Share

Kembali tersakiti

last update Last Updated: 2024-10-03 19:49:49

Nimas baru keluar kamar saat tiba waktu makan malam.

Dimeja makan sudah ada Arjuna dan Winda yang tengah menikmati hidangan tanpa perduli pada Nimas yang masih merupakan nyonya rumah disini.

Sekuat-kuatnya hati Nimas jika terus-terusan melihat suami dan pelakor berbahagia diatas penderitaan yang dia alami hatinya tetap saja terluka.

"Sudah bangun?" suara Arjuna tak Nimas jawab.

"Sini makan, tadi Winda sudah pesan banyak makanan untuk makan malam kita." tatapan hangat kembali Arjuna layangkan pada istri pertamanya.

"Aku nggak lapar."

"Dasar nggak bersyukur, gengsi aku yang beli makanannya? La situ pemalas, tidur nggak tau waktu."

"Kamu..,"

"Sudahlah Nimas, jangan diambil hati. Winda lagi hamil muda, mood-nya naik turun." nasehat Arjuna yang terkesan membela Winda. Lagi dan lagi.

"Mas, kamu nggak pernah ngertiin aku, aku juga istrimu."

"Apa kamu sudah merasa jadi istri yang baik? Sudah beberapa hari ini kamu nggak lakuin tugasmu layaknya istri." suara Arjuna kembali naik.

Egois. Banyak orang egois yang tetap mempertahankan pernikahannya demi dirinya sendiri, salah satunya adalah Arjuna.

"Aku tidak pernah bilang kalau aku istri yang baik, tapi susah mu yang mana nggak aku temani? Kesalahan mana yang tidak aku maafkan, keegoisan mana yang aku tidak mengertikan, sikap acuh mana yang tidak aku maklumi, hanya beberapa hari aku tidak melayani mu, Mas. Kamu sudah mencecarku begini?"

"Aku lelah mas, sungguh... Izinkan aku turun dari kapal yang kau nahkodai, lanjutkan pelayaran bersama Winda saja, aku bukan istri junjungan kita Rasulullah yang ikhlas di madu." lagi-lagi air mata menjadi teman setia.

Perempuan setelah menikah yang mereka punya hanya suami, terlebih Nimas sudah tidak memiliki kedua orang tua, ketika suami pergi keluarga suami memang harus merangkul menantu perempuan. Namun, hal beruntung itu tidak Nimas dapatkan. Ibu mertuanya acuh, membiarkan putranya bersikap tak adil pada Nimas. Justru Rubiah berpihak pada selingkuhan putranya.

"Mas ." bentak Nimas sewaktu Arjuna menyeretnya masuk ke dalam kamar. mendorong tubuhnya hingga terjatuh di atas kasur.

Arjuna kalap. Dia tidak terima mendapatkan penolakan seperti itu dari Nimas. Ia mencintai Nimas, hanya caranya yang salah.

Arjuna menahan punggung Nimas dan mencekal pergelangan tangannya. Dia mencium bibir Nimas dengan kasar dan penuh tuntutan.

Baju bagian atas dirobek paksa, kedua paha Nimas duduki oleh Arjuna, satu tangannya mengunci tangan Nimas yang terus berusaha memberontak.

Tangisan Nimas tak Arjuna hiraukan, pria itu telah dibutakan oleh amarah, lupa jika perempuan yang di gagahi adalah istrinya sendiri.

Nimas di setubuhi secara kasar oleh suaminya sendiri, dalam keadaan perut kosong, hati sakit dan kini setiap inci tubuhnya juga merasakan sakit yang teramat sangat karena kegilaan Arjuna. Pria itu terus melakukan intimidatif terhadap Nimas yang sudah tak berdaya.

Nimas yang ditinggalkan begitu saja oleh Arjuna, mulai panik melihat bercak darah di pangkal paha kala akan membersihkan diri.

Tubuhnya bergetar hebat karena rasa takut yang mendera, berulang kali dia berteriak memanggil nama Arjuna, tetapi pria itu tak muncul-muncul.

Demi Tuhan Nimas takut terjadi apa-apa pada janinnya.

Dilantai atas Arjuna sedang membersihkan diri ketika ponselnya berdering dan tertera nama Nimas disana. Winda yang berada di atas ranjang tersenyum licik meraih ponsel itu dan dinonaktifkan.

Sampai saat Arjuna selesai membersihkan diri, Winda meminta Arjuna agar segera tidur menemaninya.

Dengan senang hati Arjuna menuruti keinginan Winda, lagi pula tubuhnya memang lelah setelah apa yang dilaluinya bersama Nimas.

Disaat Arjuna sudah terlelap justru Nimas yang semakin panik karena nomor suaminya itu malah tidak aktif. Teriakannya tidak mungkin di dengar karena kamar utama merupakan ruang kedap suara.

Disela rasa paniknya Nimas mengingat nomor telepon yang diberikan Bisma. Tanpa pikir panjang akhirnya dia menghubungi nomor tersebut.

Nimas sudah berada di depan pintu saat sebuah mobil Avanza berhenti tepat di depan pagar rumahnya. Seorang pria dengan rambut tapi turun dari sana.

Setelah memastikan jika itu Novrian teman Bisma, Nimas barulah meminta tolong untuk mengantarkannya ke rumah sakit.

 Sepasang mata merekam kejadian itu, dadanya membuncah bahagia melihat celah untuk menendang Nimas dari hidup Arjuna semakin besar.

Nimas yang sudah di perjalanan menuju rumah sakit jujur pada rekan Bisma jika dia sedang hamil dan mengalami pendarahan.

Novrian yang mendengar itu cepat membawa Nimas ke rumah sakit. Sesampainya disana Nimas langsung dibawa ke UGD.

Novrian yang menunggu di luar mengirimkan pesan pada Bisma tentang kondisi wanita yang bernama Nimas.

Sampai pada saat Nimas diijinkan pulang, bersamaan dengan pemuda itu yang sudah berdiri di balik tirai biru yang baru saja Novrian singkap.

Nimas terkejut melihat kedatangan Bisma yang mengenakan pakaian serba hitam di tambah jaket kulit dan topi. Sama halnya dengan Novrian yang mematung sejenak melihat kehadiran rekannya. Pria yang berprofesi polantas itu seolah tak percaya dengan apa yang dilihat.

"Cok, beneran langsung kesini?" tanya Novrian masih terheran-heran.

Wahhhh perempuan ini pasti sangat sepesial sampai seorang Bisma bela-belain pulang saat masih tugas. Pikir Novrian.

Bisma tak menghiraukan temannya, dia gegas mendekati Nimas yang tengah melihat kearahnya.

Dapat Bisma lihat beberapa luka di wajah Nimas, bagian yang paling menarik perhatiannya adalah bibir bawah perempuan itu yang masih ada sisa darah kering dibagian tengah. Bisma tidak bisa membayangkan segila apa Arjun, tapi hanya dengan membayangkan saja Bisma ingin mematahkan tulang-tulang abangnya itu.

"Mba, kita bawa masalah ini ke kantor polisi ya?"

Sebelumnya, kata maaf memang masih tersedia untuk Arjuna, tapi sekarang Nimas sudah menutup semua akses. Hanya dalam jangka waktu beberapa hari, mahligai rumah tangga yang terbangun selama 4 tahun hancur dan musnah hingga tidak ada lagi yang tersisa.

Nimas adalah gambaran seorang wanita yang tidak keberatan mendampingi laki-lakinya dalam kondisi minus, tapi tidak untuk berdiri bersama pria yang tidak bisa menjaga nafsunya saat ujian datang.

Antara besar hati dan bodoh, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan Nimas. yang merasa berat untuk mengabulkan keinginan Bisma yang memintanya untuk melaporkan Arjuna.

Dirinya terlalu mencintai suaminya hingga lupa jika pria itu sama sekali tidak pantas dicintai, beberapa jam lalu adalah bukti nyata seberapa besar kerusakan dan rasa egois yang sudah Arjuna lakukan.

"Nimas..?"

"Ya, aku akan melaporkannya." jawab Nimas dengan yakin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kinanti Khilary
semangat nulis ya.. ditunggu kelanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Akhir bahagia

    "Bun,..""Keputusanku untuk bercerai sudah bulat Pak Adi yang terhormat, sabarku cukup sampai disini." Zoe berbalik membelakangi suaminya dan hendak berlalu. Tetapi ucapan Adi berhasil mengurungkan niatnya."Apa jika aku menyerahkan diri, kamu bersedia menungguku bebas?"Zoe tertegun sejenak karena ucapan suaminya. Laki-laki yang selama ini begitu tegas dan keras, bagaimana bisa merendah.Yudhistira menatap wajah papanya dengan sendu."Usia kita tidak lagi muda, hidup sampai besok saja belum tentu, mengapa harus menunggu sesuatu yang tidak pasti." Zoe tidak seketika luluh."Bun, Papa mohon!" Adi menekuk lututnya dan menunduk di belakang tubuh istrinya. Tanpa perduli di lihat oleh beberapa anak buahnya, termasuk Yudhistira."Pa." Yudhistira ingin membantu Adi berdiri tetapi Adi menolaknya. "Biarkan bunda mu tahu jika laki-laki ini sangat mencintainya, aku memang pernah salah ucap dengan mengatakan kata seandainya, tetapi ucapan itu hanya sedikit keegoisan. Nyatanya itu tak mengurangi k

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Titik kehancuran

    "Jangan main-main Winda." mata Arjuna terbelalak saat Winda mendekatkan mata pisau di pergelangan tangannya sendiri.Negosiasi perceraian secara baik-baik tidak berjalan lancar. Winda tetap tidak mau Arjuna menceraikannya."Aku hanya perlu mati agar tak semakin sakit hati melihatmu tergila-gila dengan mantan!""Kamu salah paham. Aku ingin bercerai denganmu bulan karena Nimas tapi,..""Karena anak wanita itu, iya kan?"Arjuna mengusap wajahnya merasa frustasi berdebat dengan Winda hanya membuatnya semakin sakit kepala."Vanilla darah dagingku, dia anakku. Itu adalah faktanya." suara Arjuna memelan bersamaan dengan lelaki itu yang melangkah pelan mendekati Winda."Aku nggak perduli, kau yang janjikan kebahagiaan untukku, tetapi nyatanya kau hanya memprioritaskan kepentingan anak itu." Tubuh Winda bergetar, wanita itu terlihat sangat menyedihkan.Konsentrasi Winda mulai goyah, kesempatan itu dimanfaatkan Arjuna untuk menepis pisau di tangan Winda.Pergerakan Arjuna yang cepat mengejutkan

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Perpisahan dan persatuan

    Adi seperti di paksa menelan ratusan pecahan kaca bulat-bulat, tidak hanya mulutnya yang terluka lambungnya pun terkoyak karena terlampau parah luka yang di derita.Ungkapan penyesalan sang istri seperti memukul telak harga dirinya.Adi lupa. Jika pengakuan Zoe setara dengan perkataannya yang menyinggung perihal istrinya yang terlalu lama membuatnya nunggu sehingga usia Zoe mempengaruhi mereka tidak bisa memiliki keturunan.Apa sebenarnya arti kecewa? Ditinggal pas lagi sayang-sayangnya atau tidak diberi kepastian saat mengawali hubungan?Bagaimana dengan sebuah hubungan, yang dimulai baik-baik antara dua manusia harus disisipkan kebohongan demi mewujudkan sebuah luka dimasa depan?Menikah atas dasar saling menerima. Tidak ada ada yang menolak untuk melangkah ke jenjang yang serius.Namun, setelah belasan tahun, saat seharusnya mereka menikmati masa tua, semua justru menimbulkan perpecahan.Hingga klimaks, di usia pernikahan yang harusnya semakin kokoh.Lontaran kata yang tidak akan

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Kemarahan Adi

    Mobil Yudhistira baru saja memasuki area perumahan, ketika iring-iringan mobil pejabat menghalangi jalannya. Tidak perlu mencari tahu siapa yang berada di dalam mewah yang berhasil menghambat perjalanannya. Karena dari mobil berplat nomor pilihan itu keluar seorang pria yang langsung mengetuk kaca mobilnya. Alih-alih membuka jendela, Yudhistira memilih turun, dan menemui Papa sambungnya. Tetapi Adi membuka bagian pintu penumpang. "Kamu tidak mengangkat teleponku." "Apa itu perlu? " Amarah laki-laki itu sudah dipendam sejak kemarin. Jika ia marah sekarang, Bukankah hal yang wajar? Adi menoleh menatap Yudhistira. "Kamu juga tidak ada di kantor. Meeting? " Adi mendecih. "Apakah ada pertemuan di luar, benarkah itu bisnis? " "Aku tidak ingin berdebat dengan mu." Zoe membuka pintu mobil ingin keluar. "Aku belum selesai bicara, Zoe." tegas nada bicara Adi tidak membuat Zoe takut. "Jangan membentak Bunda!" Yudhistira mengingatkan Adi. "Kamu diam!" Adi tak suka ada seseorang yan

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Kabar bahagia itu

    Bisma menuntun istrinya untuk duduk di tempat tidur."Mas__"Bisma memandang istrinya." Ya sayang" jawab Bisma tersenyum." Ada yang ingin ku sampaikan" Ujar Nimas menyentuh pipi Bisma." Apa itu?" Bisma menangkap tangan Nimas dan membawanya pada bibirnya untuk di kecup."Mas Bisma sebenarnya_________"Nimas menatap wajah Bisma yang terlihat penasaran dengan apa yang akan di katakan.Nimas membawa telapak tangan Bisma, dan di kecupnya beberapa kali sebelum di bawa keatas perutnya.Nimas mendekatkan bibirnya ke telinga Bisma." Disini ada anak kita" Bisik Nimas lirih, secepat kilat menjauh dari telinga Bisma dan menatap wajah suaminya." Sayang_____"Nimas mengangguk." Aku juga baru sadar setelah melihat vitamin yang dokter resep kan untukku, dan juga aku baru sadar selama kita menikah aku tidak pernah mendapatkan tamu bulananku "" Ya Allah__ Masyaallah!!" Bisma terengah, sedikit panik dan juga kaget. Bisma membalas tatapan mata istrinya dengan raut penuh iba, bibirnya yang bergeta

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Menyadari

    Pagi itu Nimas tengah menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya di bantu Bu Yuri yang sejak subuh sudah datang karena ingin melihat Bisma secara langsung. Nimas yang tengah menata menu di meja terpaku pada kepingan vitamin yang diresepkan untuknya, wanita itu merasa familiar. Nimas mengingat tidak ada pesan apapun dari Mama mertuanya ketika mereka pulang dari rumah sakit. Datangnya sang suami dengan keadaan selamat menyedot perhatian semua orang termasuk dirinya sendiri, Nimas bahkan tidak memikirkan apa yang terjadi pada dirinya sendiri, terlalu lega, terlalu bahagia orang yang dicintainya pulang dengan keadaan selamat. "Ya Tuhan, mungkinkah?" Air mata Nimas mengalir tanpa bisa dicegah. Buru-buru meninggalkan dapur dan berjalan cepat ke kamar utama. Nimas buru-buru melihat kalender yang ada di kamar mereka, wanita itu terpaku pada barisan angka yang diamatinya, seketika tangisnya pecah sadar jika semenjak dia menikah dengan Bisma, dirinya tidak pernah mendapatkan tamu bulanan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status