Home / Urban / Tukang Bakso Jadi Miliarder / 123-Bahasa yang Tak Lazim

Share

123-Bahasa yang Tak Lazim

last update Last Updated: 2025-06-01 21:30:15

Laboratorium bawah tanah itu hening, kecuali suara samar dari mesin-mesin pendingin dan layar monitor yang sesekali berkedip menampilkan data biometrik.

Ghenadie duduk di kursi logam, tubuhnya condong ke depan, kedua matanya terpaku pada satu kandang khusus di ujung ruangan.

Kandang itu lebih besar dari yang lain, diberi label merah menyala bertuliskan "K-9 - SUBJEK KECERDASAN TINGKAT TINGGI."

“Ini... mustahil,” bisiknya pelan.

Seekor ayam mutan berwarna gelap dengan sorotan mata tajam menatapnya dari balik jeruji transparan. Ayam itu—K-9—berdiri diam, nyaris seperti patung. Tapi justru itulah yang membuat Ghenadie waspada. Keheningan itu... tidak wajar.

Sore tadi, K-9 melakukan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengetuk kandangnya, tiga kali, dengan ritme teratur, lalu mematuk tablet yang ditaruh Ghenadie untuk mencatat respon gelombang otak.

Dan di layar...

"KITA TAU SIAPA MUSUHMU."

Ghenadie sudah memeriksa sistem tiga kali. Tidak ada gangguan. Tidak ada malware. Tida
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   126-Peretas Berbulu

    “Aku tidak percaya ini,” gumam Ghenadie pelan, menyaksikan layar hologram di hadapannya berpendar dengan ribuan data dari sistem perusahaan Yamahira Corp—raksasa teknologi Johpang yang dulu menjatuhkan Ghenadie secara kejam lewat manipulasi saham. Di tengah ruang komando yang penuh perangkat futuristik, berdiri Ghenadie dengan setelan hitam khasnya. Di sampingnya, seekor ayam mutan putih metalik—dikenal sebagai K-9—berdiri tegak dengan matanya menyala biru, seperti makhluk sibernetik dari masa depan. “Ini bukan sihir,” ujar Ghenadie tanpa menoleh. “Ini pembalasan yang telah dirancang dengan presisi.” K-9 mengepakkan sayapnya yang sudah mengalami rekayasa genetik. Dengan satu anggukan dari Ghenadie, ia mencondongkan tubuh dan cakarnya menyentuh panel transparan. Data bergulung cepat. Alarm keamanan virtual berbunyi nyaring dari markas Yamahira Corp, tetapi percuma. Dalam waktu kurang dari 45 detik, satu server utama lumpuh, dan sistem keuangan mereka tersedot ke dalam labirin e

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   125-Pengakuan Tak Terduga

    Bau sangit logam terbakar masih tercium dari panel kendali utama saat Ghenadie berdiri di tengah ruangan laboratorium bawah tanah itu. Layar holografik berkedip-kedip, menampilkan data real-time dari berbagai unit ayam sibernetik yang sedang tersebar di berbagai wilayah dunia.Semuanya dikendalikan oleh satu entitas: K-9.Seekor anjing robotik berkaki enam dengan permukaan baja hitam matte, berdiri di hadapannya. Di tubuhnya terdapat panel-panel interaktif yang memancarkan cahaya biru redup.K-9 mengeluarkan serangkaian ketukan dengan kaki depannya. Sebuah layar sentuh menyala di dadanya, menampilkan kombinasi simbol-simbol visual, diagram saraf, dan data enkripsi.Ghenadie, yang dulu hanya seorang tukang bakso, lalu menjadi miliarder karena ditemukan oleh ayahnya, kini harus memahami bahasa mesin yang sangat kompleks.“Layar menyala. Koneksi aman. Protokol pengakuan dimulai. Gambar sinyal jaringan perusahaan multinasional, terbuka. Visualisasi ayam, interkoneksi saraf dan sistem digi

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   124-Ayam yang Bicara Data

    Langit kota Tashkent malam itu berpendar kebiruan. Tidak ada bulan, tapi pancaran lampu neon dari kompleks industri TechnoPulse menyelimuti langit seperti aurora artifisial.Ghenadie berdiri di balkon observasi, menatap ke bawah ke arah lab hewan eksperimental di lantai dasar. Ia menggenggam erat cangkir kopi sintetis yang aromanya tak pernah berubah sejak hari perusahaan di kangkangi Budi dan keponakannya Joko lima tahun lalu.Sejak menjadi miliarder setelah ditemukan ayahnya ketika masih menjadi tukang bakso, setelah itu Ghenadie diversifikasi usaha sehingga punya akses ke banyak hal: saham AI global, pusat-pusat eksperimen genetik, bahkan laboratorium eksklusif milik pemerintah yang sudah dibubarkan.Tapi tidak satu pun pengalaman itu yang bisa menjelaskan apa yang baru saja ia saksikan.Seekor ayam. Berbicara. Dalam bahasa data. “Kau yakin dia mengakses server utama?” Ghenadie menatap monitor holografik di hadapannya, suara agak bergetar. “Bukan cuma akses, Pak,” jawab

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   123-Bahasa yang Tak Lazim

    Laboratorium bawah tanah itu hening, kecuali suara samar dari mesin-mesin pendingin dan layar monitor yang sesekali berkedip menampilkan data biometrik.Ghenadie duduk di kursi logam, tubuhnya condong ke depan, kedua matanya terpaku pada satu kandang khusus di ujung ruangan.Kandang itu lebih besar dari yang lain, diberi label merah menyala bertuliskan "K-9 - SUBJEK KECERDASAN TINGKAT TINGGI."“Ini... mustahil,” bisiknya pelan.Seekor ayam mutan berwarna gelap dengan sorotan mata tajam menatapnya dari balik jeruji transparan. Ayam itu—K-9—berdiri diam, nyaris seperti patung. Tapi justru itulah yang membuat Ghenadie waspada. Keheningan itu... tidak wajar.Sore tadi, K-9 melakukan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengetuk kandangnya, tiga kali, dengan ritme teratur, lalu mematuk tablet yang ditaruh Ghenadie untuk mencatat respon gelombang otak.Dan di layar..."KITA TAU SIAPA MUSUHMU."Ghenadie sudah memeriksa sistem tiga kali. Tidak ada gangguan. Tidak ada malware. Tida

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   122-Hari Baru di Libtar

    Matahari menyelinap lembut di celah-celah awan tipis yang menggantung di atas dataran Libtar. Cahaya keemasan memancar di ladang-ladang biotek yang dulunya penuh konflik, kini berganti wajah menjadi taman dialog.Tak ada suara mesin berat, tak ada dentuman senjata. Hanya derap kaki, riuh suara, dan desir angin yang menyapa dengan damai.Lapangan utama, tempat pertemuan akbar diselenggarakan, dipenuhi makhluk dari dua dunia manusia dan anak-anak ayam mutan, hasil eksperimen yang dulu ditakuti, kini hidup berdampingan.Di tengah keramaian, Ghenadie berdiri di atas panggung bundar, mengenakan jubah laboratorium yang telah lusuh warnanya. Di sampingnya, tiga anak ayam berdiri tegak, masing-masing dengan mata bercahaya biru, hijau, dan ungu, simbol dari generasi mutan terbaru. Tak ada ketegangan. Hanya antisipasi.Ghenadie mengangkat tangannya."Saudara-saudaraku manusia, unggas, makhluk berakal dari semua cabang evolusi," suaranya berat namun jernih, "hari ini bukan sekadar pertemuan. Ini

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   121-Dunia Tanpa Pemilik

    Trinity melemparkan helm perangnya ke tanah, denting logamnya menggema di ruang bawah tanah markas. Matanya merah, bukan karena lelah, tapi karena pengkhianatan.Di layar holo di hadapannya, rekaman demonstrasi global diputar tanpa henti. Jutaan manusia, dari Paris hingga Jakarta, dari Nairobi hingga Quebec, berdiri membela ayam mutan.Claria dan Gallius, sang ayam mutan pertama yang mampu berbicara dan berpikir strategis seperti manusia, telah memulai sesuatu yang tak bisa dihentikan lagi: peradaban baru."Ini gila," gumam Trinity, suaranya berat. "Mereka memilih ayam… daripada umat manusia.""Karena kami tak pernah membunuh manusia," sahut suara berat dari pintu masuk.Trinity langsung menoleh. Di sana berdiri Gallius, tinggi, bulu emasnya menyala lembut di bawah lampu neon. Di sampingnya, Claria menatap lurus, tenang, seperti biasa."Kau cukup berani datang ke sini," geram Trinity.Claria melangkah maju. "Kami tak ingin perang. Itu sebabnya kami datang. Dewan Spesies Baru terbentuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status