Home / Fantasi / Two Times / Chapter 5

Share

Chapter 5

Author: RayaBumi
last update Last Updated: 2020-12-01 21:47:11

"Bumi, syilla aku merindukan kalian,"gumamku dalam hati.

Tiba-tiba aku teringat dengan lelaki dan gadis kecil yang sangat aku rindukan itu.

Tak lama pintu kamar itu terbuka, terlihat wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Disha menyuruhku untuk keluar dan makan siang bersama sama.

"Disha ayo makan dulu, dari pulang tadi kamu belum makan apapun, ibu takut nanti kamu malah sakit, malam ini kan kamu masih harus dinas lagi," ucap wanita itu.

Sesaat aku sedikit terkejut saat mendengar perkataan wanita itu.

"Astaga aku belum tahu sama sekali tentang jadwal dinasku  ditempat Disha bekerja saat ini, kenapa aku tidak terpikir sama sekali?" gumamku dalam hati.

"Iya Bu," ucapku.

Sesampainya di Rumah Sakit aku bertemu dengan Alika yang kebetulan malam ini kami satu shift di ruang yang sama.

"Ka aku lupa untuk jadwalku besok, kamu menyimpan jadwal shift dokter di Rumah Sakit ini tidak?" tanyaku.

"Owh, sepertinya aku masih menyimpannya, sebentar ya aku cari dulu," ia pun mencari di lokernya yang memang sudah disediakan untuk para dokter di Rumah Sakit ini.

"Ini sha, aku masih menyimpan cadangannya, bawa saja punyaku,"ucap wanita itu.

"Terimakasih ka," ucapku.

"Iya sama-sama sha," ucap wanita itu sambil tersenyum kepadaku.

Tak lama kami pun berpisah dan melakukan kegiatan kami masing-masing.

Aku berjalan dan segera menaruh jadwal dinas Rumah Sakit ini di dalam lokerku. Sesaat aku berjalan ke ruangan dimana biasanya aku dan para dokter menulis dan memeriksa rekam medis para pasien yang dirawat di lantai ini.

Setelah memeriksa pasien di tiap ruangan akupun kembali berjalan di lorong Rumah Sakit ini. Setelah melihat lebih seksama Rumah Sakit ini, aku merasa tempat ini sangat familiar dan tidak asing dimataku.

Seperti yang kurasakan saat aku baru berpindah ke diri Disha di saat ini, rumah sakit ini sepertinya adalah Rumah Sakitku sebelum aku berpindah ke masa ini.

Mengingat Rumah Sakit tempat ku bekerja sebelumnya adalah Rumah Sakit tertua di kota itu. Akupun seperti merasa Dejavu ketika berada dirumah sakit ini.

Tak lama pagipun menjelang hingga aku tidak menyadari jika malam diluar sudah berganti menjadi pagi. Setelah berganti shift aku mulai berjalan ke ruang ganti dan setelah itu aku mengambil tasku yang berada di dalam loker.

Saat berjalan untuk pulang aku melewati koridor yang menuju ke ruang icu. Melewati koridor ini aku kembali teringat saat aku dan wanita itu berpapasan dan menghilang ke tempat dimana yang seharusnya bukan tempat kami berada.

Semakin memikirkan hal itu semakin besar pula rasa ingin tahuku tentang hal apa yang membuat kami bisa bertukar posisi seperti saat ini.

Pasti ada cara untuk kami bisa kembali ke tempat dimana seharusnya kami berada. Aku sangat merindukan lelaki itu dan gadis kecilku saat ini.

- Di lain tempat 2020.. -

Pagi itu Disha masih berada di kamarnya.

"Aku harus menemukan cara agar aku bisa kembali ke tempatku yang dulu. Pasti ada jalan keluar untuk bisa kembali ke tempatku,"

"Aku sangat asing disini walaupun Lara memiliki suami dan anak yang sangat hangat tetapi tetap saja aku adalah Disha, bukan Lara istri dari Bumi dan juga ibu dari Syilla.Aku merasa seorang diri disini,"

Aku sangat merindukan kedua orang tuaku, dan juga lelaki itu," gumam wanita itu.

Kembali ia teringat dengan lelaki yang sangat ia cintai itu.

Terakhir kali ia bertemu, lelaki itu ingin memastikan jawaban dari pertanyaannya apakah ia bersedia untuk menikah dengannya.

Jika saja wanita itu tahu jika ia akan mengalami hal seperti ini mungkin ia akan menjawab pertanyaan dari lelaki itu bahwa ia bersedia menikah dengannya.

Namun saat itu ia sangat khawatir mengenai keselamatan lelaki itu di negara N, sehingga yang terlintas di benaknya adalah ia ingin melihat lelaki itu dalam keadaan selamat sekembalinya dari tugasnya, dengan menunda jawaban atas pertanyaannya.

Sesaat wanita itu beralih ke tas Lara yang berada tak jauh darinya. Segera ia mengeluarkan barang-barang dari tas itu.Wanita itu ingin lebih mengetahui segala hal mengenai Lara.

Tak lama wanita itu terpaku dengan benda yang dianggapnya sangat asing itu. Teringat perawat di Rumah Sakit kemarin menyebut benda itu dengan sebutan "henpon" atau apapun itu, dan ia masih tampak terlihat bingung saat melihat benda itu.

Tak lama wanita itu melihat dompet Lara, ia kemudian membuka dompet itu, terlihat foto Lara Bumi dan Syilla disebuah taman, dan juga sebuah foto keluarga lain didalamnya.

Difoto itu terdapat sepasang suami istri dan seorang gadis kecil yang sedang tersenyum bahagia. Sepertinya mereka berfoto di sebuah rumah yang memiliki halaman yang sangat luas. Tampak senyum yang sangat bahagia tersirat di wajah mereka.

"Apakah ini Lara dan kedua orang tuanya?"gumam Disha.

Tak lama pintu kamar pun terbuka, terlihat wajah lelah Bumi yang baru saja pulang dari dinasnya. Ia melihat istrinya seperti sedang mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Kau sedang apa? apa ada yang dicari?" Tanya Bumi.

Disha pun terlihat panik. "Ohh kupikir barangku ada yang tertinggal di Rumah Sakit kemarin, tapi ternyata barang yang kucari ada didalam tas ini," ujar wanita itu.

"Semoga dia tidak bisa membaca wajahku yang sedang berbohong ini," gumam wanita itu dalam hati.

Bumi pun melihat wajah wanita itu dengan jeli, "Aku tahu jika kau sedang berbohong saat ini," gumam lelaki itu dalam hati.

Bumi pun mengalihkan perhatian wanita itu dengan bertanya kepadanya, "Memang apa yang sedang kau cari?" sembari mendekat kepada wanita itu dan mulai bersikap manja kepadanya.

Wanita itu tampak sedikit terkejut dengan sikap lelaki itu. Tak lama ia mengatakan sesuatu.

"Ini, benda ini yang kucari," ujar Disha sambil menunjuk secara asal benda yang tergeletak di atas meja, dan benda yang ditunjuknya adalah salah satu benda yang berwarna silver, dengan bentuknya yang pipih dan memanjang.

Tampak lelaki itu melihat sekilas benda yang ditunjuk wanita itu. "Ohh handphone, sepertinya handphonemu lowbat, sini biar kucas dulu handphone mu, siapa tau ada telpon penting dari Rumah Sakit yang memanggilmu kemarin," ujar lelaki itu.

Sesaat wanita itu memberikan handphonenya kepada lelaki itu. Sambil mengecas handphone itu tak lama lelaki itu menghidupkan ponsel itu, ia ingin melihat jika ada telpon penting dari Rumah Sakit yang menghubungi istrinya kemarin.

Tak lama handphone itu hidup dan sesaat kemudian ada pesan masuk dari teman dekat Lara di Rumah Sakit yang menanyakan keadaannya karena dia mengambil cuti kemarin.

Lelaki itu memberitahukan kepada wanita itu mengenai pesan dari temannya itu.

"Sayang ada pesan dari Nadine, sebaiknya kau balas dulu pesan darinya, kemarin dia terlihat sangat mengkwatirkanmu," ujar lelaki itu.

"Owh i iya," ucap wanita itu. Dengan canggung wanita itu mengambil handphone yang diberikan oleh lelaki itu.

Tak lama ia terlihat bingung dan tidak tahu bagaimana menggunakan benda itu.

Lelaki yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku wanita itu merasa semakin ada yang janggal dengan wanita itu.

"Dari luar memang dia tampak seperti Lara tapi sikap dan perbuatannya menunjukkan jika dia bukanlah Lara," ucap lelaki itu dalam hati.

"Kenapa? kau terlihat bingung seperti kau belum pernah menggunakannya," ujar lelaki itu.

"Ini harus bagaimana membukanya?" gumam wanita itu.

"Bagaimana ini? sepertinya ia mulai curiga terhadapku, terlihat dari cara dia melihatku," ucap wanita itu dalam hati.

"Kau lupa cara menggunakannya? padahal kau sendiri yang mengatur sandimu, dan hanya dirimu dan aku yang tahu sandi handphonemu itu," ucap lelaki itu yang semakin curiga pada wanita itu.

"Kau tidak tahu sandi handphonemu?" tanya lelaki itu.

Wanita itu hanya bisa terdiam.

"Kau tahu kapan tanggal pernikahan kita?" tanya lelaki itu kembali.

"Mengapa baru sekarang aku mencari info tentang Lara, sudah terlambat sekali," rutukku dalam hati.

"Sepertinya aku akan ketahuan hari ini?" gumam wanita itu yang tanpa disadarinya lelaki yang berada didekatnya saat itu tidak sengaja mendengar perkataannya sesaat yang lalu.

Tampak lelaki itu sedikit terkejut saat mendengar ucapan wanita itu dan tak lama ia mengatakan sesuatu.

"Siapa dirimu sebenarnya??"

Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Two Times   Chapter 4

    "Kak Nadya? Mengapa tiba-tiba ia ada disini?""dan tatapan itu? Mengapa ia sama sekali tidak mengenaliku?"Tak lama aku meninggalkan tempat itu diiringi dengan segala pertanyaan yang masih terngiang dipikiranku saat ini.Sehari setelahnya..Pagi ini aku menunggu wanita yang telah membuatku memikirkan segala pertanyaan atas apa yang telah kulihat semalam.Tak lama tampak seorang wanita keluar dari rumah itu diiringi dengan senyuman hangatnya padaku.Sesaat ia berjalan kearahku dan tak lama.."Apa kau sudah lama menungguku?" tanya wanita itu."Tidak, aku baru saja sampai tak lama dari aku membalas pesan singkat darimu," ucapku.Beberapa saat kemudian saat dalam perjalanan.."Apa kau tidak ingin menjelaskan sesuatu pad

  • Two Times   Chapter 3

    Apa sebenarnya yang sedang dikatakan olehnya ??Aku masih melihat kearah lelaki itu dan tak lama suara seseorang disampingku kembali menyadarkanku."Sa, apa kau tidak mendengar perkataanku ?" Ucap lelaki itu."Ohh, maaf aku tidak mendengarnya." Ucapku."Apa kau masih memandangi lelaki itu ?" Tanya lelaki itu."Tidak, aku tidak memandangnya." Ucapku."Tidak memandangnya tapi kau terus melihat kearahnya." Ucap lelaki itu."Bukan begitu, aku hanya merasa jika dia..""Aneh ? Bukankah dia sangat aneh bahkan saat dia menatapmu, Apa kau berpikiran yang sama denganku ?" Tanya lelaki itu."Haha kau ini, sepertinya kau terlalu berpikiran yang tidak-tidak tentangnya." Ucapku."Hei, aku sudah bisa melihatnya saat melihat dari cara dia melihatmu saat kalian sedang berbicara t

  • Two Times   Chapter 2

    "Maksud tante ? kak Nadya..." Ucap Nata terputus.Tak lama seorang lelaki keluar dari ruangan yang ada dihadapan kami saat ini. Tampak kedua orangtuaku segera menghampiri lelaki itu.Setelah mendengar penjelasan dari dokter itu kedua orangtuaku tampak sedih dan sangat terpukul.Tak lama tampak ibuku sudah terjatuh tidak sadarkan diri diiringi dengan ayahku yang tampak terkejut melihat keadaan ibuku setelah mendengar perkataan dokter itu sesaat yang lalu.Aku sangat sedih melihat keadaan orangtuaku saat ini dan aku mulai menyadari jika satu-satunya saudara perempuanku didunia ini kemungkinan telah pergi dan tidak akan pernah kembali..Flashback off.."Brukkk!" Kurasakan ada seseorang dari arah kananku yang menumbur tubuhku."Maaf kau tidak apa-apa ?" Ucap lelaki itu."Aku tidak apa-apa." Ucapku.Tampak lelaki itu tersenyum pada

  • Two Times   Two Times Series 13 ( Chapter 1 )

    Ramainya manusia ditempat ini tidak menyurutkan langkahku untuk menuju ke tempat dimana aku bekerja saat ini.Dari sekian banyak manusia yang sedang berjalan ditempat ini, terlihat semakin ramai dan berwarna dengan banyaknya warna dan bentuk yang dapat kulihat saat ini.Tampak beberapa bentuk seperti not lagu, bulat atau kotak dan berbagai bentuk lainnya yang sedang menari-nari disekitarku saat ini dan beberapa warna lainnya yang berada di sekitar manusia yang sedang berjalan ditempat ini.Entah sejak kapan aku dapat melihat semua bentuk dan warna dari segala yang kudengar dan aroma yang dapat kulihat bentuknya selama ini.Dari aku dan kakak perempuanku hanya aku yang memiliki kelainan genetik ini, namun aku sangat menikmati hal yang berbeda pada diriku selama ini.Sesaat aku sampai didalam bus yang tampak ramai dengan orang-orang yang mengenakan pakaian rapihnya sambil sesekali mereka melihat

  • Two Times   Chapter 11 ( The End )

    "Tidak mungkin ??!" Ucap kami berlima bersamaan diiringi dengan wajah bingung lelaki itu."Hei ada apa dengan kalian ??"Tak lama lelaki itu masuk kedalam lift dengan kami yang tampak masih bingung dan berpikir atas apa yang terjadi pada kami saat ini."Apa kalian tidak ingin keluar ? atau kalian ingin kembali ke lantai bawah gedung ini ?" Tanya lelaki itu.Sesaat kami tersadar dan tak lama kami berjalan keluar sambil melihat kesekeliling kami saat ini."Apa kita sudah kembali ke tahun yang seharusnya ?"tanya Gian."Sepertinya kita benar-benar sudah kembali." Ucapku sambil menunjuk banner yang terpasang di ruangan itu."Tahun 2021, kau benar kita benar-benar sudah kembali." Ucap Zeline."Aku tidak percaya dengan hal yang kita alami sebelumnya." Ucap Igam."Kau benar, aku masih tidak percaya dengan semua hal yang kita alami beb

  • Two Times   Chapter 10

    Apa hal ini memang sudah seharusnya terjadi ??dan apakah kami harus melihat semua kejadian itu kembali ??Semua pertanyaan itu terus terngiang dipikiranku saat ini. Sesampainya ditempat itu tampak beberapa orang sedang berlari sambil berteriak meninggalkan tempat itu.Tampak Aydan, Gian dan juga Igam melihat kesekeliling ruangan itu dan tak lama mereka menghubungi orang yang sangat mereka cemaskan saat ini.Sesaat tampak mereka menunjukkan wajah leganya saat mengetahui jika orang yang mereka cemaskan saat ini dalam keadaan baik-baik saja.Tak lama kurasakan seseorang menarik tanganku saat ini."Daffin ?? Sedang apa kau ? Hentikan segala perbuatanmu ini."ucapku.Sesaat lelaki yang berada dihadapanku saat ini menatap bingung diriku."Aku tidak mengerti maksudmu. ""Bagaimana dengan ayahku ? Apa terjadi sesuatu padanya ??" Tanya Zelin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status