"Kita sudah sampai, apa kamu bisa membantu aku untuk membuka pintu?" tanya Jose mengambil kesempatan tangannya yang sakit itu.Victoria turun lebih dulu daripada Jose, dia membukakan pintu dan memapah pria itu untuk masuk ke dalam Perth Arena, sudah sangat gelap di luar gedung itu, akan tetapi ini sudah biasa, karena di dalam akan terang dengan lampu."Kamu yakin mau melihat aku berlatih?" Victoria tidak memiliki hak untuk mencegah Jose ke sini, namun dia juga harus mengingat satu hal, semua kecelakaan itu disebabkan olehnya."Aku di sini bukan hanya menonton kamu, aku akan mengajarkan kamu satu teknik yang selalu aku mainkan, apa kamu tidak mau?"Tentu Victoria terkejut dengan ucapan idolanya, tidak mungkin dia menolak untuk berlatih dengan Jose Piter, benar yang di katakan Jose, dia tidak bisa bermain, tetapi bukankah sudah sepakat untuk menjadi pelatihnya."Aku mau Jose, tentu aku bersedia. Tidak ada yang aku tolak kalau ini masih dalam ruang lingkup kegemaran aku, kita berlatih s
"Aku move dari Marcho maksud kamu?" Tatapan Victoria sangat tajam, dia tertawa masih mendengarkan dirinya harus move on dari anaknya."Kenapa kamu tanya lagi, move on lah kalau itu hanya mantan kekasih, jangan pernah bikin dia ada di atas untuk melihat kamu terpuruk."Jose masih tetap ngotot ingin mengetahui jawaban Victoria, dia sendiri ingin wanita itu hanya memikirkannya."Jose, ini sudah malam, apa bisa kamu mengantar aku pulang? Tentang Marcho, suatu saat nanti aku akan menceritakannya," kata Victoria tidak bisa mengatakan takdirnya yang harus menikah tanpa cinta."Tentu bisa, apa yang Baby Victor minta, aku akan memberikannya, dan kalau Baby tidak mengizinkan aku mengetahuinya, maka tidak perlu, simpan menjadi kenangan di dalam hati untuk banyak belajar di masa sekarang," balas Jose bersedia mengantarkan pulang.Mereka pulang, tidak ada yang istimewa malam ini, hanya karena ingatannya kembali kepada Marcho yang belum sama sekali ada kabar, dia akan bertanya pada Gana saat pulan
"Aku di sini untuk kamu, tidur sekarang."Gana melihat kalau istrinya sudah seperti wanita pada umumnya yang membutuhkan perlindungan suami."Gana, jangan lepaskan pelukan kamu," pintanya masih dalam nada takut."Iya, aku masih peluk kamu."Gana senang dengan semua ini, setidaknya rencana ini telah membuatnya puas karena selalu dibuat takut oleh istrinya, anggaplah semua ini pembalasan termanisnya.Malam yang sudah begitu larut membuatnya tidur satu tempat tidur dengan istrinya lagi, mereka terlihat nyaman satu sama lain, ada senyuman terlihat diujung bibir mereka berdua yang begitu indah malam ini.Dalam hitungan jam saat ini waktu sudah berganti lagi, membawa semua sinar matahari bersinar masuk ke dalam kamar."Gawat, aku tidur di sini. Daripada nanti dia histeris, aku segera mandi."Gana turun dari sana, membiarkan Victoria tertidur dengan nyenyak tanpa dirinya.Suara pintu terbuka dengan jelas, membangunkan wanita itu dari tempat tidur yang bukan miliknya."Heh, kenapa aku ada di
"Kita berangkat sekarang," ajak Gana pada mereka berdua.Victoria yang tidak mengerti kalau dirinya masih menunjukkan wajah tidak sukanya pada Gana terlihat oleh Marcho."Mama kedua kenapa? Apa masih tidak suka kita pergi berdua?" tanya Marcho mendekatinya.Gana melirik tajam ke arah Victoria, begitu menakutkan, tatapan yang tidak mau dibantah itu memang ciri khasnya."Tidak sayang, Mama kedua hanya ingin segera sampai, dari tadi lama juga di dalam rumah, memangnya kita mau ke mana? Apa kamu sudah punya tujuan?"Marcho melirik ke arah Gana yang berdiri paling depan."Gimana Pa? Mama kedua tanya kita mau ke mana, apa Papa sudah punya tempat yang bagus?" Gana berpikir sejenak dengan pertanyaan Marcho, karena belum ada plant sebelumnya, acara hari ini saja membuat pikirannya kehilangan milyaran dollar, lalu harus mencari tempat."Kalau begitu nanti Papa pikirkan di mobil," jawab Gana masih bingung.Victoria menepuk dahi, ternyata anak dan suaminya memang tidak berniat pergi, namun memak
Mereka berdua mendekati Gana yang sudah pingsan, Marcho panik melihat Papanya tidak sadarkan diri dan menyebut nama Marcella."Pa, kenapa Papa terus menyebut nama itu di depan Mama kedua, padahal Papa tau kalau diri Papa sudah mulai peduli sama Mama, tapi kenapa orang dewasa selalu rumit," batin Marcho.Victoria memapah pria galak dan berdarah dingin itu, dia sangat kesal karena harus di susah kan seperti ini."Marcho, kamu jalan duluan, nanti Mama kedua membawa Papa dari belakang, tolong panggil supir untuk membantu Mama, badan Papa berat," pinta Victoria pada anaknya.Marcho mengerti, dia sangat tidak mau Victoria susah, karena Marcho mengetahui wanita tidak akan sekuat itu untuk membawa pria pingsan."Ok, Ma, aku lari untuk panggil supir ke sini. Mama jangan bergerak dulu, kasihan Mama pasti akan capek," ujar Marcho.Victoria geleng-geleng kepala dengan ucapan Marcho, hanya untuk memapah tubuh Gana sebenarnya tidak akan sulit untuk yang sudah melakukan ilmu bela diri, tentu masih c
"Jose, aku harus masuk, aku tidak nyaman dengan pertanyaan kamu, ada yang sulit untuk aku jelaskan di sini, aku harap kamu bisa mengerti nanti," balas Victoria mulai membuka gerbang rumah.Jose hanya diam dengan balasan Victoria, ternyata masih tidak mau terbuka dengannya, kini yang di pikirkan Jose hanya mengatakan pada dirinya jika dia tidak cukup menarik untuk seorang Victoria, andaikan wanita lain, mereka tidak akan menolak pesona dan kesempatan bisa bersamanya."Kenapa Baby? Apa yang kurang dari aku?"Jose sudah melihat Victoria masuk ke dalam rumah, terlihat jika wajahnya sedikit kebingungan harus bagaimana, bahkan dirinya juga tidak mau beranjak dari depan rumah itu.Saat Jose berbalik badan, dia sudah berhadapan dengan seseorang yang ada di depannya."Jose Piter, apa yang kamu lakukan?" tanya seseorang itu mencengkram training olah raga yang dikenakan Jose."Tentu bertemu Baby Victor, ada yang salah?" tanyanya balik tidak mengerti maksud seseorang ini."Kamu bertemu berkali-ka
Wanita itu mengamuk di dalam rumah dengan membanting barang-barang yang ada di depannya, tidak memperdulikan harga yang Gana beli untuk barang-barang tersebut."Kurang ajar! Sikapnya bikin aku muak! Bisa-bisanya dia membuang bunga dari Jose!"Victoria mengambil ponsel yang ada di dalam kamar, ternyata bukan ponsel yang diberikan Jose, ada ponsel baru yang diletakkan di dalam kamarnya."Ponselku mana? Aku mau menghubungi Jose, kenapa tidak ada? Ini ponsel siapa? Untuk siapa ponsel baru yang diletakkan di tempat tidurku? Apa punya Gana?"Victoria mengambil ponsel itu, ternyata sudah terpasang kartu baru yang sudah aktif dan hanya ada satu kontak nomor telepon, yaitu milik Gana."Sialan! Pria ini kekanak-kanakan! Dia sangat posesif sekali, beraninya dia membuang ponsel dari Jose juga, bagaimana aku bisa menjelaskan pada Jose kalau begini?"Dia duduk membuang ponsel itu ke sudut tempat tidur, tidak memperdulikan lagi ponsel baru yang kini berbunyi, pastinya itu dari Gana, namun dia tidak
Victoria menunggu es krimnya datang, dia tidak akan membiarkan dirinya terjebak dalam situasi membahayakan kalau dia tidak membutuhkan sesuatu."Ini es krimnya, apa boleh saya pergi dari sini?""Tentu, kamu boleh pergi, terima kasih dengan es krim ini," ucap Victoria.Victoria tidak akan menggunakan kekerasan kalau pria tua tadi tidak menggunakan kekuatan otot, namun saat itu juga dia santai membawa es krim di tangannya."Lumayan juga es krim ini, siang-siang santai dan makan es krim, enaknya duduk di taman dekat sini."Berjalan ke arah taman yang tidak jauh dari rumah, mungkin sedikit melelahkan, untuk itu dia harus pergi menggunakan ojek, entah itu ojek atau bukan, yang terpenting wanita itu ingin pergi ke taman."Ke taman!""Saya bukan ojek," tolaknya."Pokoknya ke taman! Atau aku akan menggunakan nama Gana untuk membuat hidup kamu hancur.""Jangan, siapa kamu sebenarnya? Kenapa kenal dengan Gana yang ada di depan rumah ini? Dia sangat misterius dan kejam, banyak korbannya.""Itu k