Share

Bab 4

Penulis: Evi
Katie tidak mengerti. Baru saja Markos dengan tegas mengatakan bahwa Nayo adalah orang yang paling penting baginya. Namun sekarang, kenapa dia justru menunjukkan tatapan yang penuh cemburu?

Katie baru hendak membuka mulut untuk bicara, tiba-tiba Nayo yang berdiri di samping terjatuh.

"Aaah!" Suara jeritan itu membuat Markos dan Fadil langsung tersentak. Mereka tidak sempat lagi menunggu jawaban dari Katie dan bergegas ke arah Nayo dengan panik.

Air mata membasahi wajah Nayo. Namun dengan suara gemetar, dia menolak bantuan mereka. "Kak Fadil, Markos ... kalian sendiri masih terluka. Jangan pikirkan aku, aku nggak apa-apa ...."

Lalu, dia menoleh pada Katie dengan tatapan lembut dan tak berdaya. "Kakak, bisakah kamu bantu aku masuk ke dalam sebentar? Aku cuma ingin duduk sebentar saja." Tanpa menunggu jawaban, Nayo langsung berjalan mendekat dan bersandar penuh ke tubuh Katie.

Katie ingin menolaknya. Namun, tubuhnya sudah terlalu lemah. Dia hanya bisa pasrah membiarkan Nayo menempel padanya dan membawanya melewati sebuah gerbang kecil menuju area dalam.

Begitu mereka berdua menghilang dari pandangan yang lain, sikap Nayo berubah total. Dia menegakkan tubuhnya dan senyum manis di wajahnya telah hilang digantikan dengan tatapan licik dan merendahkan.

"Kakak ... kamu benar-benar pikir dengan cara seperti itu kamu bisa merebut perhatian mereka? Kukasih tahu nih, jangan mimpi."

Katie tidak bisa menebak apa lagi yang hendak dilakukan wanita ini. Baru saja dia hendak bicara, Nayo telah mengangkat tangannya dan menampar pipinya sendiri berkali-kali.

Sambil menangis keras-keras, dia mulai berteriak-teriak, "Kakak! Maaf! Aku salah! Tolong jangan pukul aku lagi! Aku nggak akan rebut Kak Fadil dan Markos darimu! Aku janji, tolong jangan sakiti aku!"

Suara tangis dan jeritan itu terdengar jelas. Cukup keras untuk membuat dua pria yang baru saja tertinggal beberapa langkah segera berlari kembali.

Begitu mereka tiba, yang mereka lihat adalah Nayo bersimpuh di tanah dengan wajah penuh bekas tamparan dan menangis sejadi-jadinya seperti gadis kecil yang disiksa.

Fadil langsung tersulut emosi. Dengan mata penuh kemarahan, dia mendorong Katie sekuat tenaga.

Katie yang sudah nyaris kehabisan tenaga, tak mampu menahan dirinya. Tubuhnya terdorong keras dan jatuh menghantam sisi taman. Kepalanya membentur keras pada beton. Darah langsung mengucur dari dahinya.

Markos menatap Katie penuh dengan kemarahan yang membara. Tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia membentaknya dengan kasar, "Katie! Nayo dari kecil hidup tanpa orang tua! Dia sudah cukup menderita! Bahkan setelah masuk ke keluarga kalian pun, dia hanya dianggap anak angkat!"

"Kamu dari kecil hidup dengan segala kemewahan. Apa pun yang kamu minta, bisa kamu dapatkan. Kenapa kamu masih harus menyakitinya?!"

"Aku sudah cari tahu. Keluarga Hardaya sedang menyiapkan upacara pernikahan. Tinggal beberapa hari lagi, Nayo akan menikah ke sana. Kamu masih ingin merebut itu juga darinya?"

"Markos, kamu nggak usah terlalu memanjakannya! Dia sudah semakin lama semakin keterlaluan! Katie, ini bukan pertama kalinya kamu bikin masalah sama Nayo!"

"Beberapa tahun lalu, masih bisa dimaklumi karena kamu belum dewasa. Tapi sekarang? Dia sebentar lagi akan menikah dan kamu masih nggak rela membiarkannya hidup tenang! Aku benar-benar nggak percaya ... kenapa aku bisa punya adik sejahat kamu!"

Katie awalnya berpikir hatinya sudah mati rasa. Namun, mendengar makian mereka yang kejam, perasaan kecewa, sedih, marah, dan putus asa berkumpul di dadanya hingga membuatnya sesak. Pada akhirnya, dia tak bisa lagi menahannya.

"Bukan aku! Itu semua sandiwara yang dia buat sendiri! Di sana ada kamera pengawas, kalian bisa cek sendiri ...."

Namun, sebelum Katie sempat menyelesaikan kalimatnya, Nayo sudah lebih dulu menutupi wajahnya dengan tangis dan suara melengking. "Kak Fadil, Markos! Wajahku sakit sekali ... apakah wajahku akan rusak?"

"Lalu ... tadi kalian ngomong soal pernikahan apanya? Mau dinikahkan ke mana?"

Kalimat itu seketika membuat wajah Markos dan Fadil berubah drastis. Markos yang paling cepat bereaksi, langsung mengangkat tubuh Nayo dan memeluknya erat. "Bukan apa-apa. Nggak ada yang penting. Aku akan langsung bawa kamu ke rumah sakit sekarang!"

Fadil juga cepat-cepat menenangkan, "Nayo, kamu salah dengar. Kakak akan cari dokter terbaik buat kamu. Kamu nggak akan ada bekas luka sedikit pun!"

Mendengar suara langkah mereka yang menjauh, Katie tidak bisa lagi menahan air matanya. Dia menggenggam erat jimat keberuntungan di tangannya sambil membatin, 'Kalian salah.'

'Kakak, Markos .... Kalian berdua sepenuhnya salah. Karena wanita yang akan menikah ke Keluarga Hardaya adalah aku, Katie!'
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 26

    Hari saat Nayo dinyatakan bersalah oleh pengadilan, salju pertama pun turun di Vermont.Katie yang sejak kecil tumbuh di daerah selatan, sangat jarang melihat salju setebal itu kecuali saat berwisata. Oleh karena itu, dia sangat bersemangat hari itu. Dia menarik Flora bermain perang salju di taman, membuat si gadis kecil cemberut dan mulai melempar protes pada Hafiz yang hanya menonton dari samping."Kalau dekat sama orang baik, ikut jadi baik. Dekat sama orang jahat, ya ikut jahat! Kak Katie jadi berubah karena kelamaan sama kamu, makanya sekarang nggak mau ngalah lagi sama aku sebagai adiknya! Semua salah Kak Hafiz!"Si gadis kecil menggenggam bola salju dan melemparkannya ke tubuh Hafiz. Tadinya Hafiz ingin menghindar, tapi melihat Katie tertawa sampai nyaris tidak bisa berdiri, dia pun membiarkan dirinya jadi sasaran.Begitu Flora puas dan lari masuk ke dalam rumah, Hafiz berjalan mendekati istrinya dengan wajah pasrah. Kemudian, dia menggenggam tangan Katie yang memerah karena ked

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 25

    Kabar tentang putusnya hubungan antara Keluarga Hardaya dan Keluarga Tandean segera menggemparkan seluruh kalangan. Apalagi belum lama ini, kedua keluarga baru saja menjalin pernikahan aliansi.Semua orang mulai bertanya-tanya, sebenarnya kejadian sebesar apa yang bisa membuat Hafiz yang baru saja sadar dari koma, begitu murka dan langsung mengambil tindakan setegas itu.Entah dari mana asalnya, beredar desas-desus bahwa Keluarga Tandean telah memperlakukan Katie dengan semena-mena demi memanjakan anak angkat mereka. Konon, Hafiz yang begitu protektif terhadap istrinya pun marah besar dan memutus semua hubungan dengan keluarga mertuanya.Diskriminasi terhadap anak perempuan bukan hal asing di kalangan elite. Namun, memperlakukan anak kandung lebih buruk daripada anak angkat adalah hal yang baru pertama kali didengar semua orang. Maka tak butuh waktu lama, isu ini pun menyebar dengan cepat.Insiden yang ikut mencuat ke permukaan adalah kejadian heboh di pesta ulang tahun beberapa bulan

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 24

    Kali ini, sebelum Katie sempat menyelesaikan kalimatnya, Hafiz sudah lebih dulu memotongnya."Katie, sekarang kamu adalah istriku. Masalahmu adalah masalahku juga dan juga masalah semua Keluarga Hardaya. Nenek hanya sedang membela keluarga kita. Kamu nggak perlu minta maaf.""Soal memutus hubungan dengan Keluarga Tandean, itu adalah keputusan yang sudah dibicarakan oleh Ayah dan Nenek semalam. Kerja sama itu memang sejak awal bergantung pada hubungan pernikahan.""Kalau mereka sendiri nggak bisa memperlakukan putri kandung mereka dengan baik, di dunia bisnis mereka juga nggak mungkin bisa dipercaya. Mengakhiri kerja sama lebih awal hanyalah bentuk pencegahan risiko. Jangan menanggung semua kesalahan sendiri, ya?"Setelah mendengar penjelasan itu, hati Katie perlahan terasa lebih lega. Dia pun berhenti menangis. Hafiz mengeluarkan tisu dan menghapus air mata di wajahnya dengan sangat lembut.Melihat tatapan penuh kepedulian di mata Hafiz, hati Katie menjadi sedikit luluh. Dia tidak bisa

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 23

    Setelah melihat langsung sikap asli Keluarga Tandean, Hafiz akhirnya benar-benar mengerti seperti apa penderitaan yang pernah dilalui Katie. Dia menggenggam tangan Katie erat-erat dan menariknya ke belakang untuk melindunginya.Sambil menatap pandangan Keluarga Tandean yang penuh amarah, dia berkata dengan nada dingin, "Katie sekarang sudah menjadi menantu keluarga kami. Mulai hari ini, dia nggak ada hubungan apa pun lagi dengan Keluarga Tandean."Melihat kedekatan keduanya, Keluarga Tandean langsung tahu bahwa laki-laki itu pasti adalah Hafiz.Dimaki di depan umum oleh generasi yang lebih muda, Alzham dan Senia jelas merasa kesal. Namun karena Miyano berada di sana, mereka terpaksa menurunkan ego sebagai orang tua dan mencoba bicara secara rasional."Meski sudah berganti nama belakang, darah yang mengalir di tubuhnya tetap darah Keluarga Tandean! Kami punya hak untuk menegur dan mendidiknya!"Tatapan Hafiz langsung menggelap. Dia hendak membalas, tetapi Katie menahan tangannya dan men

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 22

    Setelah bekerja keras selama lebih dari setengah bulan, pernikahan akhirnya terlaksana dengan lancar. Beban terbesar di hati Miyano pun akhirnya terangkat.Dalam perjalanan pulang, dia tengah memejamkan mata untuk beristirahat. Namun, tiba-tiba terdengar keributan yang membuatnya tersentak. Dia mengerutkan kening dan menoleh ke luar jendela. Tepat saat itu, sang kepala pelayan datang melapor dan menjelaskan kronologi kejadian secara lengkap."Nyonyah, setengah jam yang lalu ada sekelompok orang datang ke luar vila. Katanya mereka dari Keluarga Tandean dan ngotot ingin bertemu dengan Anda."Keluarga Tandean?Begitu mendengar nama itu, Miyano langsung teringat pada hal-hal yang pernah diceritakan Hafiz. Wajah yang tadinya penuh kebahagiaan langsung menggelap.Dari kursi belakang, Jericho dan Giana juga menunjukkan ekspresi tidak senang dan ikut turun dari mobil mendampingi Miyano.Dari kejauhan, Alzham dan Senia melihat kembali sosok kerabat yang sudah bertahun-tahun tak mereka jumpai. A

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 21

    Tepat pukul dua belas siang, pernikahan yang tidak diumumkan ke publik ini pun resmi dimulai. Meskipun para wartawan dilarang mengambil foto, sejak pagi beberapa media sudah menerima bocoran. Mereka memotret dari luar hotel dan langsung memuat beritanya.[ Hafiz pulih dari koma, hari ini resmi menikah dengan putri Grup Prosper. ]Fadil yang berada jauh di Kota Modu baru saja bangun ketika melihat berita itu masuk daftar trending. Seketika, dia terpaku.Hafiz sudah sadar? Lalu kenapa Katie tidak memberi tahu mereka?Alzham dan Senia bilang pernikahan mereka seharusnya diadakan dua minggu lagi. Kenapa sekarang sudah muncul berita? Kalau memang benar menikah hari ini, kenapa tidak mengundang keluarga dari pihak perempuan untuk hadir?Dengan berbagai pertanyaan menggantung, Fadil mencoba menghubungi Katie untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun saat dia menelepon, barulah dia sadar bahwa dirinya sudah diblokir.Fadil terkejut, sekaligus marah. Namun, Katie berada di tempat ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status