Share

Bab 5 : Membuatmu Malu Lagi

Sam langsung mematikan telponnya. Dia pun kembali ke apartemennya menaiki taksi.

Sesampainya di apartemen Sam melihat seseorang yang sudah menunggunya. Dia pun menghampiri orang tersebut.

"Apakah kau mau mampir?" tanya Sam ramah.

Tapi orang itu hanya tersenyum mengejek dan berjalan menghampirinya.

"Aku akan mengungkap semua rahasiamu malam ini!" ucapnya dengan senyuman miring di sudut bibirnya.

Ternyata orang itu adalah Reno. Dia sudah menunggu Sam dari tadi untuk membuktikan apakah benar bahwa dia tinggal di apartemen itu dan mempunyai uang untuk membelinya.

Sam pun menghembuskan napasnya dengan kasar lalu dia melipat tangannya di dada dengan menatap tajam kearah Reno.

"Apa maksudmu datang kemari?" tanya Sam dengan nada dingin.

Reno pun mendekatkan wajahnya di depan pemuda itu. Mereka saling menatap dengan sengit.

"Dinda bilang padaku, dia sangat yakin bahwa kau hanya bekerja sebagai supir karena dia melihatmu bersama seorang wanita datang untuk melamar pekerjaan di restoran milikku. Aku yakin kalau kau itu hanya seorang supir!" ucap Reno sambil menunjuk dada Sam dengan jari telunjuknya.

Sam hanya menggelengkan kepalanya dengan senyuman.

'Dasar! Kalian memang pasangan yang serasi, saling mengadu dan suka mencampuri urusan orang lain!' batinnya kesal.

"Apapun pekerjaanku itu bukan urusan kalian! Kalian berdua tidak perlu lagi ikut campur dengan kehidupanku saat ini. Jadi lebih baik kau segera pergi dari sini selagi aku berkata dengan baik baik!" usirnya berani.

Reno pun tertawa mendengar perkataan Sam.

Sam pun tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan pria sombong itu dan memutuskan untuk masuk ke dalam apartemennya sambil menyenggol bahu Reno.

Melihat Sam yang tidak peduli dengan apa yang dia ucapkan, Reno pun menjadi panas lalu mengikuti masuk ke dalam apartemen.

Setelah memastikan Sam masuk ke dalam lift, Reno pun menuju ke tempat security yang sedang bertugas. Dia ingin memastikan bahwa mantan karyawannya hanyalah seorang sopir dan penipu.

"Permisi, apa aku boleh bertanya sesuatu?"

"Silahkan, Pak. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya security itu dengan ramah.

"Begini pak saya ingin memastikan sesuatu, apakah Bapak bisa memberitahu saya informasi mengenai pria yang tadi barusan masuk ke dalam lift itu?" tunjuk Reno pada lift yang dimasuki oleh Sam.

"Oh, beliau adalah orang yang membeli unit paling mahal di apartemen ini, yang terletak di lantai paling atas, Pak!" jelasnya.

Mendengar itu Reno kembali terkejut.

'Sialan! Apa benar dia membelinya dengan uangnya sendiri? Bukankah dia sudah tidak bekerja saat ini!' dalam hati Reno kembali menggerutu.

Dia semakin penasaran.

"Apa kalian tahu? Dia itu adalah mantan karyawanku dan dia bekerja sebagai cleaning service! Jadi aku sangat yakin pasti dia sudah mencuri dompet seseorang lalu membeli apartemen di sini. Apa kalian mau bahwa apartemen ini ternyata dibeli dari uang hasil mencuri!" jelasnya dengan semangat.

Security itu pun tampak berpikir apakah benar semua yang diucapkan olehnya. Lalu security itu pun bertanya.

"Apakah Bapak yakin? Apakah dia mencuri dan Anda memiliki bukti?" tanya security itu lagi.

"Tentu saja! Dia itu seorang penipu! Ayo kita lihat datanya, dia pasti sudah memasukkan tanda tangan palsu atau dia sudah membayar dengan kartu atm palsu!" ucap Reno dengan mata melotot.

"Baiklah, Pak. Kalau begitu mari ikut saya!" ucapnya.

Reno dan security itu pun naik ke lift menuju kamar Sam. Jika yang dikatakan pria itu adalah benar, maka itu bisa merusak nama baik apartemen mereka yang saat ini sangat terkenal dengan keamanan yang ketat.

Setibanya di depan pintu kamar Sam, security pun memencet bel kamar.

"Siapa ya?" gumamnya.

Sam yang baru saja ingin mandi tentu heran siapa yang datang ke kamarnya. Sedangkan tidak ada satupun orang yang dia beritahu bahwa dia membeli apartemen di sini.

Dia pun membuka pintu, tampaklah Reno yang sedang berdiri bersama security menunggunya di depan dengan gaya angkuhnya. Pria itu tersenyum mengejek pada Sam.

"Selamat malam, Pak. Apa benar Bapak bernama Sam?" tanya security itu ramah.

"Selamat malam juga. Maaf ada apa?" tanya Sam kesal sambil melirik Reno.

"Begini, Pak. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Bapak Reno, bahwa Anda adalah mantan karyawannya dan mengatakan bahwa Anda adalah seorang pengangguran tetapi bisa membeli apartemen di sini. Kami ingin memastikan bahwa Anda membeli apartemen ini dengan uang sendiri atau uang hasil mencuri. Apa Anda tidak keberatan menunjukkan data diri Anda?" ucap security itu menjelaskan.

Sam pun mengerti sekarang kenapa Reno datang ke kamarnya bersama security. Ternyata ingin membuktikan bahwa dia seorang sopir atau seorang pencuri sesuai dengan dugaannya dan juga Dinda.

"Tentu saja, Pak. Aku akan memberikan semua data yang aku punya dengan senang hati. Bapak jangan khawatir tunggu sebentar aku akan mengambil dompetku dulu!" ucap Sam santai.

Dia pun kembal masuk ke dalam kamarnya.

"Dasar pria sombong! Lihat saja nanti siapa yang akan berakhir malu dan justru diusir dari apartemen ini!" gumamnya tersenyum.

Setelah itu mereka bersama turun kembali menuju meja resepsionis untuk membuktikan bahwa kartu yang dimiliki Sam untuk membayar apartemen ini adalah miliknya.

Setelah sampai di meja resepsionis. Security tadi minta rekannya untuk memeriksa data itu.

Sam pun langsung memberikan KTP beserta kartu miliknya pada wanita yang sedang bertugas.

Reno memperhatikan kartu milik Sam yang berbeda.

"Lihat itu! Kartunya saja sudah lain. Aku yakin sekali dia telah mencuri atau merampok rumah pria kaya dan dia menggunakan uang itu untuk membeli apartemen ini!" ucapnya kembali memojokkan Sam.

"Sabar, Pak. Mari kita lihat dulu datanya. Bapak harap tenang!" ucap security itu tegas.

Resepsionis pun mulai mengecek data yang ada di komputer.

"Baik, Pak. Sesuai dengan data yang kami terima saat membeli apartemen ini. Data yang diberikan oleh Pak Sam adalah benar. Dia telah membeli apartemen ini menggunakan kartu miliknya atas nama beliau," jelas wanita itu tersenyum.

Reno masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Coba cek sekali lagi! Aku yakin sekali dia pasti telah menipu kalian!" ucapnya bersikeras.

"Maaf, Pak. Tapi kartu dan juga data ini sangat valid dan tidak ada rekayasa di dalamnya. Kartu ini adalah kartu unlimited dan Pak Sam adalah pemilik aslinya," ucap wanita itu menjelaskan kepada Reno.

Mulut Reno pun kembali menganga dan wajahnya memerah menahan malu dan juga marah karena sekali lagi dirinya merasa dipermainkan dan juga tidak berhasil membuat Sam menderita seperti yang dia inginkan.

Sam pun tersenyum puas melihat reaksi Reno.

"Maaf atas ketidaknyamanan ini, Pak. Saya sebagai petugas di apartemen ini minta maaf karena sudah mengganggu kenyamanan selama berada di apartemen ini," ucap security itu.

"Tidak apa-apa. Dia adalah mantan Bos saya. Dia hanya tinggal di apartemen kecil. Mungkin Bapak bisa datang kemari untuk menginap semalam atau dua malam?" tawar Sam dengan senyum ramah padanya.

Reno hanya menatap Sam sambil menahan marah.

"Tidak perlu! Aku tidak butuh berlama-lama di sini!" ucapnya sinis.

"Baik kalau begitu karena Bapak sudah membuat tamu kami tidak nyaman, silahkan angkat kaki dari sini!" ucap security itu langsung mengusirnya.

Reno pun berbalik pergi tapi sebelum itu ia kembali menatap Sam dengan sorot mata penuh kebencian dan dendam.

'Lihat saja nanti! Aku akan mencari kelemahanmu!' ucapnya dalam hati.

Reno melangkah pergi berlalu dari sana dengan perasaan yang kesal. Sam pun tersenyum penuh kemenangan karena kembali membuat pria itu malu atas perbuatannya sendiri. Setelah mengambil kembali kartunya, dia pun kembali ke kamarnya.

Sesampainya di kamar…

Ponselnya berbunyi, ternyata Papanya yang menelpon.

"Malam, Pa? Ada apa?" tanya Sam malas.

["Aku ingin anakku segera memimpin perusahaan kita!" ucap Adam tanpa basa basi.]

"Belum sekarang, Pa. Ada yang ingin aku selesaikan. Nanti aku akan menghubungi Papa saat aku sudah siap!" jelasnya.

["Baiklah. Jaga dirimu!" ucap Adam dengan helaan napas.]

Klik!

Telpon pun dimatikan.

Sam pun beralih menelpon Pak Yudi untuk meminta bantuannya.

"Pak, tolong ambil berkas milikku di rumah Papa. Dan bawakan ke Hotel Royal Venus besok. Aku tunggu di sana!" pinta Sam.

Sam yakin Sarah akan sangat senang mendengar hal ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status