Share

Bab 4

"Kalau begitu, kamu pergi beli barang sendirian saja." Wulan melemparkan omongan dengan dingin dan langsung beranjak pergi.

David mengangkat bahu, berbalik badan dan langssung berjalan ke tepi jalan untuk memanggil taksi. "Pergi ke Emgrand Group, Pak."

Wulan masuk ke Starbucks. Setelah duduk, dia semakin marah memikirkannya. Dia mengeluarkan ponsel dan mengirim sepatah kata ke sebuah grup kerja, "Mengesalkan sekali, mengesalkan sekali!"

Grup kerja ini hanya ada 5 orang, semuanya merupakan rekan kerja yang lebih akrab dengan Wulan.

Dengan cepat, seorang gadis bernama Citra Tansil membalas, "Wulan, kamu kenapa? Siapa yang membuatmu marah lagi?”

“Papaku ntah dari mana temuin satu orang udik, dan bersikeras jadiin dia tunanganku.” Wulan seperti menemukan tempat untuk mencurahkan isi hati.

“Apa?”

“Astaga! Sungguh?”

Seluruh grup kerja menjadi riuh seketika.

“Untuk apa aku membohongi kalian?”

Wulan mengetik dengan kesal, “Yang paling kelewatan, papaku juga menyuruhku merekomendasikan orang udik ini masuk ke perusahaan kita. Secara halusnya menyuruhnya melindungiku. Aku bahkan tidak bisa menolaknya.”

“Tidak masalah, Wulan.”

Seorang pemuda bernama Surya Wangsa membalas, “Serahkan hal ini padaku. Besok aku pasti akan membuat anak itu enyah dengan penuh tekanan.”

“Hahaha, Surya bahkan sudah berkata demikian, kali ini anak itu akan sial.”

“Begitulah. Siapa yang tidak tahu pamannya Surya adalah menejer personalia Freya kita. Dengan satu kalimat dari Surya saja, anak itu langsung tidak bisa masuk perusahaan kita.”

“Akan ada tontonan yang menarik.”

Kata semua orang membicarakannya.

Wulan ragu sejenak dan mengetik, “Surya, kamu jangan terlalu kejam, beri dia sedikit pelajaran, biarkan dia mundur dengan sendirinya saja.”

“Kamu tenang saja, aku tahu apa yang aku lakukan. “ jawab Surya.

Setelah meletakkan ponselnya, Wulan tanpa sadar menunjukkan tampang puas.

David, ya? Aku akan membuatmu tahu betapa besar perbedaanmu dan aku.

Di dalam Emgrand Group.

Yang terlihat hanya seorang pria dengan setelan jas di tubuh dan berekspresi tegas, berlutut dengan satu kaki di hadapan David, “Julio menghadap tuan muda.”

Jika orang di luar sana melihat adegan ini, pasti akan terkejut hingga tidak bisa berbicara.

Pria ini bernama Julio Sianturi, pemilik Emgrand Group, yang juga dijuluki sebagai Raja Jayanegara. Dia adalah kaisar seluruh bawah tanah Jayanegara. Setiap kali dia menghentakkan kakinya, seluruh Jayanegara akan bergetar karenanya.

“Sudahlah, Julio. Jangan begitu kepadaku.” David duduk dengan menyilangkan kedua kaki dan dengan nada buruk berkata, “Sebelum guru meninggal, dia menyuruhku menemuimu setelah turun gunung jika ada waktu. Katakanlah, dia masih ada perintah apa?”

“Tuan muda, tuan besar menyuruhku menyerahkan beberapa barang kepada Anda.”

Julio mengeluarkan barang yang sudah disiapkan dan berkata, “Tuan muda, ini adalah kunci Vila Nomor Satu Menteng. Harganya setara dengan 1 triliun. Tuan besar sejak awal sudah membelikannya untukmu, dan dijuluki sebagai rumah mewah pertama di Jayanegara. Anda bisa pindah ke dalamnya kapanpun juga.”

“Sebenarnya, ini adalah kontrak pengalihan saham sebuah perusahaan di bawah naunganku. Tidak banyak, hanya senilai 100 triliun. Anda cukup tanda tangan di atasnya dan perusahaan ini menjadi milik Anda.”

Setelah David menerima kunci dan membaca kontrak sekilas, dia menemukan bahwa yang dialihkan Julio adalah sebuah perusahaan kosmetik bernama “Freya”.

Setelah menandatangani kontrak pengalihan saham, David tiba-tiba dengan dinginnya berkata, “Bagaimana dengan hal yang kusuruh periksa sebelumnya?”

Julio dengan sedikit bergumam, “Tuan muda, aku menemukan bahwa kebakaran besar Panti Asuhan Bisma 20 tahun lalu berkaitan dengan Keluarga Camin, konglomerat Jayanegara……”

“Gubrak!”

David mengepalkan tangannya dengan keras, sebuah tenaga yang sangat mengerikan keluar dari tubuhnya.

Niat membunuh!

Ini adalah niat membunuh yang tidak ada habisnya!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status