Share

25. Wali

Mariani menutup panggilan suara di telepon. Meletakkannya dengan hati-hati, seakan takut jika seseorang mendengar dan mengetahuinya. 

"Habis dapat telepon dari siapa, Bi?" Suara Jenar menginterupsi kekosongan. "Kenapa nutupnya pelan-pelan gitu." Dia terkekeh. Berjalan masuk ke dalam rumah. 

"Bu Jenar sudah balik?" Mariani berusaha untuk bersikap wajar, meskipun dia sedang kalang kabut tertangkap basah. 

"Swalayan di depan sana tidak menjual yang aku cari," katanya. Tersenyum kecut, kecewa. "Jadi aku pulang saja."

Mariani manggut-manggut. 

"Ngomong-ngomong gimana sama Jean?" tanyanya. "Dia siap berangkat sekolah?" tanyanya lagi. 

Mariani mengangguk. "Aku akan mengantarkannya sebentar lagi, Bu."

Jenar menggelengkan kepalanya. "Biarkan aku yang antar," sahut Jenar. "Sekolahnya di perempatan jalan keluar dari komplek ini bukan?" 

Mariani ragu untuk menjawab dan menganggukkan kepalanya, karena m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status