- Lara POV -
Aku berjalan keluar dari Rumah Sakit ini masih dalam keadaan bingung. Ada di tahun berapa sebenarnya aku saat ini. kenapa semuanya tampak seperti berbeda. Tak lama akupun sampai di halte bus.
Aku melihat seorang gadis pelajar disebelahku yang terlihat asyik menunggu bis sambil mendengarkan musik. Kulihat benda yang dipegang oleh gadis itu.
"Walkman??" Bukankah itu benda yang banyak digunakan oleh orang-orang di tahun 1990an. Mungkin masih ada yang menggunakannya di tahunku yang sebelumnya, namun mungkin sudah sedikit orang yang menggunakannya.
Tak lama datang seorang pelajar lain yang membawa sebuah majalah di tangannya. Kulihat tulisan tahun yang terlihat sangat jelas di majalah itu.
"1996? Apakah saat ini aku berada di tahun 1996?" Seketika akupun berkeinginan untuk menanyakan sesuatu kepada pelajar itu.
"Dek hari ini tanggal berapa ya?" tanyaku.
Pelajar itupun menjawab dengan santainya "tanggal 12 November Mba," ujarnya.
"Apa tahun sekarang ini adalah tahun 1996?" tanyaku masih dengan rasa penasaranku.
Pelajar itupun menunjukkan raut wajah yang sedikit bingung. "Iya mba sekarang tahun 1996," dengan wajah yang masih terlihat bingung diapun berjalan berlalu meninggalkanku.
Aku masih terpaku ditempatku. Mencoba mencerna posisiku dan ditahun berapa sebenarnya aku berada saat ini.
"Disha?" tiba-tiba seseorang memanggilku. Akupun menoleh ke arah suara itu.
"Iya?" jawabku.
Wanita paruh baya itupun tampak bingung saat melihatku. "Kamu kenapa toh dis? kayak orang banyak pikiran gitu, kamu mau pulang kan, ayo bareng ibu pulang ke rumah, ibu gak sengaja lewat sini sepulang dari pasar tadi,"ucap wanita itu.
Akupun baru menyadari jika sepertinya wanita ini adalah ibu dari gadis yang bertukar posisi denganku. Tak lama aku mengikuti langkah wanita itu dengan berjalan di belakang wanita itu.
- Bumi POV -
Hari ini aku melihat ada sesuatu yang janggal pada diri Lara. Dia tampak seperti orang lain dimataku sejak sepulang dari Rumah Sakit beberapa saat yang lalu.
Apa ada sesuatu yang terjadi padanya?
atau ada sesuatu yang ia sembunyikan dariku?
Sebaiknya aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya yang sedang terjadi padanya.
Aku tidak mau ada sesuatu hal yang dia sembunyikan dariku, dan aku tidak mau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada wanita itu.
"Sepertinya aku sangat mengkhawatirkanmu." batinku.
Siang itu aku hendak turun ke bawah untuk mengambil minum, karena memikirkan kejadian aku dan Lara yang bertukar posisi, membuatku sampai tertidur di kamar dan lupa dengan rasa haus yang baru kurasakan siang ini.
Saat sampai dibawah aku melihat lelaki itu sedang duduk di meja makan sambil meneguk segelas kopi dihadapannya.
Sekilas lelaki itu melihat ke arahku yang sedang berdiri tak jauh dari dirinya saat ini.
"Kau sudah bangun? sini duduk di sebelahku," ucap lelaki itu sambil menggeret kursi yang kosong yang ada disebelahnya.
"Owh iya," ucapku.
Sesaat aku mengambil air dingin didalam kulkas dan tak lama aku duduk disebelah lelaki itu.
Sesaat lelaki itu memperhatikan sikapku dan menatap lekat diriku.
"Apa kau mau mengambil cuti? kulihat sepertinya kau sedang tidak sehat sejak pagi tadi, Biar aku yang mengurus untuk cutimu nanti," ujar lelaki itu.
"Baiklah, aku memang merasa tidak enak badan sejak pagi tadi, sepertinya aku ingin istirahat beberapa hari," ucapku.
Sore itu lelaki itu hendak pergi ke Rumah Sakit. Hari ini ia memiliki shift yang sama seperti kemarin. Sedangkan syilla dirumah ditemani oleh diriku dan bi darmi yang sudah merawat gadis kecil itu sejak ia masih bayi.
"Aku pergi dulu, kalau ada sesuatu segera hubungi aku," ucap lelaki itu dan tak lama ia mengecup keningku.
Tampak aku sedikit terkejut dengan hal yang dilakukan oleh lelaki itu.Sepertinya aku memang harus terbiasa untuk menggantikan posisi wanita itu saat ini.
"Syilla dirumah sama bunda ya, jangan nakal yah? yang nurut sama bunda," ucap lelaki itu sembari mengusap pelan puncak kepala gadis kecil itu dengan lembut.
"Iya yahh,"ucap gadis kecil itu.
Beberapa saat kemudian lelaki itu pergi dan berlalu meninggalkan kami, tak lama aku dan gadis kecil itu kembali masuk ke dalam rumah ini masih dengan diriku yang terus mendengarkan pertanyaan yang diucapkan oleh gadis kecil yang berada dipelukanku saat ini.
Bersambung..
"Kak Nadya? Mengapa tiba-tiba ia ada disini?""dan tatapan itu? Mengapa ia sama sekali tidak mengenaliku?"Tak lama aku meninggalkan tempat itu diiringi dengan segala pertanyaan yang masih terngiang dipikiranku saat ini.Sehari setelahnya..Pagi ini aku menunggu wanita yang telah membuatku memikirkan segala pertanyaan atas apa yang telah kulihat semalam.Tak lama tampak seorang wanita keluar dari rumah itu diiringi dengan senyuman hangatnya padaku.Sesaat ia berjalan kearahku dan tak lama.."Apa kau sudah lama menungguku?" tanya wanita itu."Tidak, aku baru saja sampai tak lama dari aku membalas pesan singkat darimu," ucapku.Beberapa saat kemudian saat dalam perjalanan.."Apa kau tidak ingin menjelaskan sesuatu pad
Apa sebenarnya yang sedang dikatakan olehnya ??Aku masih melihat kearah lelaki itu dan tak lama suara seseorang disampingku kembali menyadarkanku."Sa, apa kau tidak mendengar perkataanku ?" Ucap lelaki itu."Ohh, maaf aku tidak mendengarnya." Ucapku."Apa kau masih memandangi lelaki itu ?" Tanya lelaki itu."Tidak, aku tidak memandangnya." Ucapku."Tidak memandangnya tapi kau terus melihat kearahnya." Ucap lelaki itu."Bukan begitu, aku hanya merasa jika dia..""Aneh ? Bukankah dia sangat aneh bahkan saat dia menatapmu, Apa kau berpikiran yang sama denganku ?" Tanya lelaki itu."Haha kau ini, sepertinya kau terlalu berpikiran yang tidak-tidak tentangnya." Ucapku."Hei, aku sudah bisa melihatnya saat melihat dari cara dia melihatmu saat kalian sedang berbicara t
"Maksud tante ? kak Nadya..." Ucap Nata terputus.Tak lama seorang lelaki keluar dari ruangan yang ada dihadapan kami saat ini. Tampak kedua orangtuaku segera menghampiri lelaki itu.Setelah mendengar penjelasan dari dokter itu kedua orangtuaku tampak sedih dan sangat terpukul.Tak lama tampak ibuku sudah terjatuh tidak sadarkan diri diiringi dengan ayahku yang tampak terkejut melihat keadaan ibuku setelah mendengar perkataan dokter itu sesaat yang lalu.Aku sangat sedih melihat keadaan orangtuaku saat ini dan aku mulai menyadari jika satu-satunya saudara perempuanku didunia ini kemungkinan telah pergi dan tidak akan pernah kembali..Flashback off.."Brukkk!" Kurasakan ada seseorang dari arah kananku yang menumbur tubuhku."Maaf kau tidak apa-apa ?" Ucap lelaki itu."Aku tidak apa-apa." Ucapku.Tampak lelaki itu tersenyum pada
Ramainya manusia ditempat ini tidak menyurutkan langkahku untuk menuju ke tempat dimana aku bekerja saat ini.Dari sekian banyak manusia yang sedang berjalan ditempat ini, terlihat semakin ramai dan berwarna dengan banyaknya warna dan bentuk yang dapat kulihat saat ini.Tampak beberapa bentuk seperti not lagu, bulat atau kotak dan berbagai bentuk lainnya yang sedang menari-nari disekitarku saat ini dan beberapa warna lainnya yang berada di sekitar manusia yang sedang berjalan ditempat ini.Entah sejak kapan aku dapat melihat semua bentuk dan warna dari segala yang kudengar dan aroma yang dapat kulihat bentuknya selama ini.Dari aku dan kakak perempuanku hanya aku yang memiliki kelainan genetik ini, namun aku sangat menikmati hal yang berbeda pada diriku selama ini.Sesaat aku sampai didalam bus yang tampak ramai dengan orang-orang yang mengenakan pakaian rapihnya sambil sesekali mereka melihat
"Tidak mungkin ??!" Ucap kami berlima bersamaan diiringi dengan wajah bingung lelaki itu."Hei ada apa dengan kalian ??"Tak lama lelaki itu masuk kedalam lift dengan kami yang tampak masih bingung dan berpikir atas apa yang terjadi pada kami saat ini."Apa kalian tidak ingin keluar ? atau kalian ingin kembali ke lantai bawah gedung ini ?" Tanya lelaki itu.Sesaat kami tersadar dan tak lama kami berjalan keluar sambil melihat kesekeliling kami saat ini."Apa kita sudah kembali ke tahun yang seharusnya ?"tanya Gian."Sepertinya kita benar-benar sudah kembali." Ucapku sambil menunjuk banner yang terpasang di ruangan itu."Tahun 2021, kau benar kita benar-benar sudah kembali." Ucap Zeline."Aku tidak percaya dengan hal yang kita alami sebelumnya." Ucap Igam."Kau benar, aku masih tidak percaya dengan semua hal yang kita alami beb
Apa hal ini memang sudah seharusnya terjadi ??dan apakah kami harus melihat semua kejadian itu kembali ??Semua pertanyaan itu terus terngiang dipikiranku saat ini. Sesampainya ditempat itu tampak beberapa orang sedang berlari sambil berteriak meninggalkan tempat itu.Tampak Aydan, Gian dan juga Igam melihat kesekeliling ruangan itu dan tak lama mereka menghubungi orang yang sangat mereka cemaskan saat ini.Sesaat tampak mereka menunjukkan wajah leganya saat mengetahui jika orang yang mereka cemaskan saat ini dalam keadaan baik-baik saja.Tak lama kurasakan seseorang menarik tanganku saat ini."Daffin ?? Sedang apa kau ? Hentikan segala perbuatanmu ini."ucapku.Sesaat lelaki yang berada dihadapanku saat ini menatap bingung diriku."Aku tidak mengerti maksudmu. ""Bagaimana dengan ayahku ? Apa terjadi sesuatu padanya ??" Tanya Zelin