat, mau menikah dengan orang yang tak berguna seperti dia. Hal yang terpenting adalah orang ini sama sekali tidak bertanggung jawab," sindir Jennie.

     "Lelaki boleh tidak memiliki uang untuk sementara, tapi setidaknya harus memiliki rasa tanggung jawab," ucap Fikri sambil tersenyum.

     Sean melihat ketiga orang ini dan tak berbicara apapun, lalu berbalik badan ke dalam Perusahaan Martaguna.

     "Untuk apa kamu kesini? Cepat kembalilah rawat Andin!" Melihat Sean berjalan ke dalam, Natalie mengerutkan dahinya dan mengomelinya.

     "Aku pergi mencari Roby untuk membahas sesuatu." ucap Sean.

     "Apa? Kamu ingin mencari Roby orang kaya itu? Apakah kamu mau diusir seperti anjing?" Seketika Natalie kesal dan menjulur tangan untuk menahan Sean.

     Sean hanyalah seorang satpam yang rendah. Kalau dia diusir, maka akan membuat ibu mertuanya sangat malu.

     "Lepaskan, Ibu. Aku sungguh ada masalah mencari Roby!" ucap Sean mengerutkan dahi setelah tangannya ditarik Natalie.

     "Apakah kamu ingin menjadi lelucon di dalam sana? Roby merupakan orang terkaya yang pertama di Kota Bandung. Kamu hanyalah seorang satpam yang rendah, apakah berhak untuk bertemu dengannya?" ucap Jennie sindir.

     "Kamu tidak boleh berkata seperti itu. Mungkin karena Kakak Iparmu merasa memiliki marga yang sama dan merupakan satu keluarga dalam lima ratus tahun yang lalu! Hahaha…" ucap Fikri penuh sindiran.

     Sean agak kesal, "Apakah mereka hari ini sudah gila secara bersamaan?"

     Tapi dia juga tidak boleh marah kepada Natalie Margaretha. Dia hanya bisa mengeluarkan telepon untuk menghubungi Roby, untuk turun menemuinya.

     Di saat ini, ada seorang wanita dengan tubuh yang sempurna dan memakai setelan formal datang. Melihat wanita cantik datang, Natalie melepaskan tangannya dari Sean. Wajahnya menunjukkan kecurigaan.

     "Dia adalah sekretaris pribadi Pak Roby," ucap Jennie.

     "Mungkin mereka merubah sikap mereka dan datang memanggil kita kembali. Tante Natalie, selamat Anda akan mendapatkan kerja sama ini," ucap Fikri penuh hormat.

     "Apakah sungguh mencari kita kembali untuk membahas?" Natalie sedikit tidak percaya, tapi wajahnya menunjukkan sedikit kesenangan.

     "Tentu! Disini hanya ada kita, lagipula kita juga telah berbicara dengan mereka. Mereka tentu datang mencari kita," ucap Fikri dan mengangguk pasti.

     "Dulu tidak bisa membahas dengan CEO Ardy, sedangkan sekretaris pribadi Pak Roby datang mencari kita. Pasti Pak Roby yang menyuruhnya. Ibu, sepertinya kerjasama ini akan sukses!" ucap Jennie semangat.

     Kalau kerja sama ini jadi, maka Ibunya akan membagi komisi uang yang banyak untuknya. Natalie juga merasa benar setelah dipikir ulang. Sekretaris pribadi Pak Roby tentu datang mencari mereka, tidak mungkin mencari Sean.

     Natalie senyum menyambut kedatangan wanita itu dengan pikiran itu, "Selamat siang, kamu datang..."

     Natalie belum selesai berkata dan senyumannya masih terpasang kaku di wajahnya. Dia hanya bisa menemukan sekretaris cantik itu tidak mempedulikannya dan langsung melewatinya untuk berjalan ke hadapan Sean.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Abdul Majid
novel ini sangat bagus alurnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Tuan Muda Konglomerat   Ekstra Part

    “Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 256 - End

    "Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 255

    Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 254

    "Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 253

    "Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 252

    Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status