Share

Bab 3

Penulis: Evi
Akhir pekan itu, Katie pergi ke Kuil Bakti. Dia mendengar bahwa kuil itu sangat terkenal akan kemujurannya dalam mengabulkan doa. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk pergi berdoa demi tunangannya, Hafiz.Konon, pria itu dulu adalah sosok yang luar biasa. Dia berbakat, tampan, dan mencolok seperti bintang di langit. Namun karena sebuah kecelakaan tragis, dia menjadi koma dan terbaring tak sadarkan diri selama lima tahun.

Kini, karena Katie yang akan menikah dengannya, suka dan duka mereka akan menjadi satu. Dia bertekad melakukan segalanya agar pria itu bisa sadar kembali. Jika hal itu tidak memungkinkan, dia tetap akan merawatnya seumur hidupnya. Seumur hidup ini tidak akan ada orang lain lagi di hatinya.

Dengan hati tulus dan tekad yang bulat, Katie berjalan sambil bersujud. Setiap langkah disertai satu kali berlutut dan sujud. Dia terus melakukannya hingga sampai di setengah perjalanan, tak disangka dia bertemu dengan orang yang sangat dikenalnya.

Markos dan Fadil.

Lutut mereka sama-sama sudah lecet, bahkan darah terus merembes keluar. Namun, mereka tetap menjaga Nayo di tengah-tengah mereka dengan hati-hati karena takut dia tergelincir atau tersandung.

Ketiganya sama sekali tak menyangka akan bertemu Katie di sini. Tatapan mereka penuh keterkejutan.

Mata Nayo memerah, seolah hendak menangis. Dia menyentuh dua utas kalung merah yang melingkari lehernya, lalu berkata dengan suara serak, "Kakak .... Kak Fadil dan Markos dengar kalau kuil ini sangat manjur, jadi mereka bersikeras datang ke sini untuk mendoakan aku. Lihat, sampai lutut mereka begitu ...."

Katie tidak menanggapi Nayo sedikit pun. Dia hanya kembali bersujud dengan tulus, langkah demi langkah menaiki anak tangga, sembari berdoa dalam hati.

'Semoga langit mengabulkan .... Semoga suamiku terbangun .... Semoga hidupnya damai dan bahagia selamanya ....'

'Semoga langit mengabulkan .... Semoga suamiku terbangun .... Semoga hidupnya damai dan bahagia selamanya ....'

'Semoga langit mengabulkan .... Semoga suamiku terbangun .... Semoga hidupnya damai dan bahagia selamanya ....'

Melihat Katie begitu sungguh-sungguh, wajah ketiganya perlahan berubah. Fadil akhirnya tak tahan lagi. Dia maju dan menarik tangan Katie dengan marah.

"Katie! Kamu dari kecil selalu hidup nyaman! Ngapain kamu tiba-tiba datang ke sini sekarang? Mau naik sampai ke puncak gunung yang hampir 10 ribu anak tangga itu dengan berlutut? Kecuali ada orang yang pernah menyelamatkan nyawamu, nggak ada siapa pun yang pantas kamu perjuangkan sampai segitunya!"

Katie tersenyum tipis. "Jadi, Nayo pernah menyelamatkan nyawa kalian berdua?"

Markos langsung menimpali tanpa ragu, "Nayo berbeda! Dia ... dia adalah orang yang paling penting bagiku."

Padahal, saat mereka berusia 17 tahun, Markos pernah berdiri di bawah pohon sakura sambil berkata dengan serius, "Markos hanya mencintai Katie."

Namun sekarang, "orang paling penting" itu adalah Nayo.

Katie tertawa hingga air mata jatuh membasahi pipinya. "Iya ... karena orang yang sedang aku doakan ini, juga adalah orang yang paling penting bagiku."

Setelah berkata demikian, Katie menarik tangannya dari cengkeraman Markos. Dia melangkah sedikit ke samping, lalu kembali berlutut dan naik satu anak tangga lagi. Melihat tekadnya yang begitu tak tergoyahkan, ekspresi Fadil jadi rumit dan penuh gejolak. Akhirnya, dia menghela napas panjang.

"Aku mengerti sekarang ... kamu pasti sedang mendoakan aku, ya? Kalau begitu, cukup sampai di sini. Kakak nggak perlu kamu sampai menyiksa diri begini."

Markos pun ikut memandang Katie dengan mata penuh kelembutan dan rasa sayang. "Katie, aku juga nggak butuh kamu berkorban sejauh ini. Sudahlah ... berhenti saja."

Namun, Katie tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menatap mereka berdua sekilas dengan tatapan dingin, lalu menoleh kembali ke arah puncak gunung yang tampak jauh di kejauhan.

Sekali lagi, dia berlutut.

Sikapnya yang gigih itu membuat Fadil dan Markos merasa gentar untuk pertama kalinya. Tanpa sadar, mereka melupakan Nayo dan mengikuti Katie dari belakang, langkah demi langkah menaiki tangga bersama.

Waktu terus berjalan. Matahari mulai tenggelam ke arah barat, cahaya sore berwarna jingga mulai menyelimuti gunung. Akhirnya ... mereka sampai di puncak.

Katie yang lututnya sudah penuh luka dan darah, berjalan ke arah Pohon Harapan dengan susah payah. Dia mengambil sehelai pita merah dan menuliskan sebuah nama di atasnya.

Melihatnya, Fadil dan Markos mengikutinya dari belakang. Namun saat mereka melihat huruf "HFZ" yang tertulis di atas kain sutra merah itu, mereka berdua seolah-olah tersambar petir.

HFZ ....

Itu bukan Fadil, juga bukan Markos.

"Siapa ini?!"

Katie baru saja hendak memasukkan pita merah itu ke dalam jimat perlindungan ketika Markos langsung meraih pergelangan tangannya dengan kasar. Wajahnya penuh dengan amarah yang tak tertahankan.

Dia bisa menerima jika Katie berdoa demi Fadil, kakaknya sendiri. Namun selain itu, dia tidak bisa menoleransi ada pria lainnya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 26

    Hari saat Nayo dinyatakan bersalah oleh pengadilan, salju pertama pun turun di Vermont.Katie yang sejak kecil tumbuh di daerah selatan, sangat jarang melihat salju setebal itu kecuali saat berwisata. Oleh karena itu, dia sangat bersemangat hari itu. Dia menarik Flora bermain perang salju di taman, membuat si gadis kecil cemberut dan mulai melempar protes pada Hafiz yang hanya menonton dari samping."Kalau dekat sama orang baik, ikut jadi baik. Dekat sama orang jahat, ya ikut jahat! Kak Katie jadi berubah karena kelamaan sama kamu, makanya sekarang nggak mau ngalah lagi sama aku sebagai adiknya! Semua salah Kak Hafiz!"Si gadis kecil menggenggam bola salju dan melemparkannya ke tubuh Hafiz. Tadinya Hafiz ingin menghindar, tapi melihat Katie tertawa sampai nyaris tidak bisa berdiri, dia pun membiarkan dirinya jadi sasaran.Begitu Flora puas dan lari masuk ke dalam rumah, Hafiz berjalan mendekati istrinya dengan wajah pasrah. Kemudian, dia menggenggam tangan Katie yang memerah karena ked

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 25

    Kabar tentang putusnya hubungan antara Keluarga Hardaya dan Keluarga Tandean segera menggemparkan seluruh kalangan. Apalagi belum lama ini, kedua keluarga baru saja menjalin pernikahan aliansi.Semua orang mulai bertanya-tanya, sebenarnya kejadian sebesar apa yang bisa membuat Hafiz yang baru saja sadar dari koma, begitu murka dan langsung mengambil tindakan setegas itu.Entah dari mana asalnya, beredar desas-desus bahwa Keluarga Tandean telah memperlakukan Katie dengan semena-mena demi memanjakan anak angkat mereka. Konon, Hafiz yang begitu protektif terhadap istrinya pun marah besar dan memutus semua hubungan dengan keluarga mertuanya.Diskriminasi terhadap anak perempuan bukan hal asing di kalangan elite. Namun, memperlakukan anak kandung lebih buruk daripada anak angkat adalah hal yang baru pertama kali didengar semua orang. Maka tak butuh waktu lama, isu ini pun menyebar dengan cepat.Insiden yang ikut mencuat ke permukaan adalah kejadian heboh di pesta ulang tahun beberapa bulan

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 24

    Kali ini, sebelum Katie sempat menyelesaikan kalimatnya, Hafiz sudah lebih dulu memotongnya."Katie, sekarang kamu adalah istriku. Masalahmu adalah masalahku juga dan juga masalah semua Keluarga Hardaya. Nenek hanya sedang membela keluarga kita. Kamu nggak perlu minta maaf.""Soal memutus hubungan dengan Keluarga Tandean, itu adalah keputusan yang sudah dibicarakan oleh Ayah dan Nenek semalam. Kerja sama itu memang sejak awal bergantung pada hubungan pernikahan.""Kalau mereka sendiri nggak bisa memperlakukan putri kandung mereka dengan baik, di dunia bisnis mereka juga nggak mungkin bisa dipercaya. Mengakhiri kerja sama lebih awal hanyalah bentuk pencegahan risiko. Jangan menanggung semua kesalahan sendiri, ya?"Setelah mendengar penjelasan itu, hati Katie perlahan terasa lebih lega. Dia pun berhenti menangis. Hafiz mengeluarkan tisu dan menghapus air mata di wajahnya dengan sangat lembut.Melihat tatapan penuh kepedulian di mata Hafiz, hati Katie menjadi sedikit luluh. Dia tidak bisa

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 23

    Setelah melihat langsung sikap asli Keluarga Tandean, Hafiz akhirnya benar-benar mengerti seperti apa penderitaan yang pernah dilalui Katie. Dia menggenggam tangan Katie erat-erat dan menariknya ke belakang untuk melindunginya.Sambil menatap pandangan Keluarga Tandean yang penuh amarah, dia berkata dengan nada dingin, "Katie sekarang sudah menjadi menantu keluarga kami. Mulai hari ini, dia nggak ada hubungan apa pun lagi dengan Keluarga Tandean."Melihat kedekatan keduanya, Keluarga Tandean langsung tahu bahwa laki-laki itu pasti adalah Hafiz.Dimaki di depan umum oleh generasi yang lebih muda, Alzham dan Senia jelas merasa kesal. Namun karena Miyano berada di sana, mereka terpaksa menurunkan ego sebagai orang tua dan mencoba bicara secara rasional."Meski sudah berganti nama belakang, darah yang mengalir di tubuhnya tetap darah Keluarga Tandean! Kami punya hak untuk menegur dan mendidiknya!"Tatapan Hafiz langsung menggelap. Dia hendak membalas, tetapi Katie menahan tangannya dan men

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 22

    Setelah bekerja keras selama lebih dari setengah bulan, pernikahan akhirnya terlaksana dengan lancar. Beban terbesar di hati Miyano pun akhirnya terangkat.Dalam perjalanan pulang, dia tengah memejamkan mata untuk beristirahat. Namun, tiba-tiba terdengar keributan yang membuatnya tersentak. Dia mengerutkan kening dan menoleh ke luar jendela. Tepat saat itu, sang kepala pelayan datang melapor dan menjelaskan kronologi kejadian secara lengkap."Nyonyah, setengah jam yang lalu ada sekelompok orang datang ke luar vila. Katanya mereka dari Keluarga Tandean dan ngotot ingin bertemu dengan Anda."Keluarga Tandean?Begitu mendengar nama itu, Miyano langsung teringat pada hal-hal yang pernah diceritakan Hafiz. Wajah yang tadinya penuh kebahagiaan langsung menggelap.Dari kursi belakang, Jericho dan Giana juga menunjukkan ekspresi tidak senang dan ikut turun dari mobil mendampingi Miyano.Dari kejauhan, Alzham dan Senia melihat kembali sosok kerabat yang sudah bertahun-tahun tak mereka jumpai. A

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 21

    Tepat pukul dua belas siang, pernikahan yang tidak diumumkan ke publik ini pun resmi dimulai. Meskipun para wartawan dilarang mengambil foto, sejak pagi beberapa media sudah menerima bocoran. Mereka memotret dari luar hotel dan langsung memuat beritanya.[ Hafiz pulih dari koma, hari ini resmi menikah dengan putri Grup Prosper. ]Fadil yang berada jauh di Kota Modu baru saja bangun ketika melihat berita itu masuk daftar trending. Seketika, dia terpaku.Hafiz sudah sadar? Lalu kenapa Katie tidak memberi tahu mereka?Alzham dan Senia bilang pernikahan mereka seharusnya diadakan dua minggu lagi. Kenapa sekarang sudah muncul berita? Kalau memang benar menikah hari ini, kenapa tidak mengundang keluarga dari pihak perempuan untuk hadir?Dengan berbagai pertanyaan menggantung, Fadil mencoba menghubungi Katie untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun saat dia menelepon, barulah dia sadar bahwa dirinya sudah diblokir.Fadil terkejut, sekaligus marah. Namun, Katie berada di tempat ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status