"Khair? Sean teringat kata-kata Khair yang mengancam kemarin, lalu mengangkat sudut bibirnya.
Tapi dia awalnya memang ingin mengundurkan diri, jadi memecat itu sama saja baginya.
Sean datang ke kantor ketua petugas keamanan alias Bima. Dia belum saja bilang ingin mengundur diri, lalu terdengar Bima berkata, “Sean, kamu terlalu sering meminta ijin kerja, sangat mengganggu rencana pekerjaan divisi kita. Aku telah meminta persetujuan Pak Chandra. Maksud Pak Chandra ingin memecatmu.”
“Oh, baiklah kalau begitu berikan gajiku beberapa hari ini,” ucap Sean tenang.
“Kamu itu dipecat, bagaimana mungkin dapat gaji, bahkan uang jaminan tidak bisa dikembalikan,” ucap Bima dengan senyum tipis.
Bima pikir, Sean akan berdebat lama dengannya, tapi siapa sangka dia langsung menerimanya, "Dasar bocah, kenapa harus mencari masalah dengan Pak Khair? Dia adalah salah satu tokoh yang memiliki hak pasti di dalam perusahaan ini. Saat ingin memecatmu saja, tidak perlu menjalani proses apapun."
Sean tersenyum melihat Bima dan berkata, “Baik, aku akan pergi bertanya kepada Pak Chandra," dia tersenyum dingin, lalu keluar dari ruangannya.
Meskipun dia sekarang telah menerima warisan kekayaan keluarganya dan tidak peduli dengan uang itu, tapi siapa yang berani mengambil uangnya begitu saja. Melihat Sean yang begitu percaya diri, Bima mengerutkan dahinya, lalu mengambil teleponnya untuk menghubungi Khair.
“Pak Khair, Sean pergi mencari Pak Chandra. Sepertinya kurang baik untuk tidak memberikan uang jaminan kepadanya,” ucap Bima sedikit khawatir.
“Tenang saja, aku telah berbicara dengan Pak Chandra. Dia hanya seorang satpam, bukan masalah besar. Bagaimana mungkin Pak Chandra peduli kepadanya.”
Khair memutuskan panggilan dan menaruh kembali teleponnya. Sudut bibirnya terangkat pelan dan menyeringai.
"Sean, orang yang tak berguna sepertimu, apakah berhak berebut wanita denganku?"
"Memecatmu hanyalah awal dari rencanaku. Tunggu aku menemukan dimana kamu meminjam uang itu, kamu akan mati secara perlahan."
—
Sepuluh menit kemudian, di dalam kantor Chandra.
Chandra mengangkat kepalanya dan melihat Sean yang tiba-tiba masuk ke dalam kantornya. Dia mengerutkan alisnya dan berkata, “Siapa dirimu? Apa yang kamu lakukan?”
“Pak Chandra, dia adalah Sean dari divisi keamanan. Dia ingin sekali bertemu denganmu dan aku tidak bisa menghentikannya,” Sekretarisnya sibuk mengejar Sean masuk dan datang untuk menjelaskan.
Wanita itu memandang Sean dengan kesal. Dia tidak pernah bertemu dengan lelaki yang tidak bertindak baik.
“Sean yang berasal dari divisi keamanan?” Chandra mengangguk kepalanya dan teringat masalah yang dikatakan Khair untuk memecat Sean pagi ini.
“Benar, itu aku,” Sean duduk di kursi seberang Chandra dan memandangnya dengan tenang.
“Kalian boleh memecatku, tapi mengapa tidak memberi gaji kepadaku? Bahkan uang jaminan juga tidak diberikan kepadaku. Pak Chandra, mohon berikan penjelasan untukku!”
Chandra mengerutkan alisnya dan berkata, ”Aku sudah mendengar masalah memecatmu. Kamu sering bolos kerja, perusahaanku pasti sudah tidak bisa mempekerjakanmu. Tidak memberi gaji kepadamu merupakan maksudku, juga merupakan peraturan perusahaan.”
Kalau Khair telah mengatakan masalah ini kepadanya, maka dia harus menurutinya untuk Khair. Lagipula Khair adalah manajer pemasaran perusahaan ini, dan memiliki kemampuan yang hebat. Dia juga dapat membawa banyak bisnis untuk perusahaan mereka setiap tahun.
Sedangkan Sean, dia hanyalah seorang satpam. Kedua orang ini jika dibandingkan bagikan langit dan bumi.
"Peraturan perusahaan? Mengapa aku tidak pernah mendengarnya? Jangan-jangan aturan perusahaan bukan digunakan untuk mengatur karyawan?” Sean agak kesal
Sean sekarang telah meneruskan warisan Keluarga Diningrat, bisa saja dia tidak perlu peduli gaji ini, tapi ini merupakan masalah prinsip. Padahal perusahaan tidak ada aturan ini, lagipula dia juga bukan tiba-tiba bolos. Setiap kali dia mendapat persetujuan untuk minta ijin kerja.
Chandra terlihat sekali ingin membantu Khair untuk menghinanya, apakah sungguh menganggapnya sebagai petugas keamanan?
“Aku adalah Bos perusahaan. Aku bilang ada aturan ini ya tentu ada. Kalau kamu ada kemampuan untuk menjadi bos, kamu bebas untuk membentuk peraturan.” Chandra menatap Sean dengan kesal.
Kalau sudah memutuskan untuk membantu Khair, maka ia tidak akan peduli lagi tokoh kecil seperti Sean. Biarkanlah tokoh kecil seperti itu berdebat, lagipula juga tidak akan menghasilkan apapun.
“Apakah kamu yakin ingin mengambil gajiku yang begitu dikit?” ucap Sean.
Sebelum hari ini, kalau dia mendapat penghinaan seperti ini, dia tidak akan bisa menerimanya. Tapi sekarang semuanya telah berbeda.
“Boleh juga kalau kamu ingin memikir seperti itu. Kalau kamu tidak terima, boleh memanggil polisi untuk melaporkannya. Baik, kamu bukan karyawanku lagi, sekarang kamu sudah boleh pergi.” Chandra menaikkan bahunya dan bersikap untuk merendahkan Sean.
“Pak Chandra memang sangat hebat, sangat angkuh.” Sean tertawa.
Sean memberikan ibu jari kepada Chandra. Sebenarnya dia sama sekali tidak pernah menerima penghinaan begitu besar. Benar. Baginya, Chandra itu sedang menghinanya.
Orang baik juga bisa marah, tentu Sean tidak akan diam begitu saja. Bukan setiap orang boleh menghinanya dan merebut gajinya. Dia melihat Chandra sekilas, lalu mengeluarkan telepon untuk menghubungi Roby.
“Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in
"Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah
Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter
"Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga
"Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny
Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be