Chapter 2
"Nad ? Nadia ?". Panggil lelaki disebelahku.
"Iya, ada apa ?" Ucapku.
"Tidak apa - apa". Ucap lelaki itu.
"Kita langsung pulang aja yah, kelihatannya kamu lelah" ucapnya.
Tak lama Lelaki itu membawaku ke sebuah tempat dan ia pun turun seperti membeli sesuatu. Akupun menunggunya di dalam mobil, sambil membuka ponsel yang ada di tanganku.
Kulihat foto yang ada didalamnya dan isi pesan singkat di ponselku. Terlihat banyak foto diriku dan lelaki itu. Tak lama aku mengetahui nama lelaki itu lewat nama kontaknya di ponselku.
Keenan Pranata ? Nama yang bagus, batinku.
Tak lama lelaki itu kembali kedalam mobil sambil membawa sesuatu.
"Aku sudah membelikan makanan kesukaanmu, saat kau lelah kau pasti suka memakan ini" ucapnya sambil tersenyum.
Wangi makanan itu sangat tidak asing bagiku, ternyata dia membelikan kwe
Hangatnya mentari pagi sama sekali tidak bisa menghangatkan perasaanku kali ini. Aku masih memikirkan semua hal yang terjadi kepada diriku saat ini.Sesaat aku kembali teringat dengan ayah dan ibuku.Bagaimana hal itu bisa terjadi, aku masih sulit mempercayai jika ayah dan ibuku sudah tidak ada lagi di dunia ini."Nad, sedang memikirkan apa ?" Tanya Lelaki disampingku sambil sesekali menoleh kepadaku dan tak lama ia fokus kembali mengemudikan mobilnya."Hari ini hari peringatan ayah dan ibuku, bisakah kau mengantarku ke makam mereka ?"tanyaku."Saat ini aku memang ingin membawamu kesana, aku lupa untuk memberitahumu semalam".ucapnya sambil tersenyum dan tak lama ia menggenggam tanganku.Aku yang sedikit kaget dengan perlakuannya kepadaku hanya bisa membalas genggamannya sambil berusaha menahan kesedihanku.Sesampainya di makam ayah dan ibuku aku sudah tidak bisa menahan se
Aku masih terdiam dan terpaku berdiri ditempatku saat ini, memikirkan segala apa yang diucapkan wanita yang kini sudah berlalu dari hadapanku sejak beberapa menit yang lalu.Rintik hujan yang perlahan mulai membasahi tubuhku sama sekali tidak bisa kurasakan lagi saat ini, aku masih termangu memikirkan apa maksud dari semua kejadian yang menimpaku saat ini.Tak lama kurasakan rintik hujan sudah tidak mengenai tubuhku, sesaat kulihat keatas ternyata ada sebuah payung yang melindungiku dan tak lama kudengar suara seseorang dihadapanku."Nad ngapain disini ? Ayo kita kedalam" ucap Lelaki itu lembut.Sesampainya didalam.."Ini Nad minum dulu tehnya" ucapnya.Tak lama akupun menanyakan sesuatu."Apa kau bersedia membantuku ?" Tanyaku.Lelaki yang saat ini duduk dihadapanku itu tampak bingung mendengar pertanyaanku."Maksudmu ?" Tanyanya.
Aku masih memikirkan isi dari buku catatan diriku dimasa ini, namun tiba - tiba suara seseorang membuatku kembali tersadar dari lamunan ku."Nad lagi mikirin apa ?" Ucap lelaki itu.Sesaat aku segera menyembunyikan buku catatan yang berada digenggamanku.Lelaki itu tampak tersenyum saat melihat tingkahku."Aku sudah mengetahui semuanya Nad" ucap lelaki itu."Maksudmu?" Tanyaku."Aku sudah mengetahui semuanya, aku sudah membaca buku itu, dan aku juga sudah tahu jika selama ini kau sangat berusaha untuk mencari tahu siapa orang yang telah membunuh kakakku dan juga kedua orangtuamu" ucapnya."Kau sudah berusaha sayang, aku tahu kau sangat menyayangi orangtuamu dan juga diriku, tapi aku sangat menderita melihat orang yang aku sayangi merasa tertekan dan menanggung beban seorang diri" ucapnya sambil memegang erat tanganku."Aku tahu beberapa bulan ini ka
Sore itu di salah satu ruangan di tempat makan di kota ini tampak begitu ramai dan terlihat beberapa orang bersuka ria sambil bernostalgia mengingat masa kuliah mereka disaat 10 tahun yang lalu.Ruangan itu telah dipesan oleh salah satu alumni angkatan 2010 fakultas ekonomi dari salah satu universitas di kota ini.Beberapa dari mereka tampak asyik bercengkrama disalah satu sudut ruangan ini."Vin ingat tidak saat kita kumpul berlima di Rumah Ezra ?" Ucap Lelaki yang bernama Adam itu."Haha iya dam, ingatlah, mana mungkin aku lupa, itu kan awal mulanya kita ketemu." Ucap Arvin."Haha iya kikuk banget kita awal ketemu dulu, apalagi saat pertama melihat Reisa dan Natya" ucap Adam.Seketika mereka terdiam saat Adam menyebut kedua nama wanita itu.Tiba - tiba suara seorang wanita membuyarkan lamunan mereka."Hei, kok pada bengong sih, g
Disebuah taman kampus yang tampak sepi terlihat lima orang mahasiswa sedang asyik bercengkrama sambil mengerjakan tugas kuliah mereka."Kalian tadi kenapa sih ? bikin heboh seisi kelas aja." Ujar Natya."Iya nih, kebanyakan tidur sih, jadi halu kayak ngeliat hantu." Ucap Reisa."Haha iya nih kalian berdua aneh banget hari ini." Ucap Ezra."Ehm aku sama Adam emang abis begadangan semalaman dirumahku, jadinya ngantuk deh sampai di kelas." Ucap Arvin sambil melirik sekilas ke arah Adam."Eh iya semalam aku begadangan dan menginap di rumah Arvin, jadinya aku ngantuk sekali hari ini." ucap Adam.Ezra, Natya dan Reisa saling melirik satu sama lain, dan tak lama mereka pun tertawa lepas."Dirumah Arvin ? bukannya semalam kita berlima kumpul di Rumah Ezra sekalian ngerjain tugas kayak biasanya, udahnya aku sama Reisa pulang duluan sementara kalian masih lanjut di rumahnya E
Sore itu masih dirumah Adam.."Hahh kau yakin Dam mau melakukan hal itu ???" Ucap Arvin dengan wajah yang memerah."Yakin Vin, memang kau tidak ingin menyampaikan hal yang sama pada seseorang yang kau sukai selama ini ?sedangkan ini kesempatan terakhir kita untuk bisa mengungkapkannya Vin." Ucap Adam."Tapi aku malu Dam jika mengungkapkannya dengan cara seperti yang kau katakan tadi, kau kan tahu jika suaraku, agghh memikirkannya saja aku tidak terbayang Dam." Ucap Arvin."Haha tapi hanya cara itu yang ampuh Vin, lagian suaramu bagus begitu jika dibandingkan diriku yang jika berbicara saja sudah terdengar fals." Ucap Adam terkekeh.Arvin yang mendengar perkataan Adam hanya tersenyum kecil."Kau tahu saat kita bertiga Ezra bermain akustik dan kau sempat menyanyikan beberapa part dari lagu Plain White T's ?" Ucap Adam."Orang yang sangat antusias adalah Reisa dan Naty
Keesokan harinya di kampus..Tampak tiga pasang manusia yang saat ini sedang duduk saling berhadapan di taman kampus dengan keadaan sekelilingnya yang tampak ramai dengan beberapa mahasiswa lainnya disekitar mereka.Beberapa diantara mereka terlihat sedang asyik bercengkrama dan beberapa yang lainnya sibuk mengerjakan tugas kuliahnya."Ehm besok kalian beneran jadi ikut kegiatan di kota Y nih ?" Tanya Arvin."Iya lah masa gak jadi sih, aku udah nyiapin semuanya nih." Ucap Reisa.Adam yang mendengar perkataan Reisa tampak sedikit panik sambil sesekali melirik ke arah Alya dan Arvin."Ehm, kita bertiga ada rencana nih yang tidak kalah seru sama kegiatan kampus." Ucap Adam."Apa tuh ?" Tanya Ezra."Gak seru dong kalau diceritainnya sekarang, makanya janji dulu kalau besok kalian tidak ikut kegiatan ke kota Y." Ucap Alya."Rencana apa s
Pagi itu diantara sejumlah mahasiswa tampak dua orang wanita dan satu orang Lelaki sedang sibuk memeriksa kembali segala perlengkapan yang akan mereka bawa untuk mengikuti kegiatan ke sebuah kota yang dalam beberapa jam akan mereka datangi itu.Sesaat Reisa teringat dengan pesan dari seseorang kepadanya semalam."Eh iya semalam Adam mengirim pesan untukku. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dia katakan. Apa dia mengirim pesan juga padamu ?" Ucap Reisa."Tidak, Adam tidak mengirim pesan padaku, Semalam Alya yang mengirim pesan kepadaku. Dia mengirimkanku tempat yang biasa kita berenam datangi di akhir pekan." Ucap Ezra."Semalam Arvin juga mengirimkan pesan untukku. Dia mengatakan jika ada sesuatu yang belum sempat ia katakan kepadaku." Ucap Natya."Aku merasa sikap mereka kemarin aneh sekali tidak seperti biasanya, dari perkataan dan ekspresi mereka seperti mereka ti