Dalam hidupnya Adora yakin tidak ada laki-laki yang akan menerima dan mencintainya dengan tulus. Tapi, semua anggapan itu dipatahkan saat dia bertemu dengan Syden.
Syden.
Nama yang menempati satu ruang khusus di hatinya. Syden, orang yang membuatnya sedikit percaya diri dan melihat dunia dari hal lain. Syden, laki-laki yang membuat dirinya merasa berharga dari semua rasa hancur, putus asa dan rasa sakit yang tidak akan pernah dia ucapkan.
Adora menunduk, dia sudah membuka diri dengan Harry, karena pada akhirnya dia kembali pada laki-laki ini. Harry membuatnya bergantung penuh pada laki-laki ini dan tidak mempercayai apa pun yang ada di dunia luar. Tapi, Syden memberi sedikit cahaya dan Adora berhasil keluar dari kegelapan walau yang dia temui lagi-lagi Harry.
Mungkin, setelah Hugo lahir dia bisa memberi nama anaknya Syden, bentuk penghargaan karena laki-laki itu berjasa dalam hidupnya.
"Pikirin apa?" Adora mengangkat w
Hidup adalah hal yang penuh misteri dan kejutan. Takdir memang tak selalu ramah pada semua orang sesuai dengan rencana.Dalam benak Alena, saat sudah dewasa, punya kerjaan yang mapan, punya kekasih yang sama-sama mengerti dan akhirnya berlanjut ke jenjang lebih serius.Wanita itu menopang dagunya, melihat keadaan kamarnya yang luas dengan chandelier yang berada tepat di kepalanya dan ornamen di kamar yang didominasi warna pink.Lagu Astrid Hurts So Good mengisi beat di sore hari dia melamun.Sedikit menyesali atau mungkin hanya ingin merenungi, bagaimana takdir hidupnya selucu ini.{Aku mengenalnya terlebih dahulu, dia terlihat sangat perhatian dan peduli padaku, bahkan rencana menikah dan seatap itu sudah jelas di depan mata. Tapi, tidak ada yang lebih menyakitkan ketika tahu bahwa dia mencintai sahabatku aku hanya dijadikan batu loncatan, dan sahabatku membalasnya, sekarang mereka sudah
Pandangannya hanya tertuju pada langit-langit kamar, sambil memikirkan banyak hal, teori bumi bulat, teori bumi datar, hingga menembus galaxi. Bagaimana orang melahirkan, bagaimana mengurus anak, berbelanja, masak, mengatur keuangan."Mikirin apa?" Ilana mendongak melihat Barry yang mengelus-elus rambutnya, wanita itu hanya terdiam walau dia nyaman berbaring di pangkuan Barry."Mikirin teori bumi bulat." Barry tertawa yang membuat Ilana merenggut kesal."Emang kenapa kalau bumi bulat?""Kan lewat doang.""Lewat mana?""Lewat lubang hidung.""Mana?" Mata Ilana langsung melotot saat Barry memeriksa lubang hidungnya. Wanita itu bangun dan memukul Barry, si psikopat mesum ini ada saja hal yang dia buat agar dirinya terhibur. Dulu, berat dan sering menyumpahi laki-laki ini, kelamaan rasa nyaman itu menyusup tanpa permisi melewati relung hatinya paling dalam dan sekarang bersemayam dengan kokoh, dan tidak
Manusia memiliki dua sisi, setan dan setan sekali. Dan Barry berada di pilihan terakhir."Ketika lu ngewe nggak ingat dunia dan sekarang ngeluh-ngeluh ke sini?""Kamu masih dendam sama aku?" tanya Barry. Alena langsung menggeleng cepat, dia tidak dendam tapi akhirnya mata dia terbuka jika Tuhan tidak akan membiarkan dirinya berakhir dengan orang yang salah.Tiba-tiba mantan laknat ini menghubungi dirinya dan mengatakan jika Ilana kabur. Tentu, Alena tidak mengerti permasalahan mereka, karena setelah dia bisa menerima keadaan hidupnya dia tak lagi memikirkan laki-laki ini maupun sahabatnya.Alena hanya menatapi Barry jengah. Dulu, dia dicampakkan dan sekarang dicari-cari."Jadi, di suratnya dia bilang apa?""Dia nggak mau dicari.""Ya udah sih. Aku tahu tabiat teman satu itu. Agak lain emang, tapi apa yang dia bicarakan benar. Jadi, biarkan aja.""Bukankah wanita ingin dicari?" tan
"Sayang."Dalam bayangan Barry, Ilana akan berlari sambil menangis-nangis sepanjang perjalan, tapi, dia tidak menjumpai hal itu.Ilana hanya menatapnya dingin, dengan eskpresi yang tidak terbaca sama sekali. Oh benar, melihat Ilana menangis sama seperti kamu bisa melihat batu menangis.Barry tahu, dia akan mendapatkan penolakan, tapi Barry adalah manusia tanpa malu yang tidak gampang menyerah semenjak Ilana mengenal laki-laki ini. Berkali-kali Ilana mengasarinya, memaki-maki tapi dia tetap keras kepala."Nana. Thank you sudah kembali. Aku tahu, you'll do."Ilana langsung mendorong Barry saat laki-laki itu berusaha untuk memeluk dirinya. Dia hanya merasa risih, tapi pelukan itu semakin kuat seiring dorongan Ilana."Ck!" Ilana hanya berdecak sedikit, tapi Barry tak dapat menahan senyumannya. Orang-orang seperti Ilana adalah cocok berpasangan dengan dirinya yang memiliki banyak stok kesabaran dan juga manusia
Ilana mulai mengurangi penggunaan makeup, dia tahu ada bahan-bahan berbahaya yang tidak cocok dipakai ibu hamil.Wanita itu berbalik melihat Barry yang terbaring dan melihat dirinya, yang sedang bercermin. Dia mendesah lelah, lagi-lagi berakhir bersama Harry. Bukan, karena dia tidak mau hidup bersama laki-laki ini, hanya saja Ilana tidak menyangka takdir hidupnya membawa ke sini. Dia kira akan berakhir dengan Harry atau yang lain. Saat pertama melihat Barry dia begitu kesal, Barry tak ubahnya seperti laki-laki mesum yang tidak biasa melihat wanita cantik, apalagi laki-laki itu datang sebagai kekasih sahabatnya.Ilana mengikuti naik ke atas ranjang dan duduk di atas ranjang."Kenapa, kamu akhir-akhir ini suka diam? Seperti banyak pikiran.""Manusia diciptakan memiliki akal dan otak, dan itu harus digunakan semaksimal mungkin. Jadi, aku menggunakan untuk berpikir banyak hal.""Lagi-lagi pernikahan menganggu kamu?" tembak
"Bunda juga dulu nggak pande masak. Tapi, akhirnya bisa masak juga. Kamu juga bisa gitu, Nana. Memasak bersih-bersih itu basic skill semua gender, kenapa Bunda nggak nyuruh kalian masak? Karena, Bunda mau kalian sadar memasak dan mengurus rumah itu harus kesadaran kalian dan kalian harus bisa. Perempuan atau laki-laki harus bisa masak." Dengan gaya kedua tangan berlipat di dada, Ilana memperhatikan Bundanya memasak pisang goreng, dengan membolak-balik pisang di atas minyak panas. Dia suka menonton orang memasak, tapi, jangan menyuruh dirinya untuk memasak. Ilona mengambil piring dan juga tisu untuk alas agar pisang goreng tak terlalu banyak minyak. "Ini, isinya kolestrol jahat semua." Komentar Ilona ketika mencubit sedikit pisang goreng yang masih panas tersebut. "Hisang hoheng. Hasih hanas." Ilona meniru pembicaraan orang-orang ketika makan pisang goreng dalam keadaan panas. Ilana hanya menatap malas ke arah Bundanya.
Telapak tangannya terasa hangat, dari cangkir kecil yang tengah mengeluarkan asap. Ilana menunduk, melihat minuman miliknya dan kembali meniup sedikit dan menyeruput minuman itu.Masih terlalu dini, untuk manusia seperti dirinya yang bangun di atas jam delapan pagi.Ilana mengintip, masih jam 6.30, dan Barry masih terlalu pagi, tapi, dia tidak bisa tidur dengan tenang, memikirkan nasibnya dan juga masa depan."Aku kira kamu kabur lagi. Bangun-bangun di sebelah udah dingin." Ilana memutar tubuhnya, mendapati Barry yang menguap, menggaruk kepalanya dan mengucek matanya sebentar.Ilana melihat ke atas meja makan, roti gosong yang dia buat. Entah kenapa, pagi-pagi dia sudah berinisiatif melakukan hal ini. Rasanya seperti kamu merasakan air asin berubah jadi sirup merah."Waoh. Apa ini? Apa aku sedang bermimpi berada dalam dunia para layang?" seru Barry norak, yang membuat Ilana berdecak sebal. Mau menolak atau keras sepert
"Menurut kamu, konsep foto prewedding gimana?"Ilana menatap Barry yang sedang mengupas mangga, turun dan mendekati laki-laki itu."Aku nggak punya bayangan. Sebenarnya aku gak terlalu mengkhayal hal seperti itu, yang penting cepat melewati hal itu, dan yang utama adalah kehidupan setelah menikah itu." Ilana mengambil satu potong satu mangga dan memasukan dalam mulutnya. Manis.Tak puas. Ilana mengambil lagi."Aku sebenarnya paham maksud kamu. Aku sebenarnya lagi tidak pernah banyak permintaan, Bar. Serius, cukup melewati hal ini."Barry hanya memandang wanita cantik di hadapannya."Okay-okay. Besok nikah aja lah, biar cepat.""Ye. Bukan begitu ibu pejabat, sebagai laki-laki aku merasa ingin memberi kamu yang terbaik. Kamu memang ingin sederhana, aku mau kamu mengenang ini sebagai kenangan yang takkan kamu lupakan karena ini seumur hidup, Nana." Ilana hanya mengangkat alisnya dan mengambil lagi poto