Share

Dua Puluh Enam

Langit yang kita lihat hari itu adalah langit berwarna hitam bertabur banyak bintang.

Kita membuat janji saat angin pertengahan musim panas mengitari kita dan kita saling menatap satu sama lain.

Janji yang sama sekali tak ada artinya dimatanya. Dia mengingkari dengan begitu mudah.

Apakah dia tak menyadari ada hati yang terluka karena janji itu?

Junko mendial nomor Kanna berkali-kali, tapi kakak kelasnya itu tak kunjung mengangkat teleponnya. Ia ingin memberitahukan semuanya pada Kanna. Ia ingin mempunyai teman malam ini, untuk membantunya menghilangkan rasa sakitnya.

Karena tak ada satupun telepon Junko yang di jawab, ia memutuskan untuk kembali ke sekolah lagi. Karena siang tadi Kanna berkata ia akan ada kegiatan klub sampai malam hari.

Jam menunjukkan pukul 18.20 saat Junko mengecek ponselnya. Ia masih setia menunggu Kanna di dalam koridor sekolah. Angin yang berhembus melalui celah pintu menyapu kulit Junko yang hanya menggunakan seragam sekolah, agak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status