Share

Bab 6

     Dia sangat mengetahui apa yang dipikirkan oleh Khair, tentunya sekarang dia tidak menunjukkan raut wajah yang baik untuknya. Khair tercengang, setelah melihat sejumlah uang yang memenuhi koper itu, dia tidak dapat berkata-kata.

     Khair sama sekali tidak menyangka bahwa Sean yang bekerja sebagai seorang satpam, bisa memiliki uang tiga ratus juta dalam begitu cepat. Siapakah orang yang begitu baik, rela meminjamkan tiga ratus juta kepada seorang satpam yang gajinya hanya satu juta lebih perbulan?

     Mega juga terkejut, gaji Sean per bulan dia mengetahuinya. Da tidak dapat membayangkan darimana Sean mendapatkan uang tiga ratus juta ini.

     “Kamu pinjam uang dari mana? Apakah kamu pergi meminjam kepada rentenir?” Setelah Mega terkejut, dia dengan kesal menatap Sean.

     Sekarang kondisi mereka sudah sangat sulit, jika Sean meminjam kepada para rentenir, maka keluarga mereka akan hancur di tangan Sean.

     Sean tidak peduli terhadap omongan Mega, dia hanya memandang dingin kepada Khair, “Ambil uangnya dan segera pergi!”

     Khair merasa kesal mendengar ucapan Sean yang terus mengusirnya. Tapi setelah mendengar ucapan Mega, matanya kembali bersinar. Ini merupakan kesempatan terbaik untuk menghasut Mega bercerai dengan Sean.

     “Sean Diningrat, lelaki sampah yang tidak memiliki uang dengan gaji yang kecil, meminjam kepada rentenir? Apakah kamu tidak tahu kelakuanmu ini bisa menghancurkan keluargamu dan Mega?” Khair menyeringai memandang Sean.

     “Berisik!” Sean mendengus dan langsung menarik kerah pakaian Khair dan membawanya keluar.

     “Brengsek! Lepaskan!” Khair terkejut, dia tidak menyangka tangannya Sean begitu kuat.

     Mega juga terkejut atas kelakuan Sean, tapi saat dia tersadar kembali, Sean sudah menarik Khair keluar dari ruangan.

     “Kalau kamu masih berani datang mendekati istriku lagi, aku akan membuatmu menginap juga di rumah sakit!” ucap Sean sambil menjatuhkan Khair. Di saat yang sama, dia juga melempar koper penuh uang kepadanya.

     “Kamu sudah gila, Sean. Segera minta maaf kepada Pak Khair!” Mega mengejar dan melototi Sean.

     Khair bangun dari lantai dan menatap kesal kepada Sean, “Sean, hebat sekali kamu. Mari kita bertemu di kantor besok!”

     Khair mengambil koper itu dan berbalik lalu pergi. Sean hanyalah seorang satpam, setelah kembali ke kantor, dia memiliki berbagai banyak cara untuk mempermainkan Sean.

     “Pak Khair...” Mega ingin mengejar untuk bantu Sean meminta maaf, tapi akhirnya dia memilih tidak pergi.

     Mega berbalik badan melihat Sean dan berkata, “Sean, mengapa kamu begitu kasar? Pak Khair telah membantu kita, kamu masih tidak berterima kasih dan begitu kasar terhadapnya, apakah kelakuanmu benar?”

     Sean juga berbalik badan melihat Mega, tatapannya penuh dengan kekesalan, “Aku bilang tidak perlu bantuannya dan kamu terus meminjam uang kepadanya. Apakah kamu tidak tahu kalau dia tertarik kepadamu?”

     Mega tercengang, lalu dengan marah berkata, “Apa maksudmu, Sean? Kamu kira aku ingin memberinya kesempatan? Andin mungkin saja diusir kalau kita tidak segera membayar biaya rumah sakit. Kalau kamu bisa lebih cepat meminjam uang, untuk apa aku meminjam kepadanya? Apakah kamu tidak tahu bahwa aku juga lelah?”

     Mega sangatlah marah. Kalau bukan karena kondisi anaknya, kalau bukan karena Sean begitu tak berguna, apakah dia harus meminjam uang kepada lelaki yang begitu dia benci dan sambil menemaninya berbincang?

     Sean melirik Mega sekilas, lalu berkata, “Kamu pergi dulu temani Andin. Aku ada urusan dan harus keluar dulu.”

     “Apa yang ingin kamu lakukan? Apakah benar uang itu kamu pinjam dari rentenir?” tanya Mega curiga.

     “Tidak, aku pinjam kepada temanku,” ucap Sean lalu berbalik badan, dia tidak ingin berbicara banyak.

     Beberapa hari ini, mereka berdua sering bertengkar, jadi dia juga sudah malas. Dia ingin menenangkan dirinya sendirian. Awalnya, dia ingin memberitahu kenyataannya kepada Mega, tapi seketika dia memikirkannya kembali setelah melihat sikap Mega hari ini.

     —

     Keesokan harinya, Sean memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya, lalu merawat anaknya di rumah sakit. Dia percaya adanya bantuan Roby, pasti akan cepat menemukan orang yang memiliki sumsum sama dengan Andin.

     Perusahaan Arthaguna merupakan perusahaan pegadaian terbesar di kota Bandung. Setelah Sean gagal untuk melakukan sebuah usaha, awalnya datang kesini melamar sebagai karyawan divis pemasaran. Hanya saja Khair bilang dia kurang baik dalam berbicara, jadi direkomendasi sebagai satpam.

     Akhirnya dia tahu ternyata Khair tertarik kepada Mega, jadi tidak ingin meninggalkan dia di divisi pemasaran. Bangunan Grup Arthaguna ada sepuluh lantai, terdapat dua satpam setiap lantai. Tugas mereka ada pengawasan di setiap lantai, piket di gerbang pintu, mengarahkan kendaraan untuk parkir dan beberapa hal lainnya.

     “Kak Sean, bagaimana dengan kondisi anakmu?” Sean baru saja tiba di kantor, lalu ada seorang satpam yang menyapanya.

     Dia biasa dipanggil Amar, dia gagal dalam pelatihan militer dan juga tidak menemukan pekerjaan yang cocok untuknya. Sehingga datang menjadi seorang satpam disini.

     Awalnya Amar adalah pemuda yang sangat gegabah, apalagi setelah pelatihan militer, sehingga sifatnya agak galak. Saat Sean baru saja datang bekerja, dia pernah berdebat dengannya, sehingga ingin menghajarnya.

     Meskipun Sean tidak pernah mengikuti latihan militer, tapi ia sudah sering melatih bertinju, melatih diri untuk tenang. Kalau bertengkar, tidak ada satupun yang bisa mengalahkannya. Beberapa kali pukulan, akhirnya Amar dikalahkan oleh Sean.

     Sejak hari itu, Amar sangat kagum kepada Sean, bahkan sering menyapa Sean.

     “Dia akan pulih setelah menemukan orang yang memiliki sumsum yang sama,” ucap Sean.

     Amar berdehem dan dengan ragu berkata, “Kak Sean, hari ini aku melihat Khair mencari Pak Bima, sepertinya datang untuk memecatmu.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status