Arya mencoba menembus pertahanan dinding kaca itu. Dia dan pemain lainnya mencoba untuk mengeluarkan skill-skill yang mereka miliki. Namun, hasilnya tetap saja nihil. Sedangkan kondisi di dalam sana sudah sangat kacau.
“Sial!” Arya mengumpat, karena usahanya itu tidak membuahkan hasil.
Kemudian pandangan Arya diarahkan pada Tomochi yang sedang berada di tengah-tengah kekacauan itu. Perempuan yang memiliki rambut panjang bergelombang itu nampak mencurigakan.
“Aaaakkk!” Terdengar suara teriakan dari dalam dinding kaca itu. Semua pemain yang terjebak di sana berteriak; merintih kesakitan.
Mata Arya membulat seketika, saat melihat pemandangan yang sangat tidak wajar di dalam sana. “Apa-apaan itu?!” pekiknya. Bulu kuduk milik anak laki-laki itu berdiri. Rasa merinding kini menjalar disetiap jengkal tubuhnya.
Mengerikan. Itulah yang bisa Arya katakan sekarang terhadap kondisi yang ada di hadapannya. Bagaimana tidak? Ti
‘Tidak!’ Arya menjerit dalam hatinya. Sepertinya laki-laki yang gagah berani itu lupa memperhitungkan satu hal. Pada tangan kanan iblis itu terdapat dua ekor ular. Pergerakan hewan reptil itu jangan pernah disepelekan. Benar saja, saat laki-laki yang mengenakan baju besi itu berlari dan hendak mengincar tubuh sang iblis. Dua ekor ular itu mengetahui pergerakannya. Dengan cepat mereka merayap dan menghampiri laki-laki itu. “Jangan!” teriak Arya. Dia refleks langsung menarik pedangnya dan berlari, hendak mengincar ular yang sedang mengintai laki-laki itu. Namun, sayang pergerakan Arya tak secepat kedua ekor ular itu. Salah satu ular berbisa yang dimiliki sang iblis, langsung mengigit pemain berbaju besi itu. “Aaaakk!” teriaknya. Walau laki-laki itu mengenakan baju besi, tapi tidak dengan bagian kakinya. Ular itu sangat pintar, tahu mana area terbuka yang bisa ditembuh olehnya. Dia langsung mengigit area itu. Seketika ular itu mengisap da
‘Oh, shit!’ rintih Arya dalam hati.Sesak. Arya merasa semakin kesulitan bernapas. Tangan besar milik Belphegor itu dengan kuat mencengkram tubuhnya yang kurus.‘Kalau gini terus, bisa-bisa gue mati,’ batin Arya sambil meringis. Matanya menyipit, gigi bagian atas dan bawahnya beradu, ditekan dekan kuat, menahan rasa sakit yang dirasakannya.“Ah, kamu ini si anak yang menyebalkan, ya?!” ucap sang iblis kemalasan. “Aku dari awal tidak pernah menyukaimu! Berani-beraninya kamu menghalang-halangi mangsaku!” sentak Belphegor. Matanya kini menyala menatap wajah Arya yang sedang menahan sakit.Ada pertanyaan yang muncul di benak Arya. Dengan berusaha sekuat tenaga, dia mencoba membuka mulutnya. “Ma-maksudmu?” tanyanya lirih.Namun, ternyata sang iblis bisa mendengar pertanyaan Arya. Kemudian dia mendengus kesal. “Kamu selalu menghalangi temanmu. Padahal dia bukanlah seorang pekerja keras. Di
“Sanas Aquam!” Sebuah cahaya muncul dari ujung tongkat yang sedang dipegang oleh perempuan berkacamata dan mengenakan cloak berwarna baby blue. Kemudian di ujung tongkat yang terdapat bunga di sana, mengeluarkan sebuah gelembung kecil. Dengan cepat perempuan itu mengarahkan tongkatnya ke arah Arya. Gelembung itu melayang mendekat ke arah Arya, lalu menyentuh permukaan kulitnya. Seketika anak laki-laki itu merasakan kesejukan pada dirinya. Tubuhnya mulai bercahaya, perlahan rasa sakit dan juga sesak yang sedari tadi dia rasakan menghilang. Menarik napas dalam sembari terus merasakan efek dari skill yang baru saja Arya terima. Ini adalah skill penyembuh dari seorang wizard. Perlahan Arya mulai bertenaga lagi. Kemudian dia bangkit dan segera menghampiri perempuan itu, ikut berlindung di balik batu. “Thanks, Kak,” ucapnya. Arya memanggilnya dengan embel-embel ‘Kak’, karena dia merasa perempuan itu lebih tua darinya. Perempuan itu menarik kedua sud
Perlahan tapi pasti, efek dari skill Arya itu mampu membuat pertahanan Belphegor runtuh. Arya menggelantung, sambil memegang gagang pedangnya yang sedang menancap pada dada sang iblis.‘Mati! Mati!’ batin Arya dendam.“Sialan kau anak so suci! Aku benci padamu, Arya!” raung Belphegor. Ia menatap mata anak laki-laki yang sedang terbakar oleh perasaan marahnya.“Emangnya gue nggak benci sama lo? Sialan emang, setan!” hardik Arya tak mau kalah. Kemudian dia memutar gagang pedangnya dan mendorongnya semakin dalam.“Aaaakk!” erang Belphegor kesakitan. Jantungnya kini sudah benar-benar terbakar, dia merasakan panas mulai menjalar pada bagian terdalam tubuhnya.Belphegor bergetar hebat, lututnya kini terasa lemas. Dia sudah tidak mampu menahan rasa sakit yang diterimanya. Seketika lututnya itu menghantam tanah dan terjadi getaran yang sangat dahsyat.Pemain lain berteriak—panik, ketika mendapati
Arya dan Idun membelalakkan matanya, tatkala melihat Belphegor hidup kembali. Panik dan takut. Itulah yang sedang mereka rasakan sekarang. Kenapa iblis itu bisa bangkit kembali? Bukannya Arya sudah mengalahkannya tadi? Arya menelan ludahnyanya kasar sambil mendongak ke atas. Belphegor—yang sudah berdiri tegak itu mulai melemaskan anggota tubuhnya. Tak lama kemudian, para pemain lain yang merasa curiga pun mulai berdatangan ke bekas medan pertempuran. “Kayaknya misi ini belum selesai,” ucap Arya yang masih tak habis pikir. “Hahahaha!” Belphegor tertawa keras saat dirinya telah bangkit kembali. “Aku sudah bilang, kalau kalian jangan puas dulu, kan?” ucapnya merasa puas. “Kenapa dia hidup lagi?” teriak seorang perempuan dari arah belakang. “Iya, bukannya tadi dia sudah mati?!” sahut pemain lainnya. “Aku tidak bisa mati begitu saja, manusia bodoh!” timpal Belphegor, lalu diakhiri dengan suara tawa yang sangat keras sekali. Melihat para pem
“Jangan bermimpi kalian bisa melewati level ini!” kata Belphegor, suaranya menggema sangat keras. Dia terus mengamuk, membantai semua pemain yang terus melawannya. Benci. Belphegor tidak suka dengan bau yang menguar dengan kuat di area medan pertempuran. Bau itu bersumber dari aura para pemain yang sedang melawannya. Ini adalah aura ketekunan; tekad, kerja sama dan kerja keras. Sebagai sang kemalasan, tentu saja dia lebih menyukai orang-orang yang tidak melakukan apa pun. Manusia yang selalu lalai, tidak bersungguh-sungguh dan suka menunda-nunda pekerjaan. Manusia-manusia seperti itulah yang memberikan Belphegor kekuatan. Dan tentunya, mereka mejadi target buruan sang kemalasan. Seperti para pemain yang sebelumnya sudah mati ditangan sang iblis. Mereka gampang terbuai dengan ajakan Belphegor—yang menyamar sebagai gadis cantik, bernama Tomochi untuk bersama-sama menyembah pohon kitos. Karena pada dasarnya, kehidupan para pemain yang telah gugur di awal permain
Belphegor panik, ketika melihat Arya menargetkan dan menyerang ke arah pohon yang menjadi sumber penghidupannya. Ya, pada game ini diatur bahwa iblis di level satu ini tidak akan mati, jika sumber penghidupannya tak disentuh.Pohon kitos adalah sebuah pohon pemujaan. Misi pada level ini bukan sekedar tentang membeli senjata. Akan tetapi, tentang bagaimana mereka mencari sumber dana untuk membeli senjata itu. Bagi para pekerja keras, mereka akan memilih untuk berburu dan menjual hasil buruannya agar mendapat uang. Namun, bagi orang-orang pemalas, mereka akan terbuai dengan ajakan menyimpan uang di pohon kitos.Selanjutnya misi kedua pada level ini adalah mengalahkan Belphegor sebagai boss level. Sebenarnya yang harus mereka kalahkan adalah pohon itu. Karena dari awal yang menjadi sumber masalah pada level ini adalah pohon itu.“Sial! Bocah sailan! Jangan sentuh pohon itu!” Teriakan Belphegor menggema di sana. Tangannya mencoba meraih elang api yang ba
Kekuatan Belphegor semakin melemah, tapi bukan berarti dia mudah dikalahkan. Pasalnya pohon kitos itu masih berdiri kokoh walau dalam keadaan terbakar. Api yang membakar pohon itu masih belum bisa menghanguskan, bahkan meruntuhkan pohon besar yang menjadi sumber penghidupan sang kemalasan.“Kita lakukan penggabungan skill. Ciptakan efek menghanguskan, agar pohon itu mati dan kita memenangkan permainan ini,” ujar Arya. Matanya menegaskan bahwa mereka berdua harus melakukan teknik penggabungan itu.Angel yang mendengar perkataan Arya sedikit tersentak. Gadis itu sampai memundurkan kakinya selangkah.“Lo mau, kan?” tanya Arya.Walau laki-laki itu bertanya—meminta persetujuan Angel, tapi dari sorot matanya menegaskan bahwa laki-laki itu sedang memaksa Angel. Angel tak langsung menjawab, dia merasa bingung dan aneh dengan sikap Arya.‘Serius? Dia meminta bantuan? Bukannya dia itu ….’“Angel!