Share

Part 1

Penulis: Ade Tiwi
last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-26 12:10:00

Kinara menatap sebuah benda yang sangat ringan dan indah di meja, dengan warna yang lembut terkesan elegan dan tak terlalu mencolok membuatnya terlihat menjadi romantis.

"Undangan pernikahan lagi." gumamnya lirih.

Ia mengambil undangan tersebut dan menghembuskan nafas berat, hatinya meringis saat melihat undangan tertuju untuknya. yang membuatnya sesak adalah, di situ tertulis untuk Kinara Larasati & partner.

Ia buka perlahan undangan itu dan mulai membaca isinya. ternyata teman sekolahnya dulu sewaktu SMA yang menikah, namanya Via.

Kinara menutup kembali undangannya, dan melangkah masuk ke kamar. ia merebahkan tubuh lelahnya di ranjang yang tidak empuk namun juga tidak keras.

Di tatapnya langit-langit kamar dengan sendu, apakah hanya dirinya yang tidak akan pernah memiliki pasangan? apakah dirinya sial soal urusan asmara? atau jangan-jangan ia memang terkena kutukan atas ucapannya dulu sewaktu SMA! pikirnya bertanya-tanya dalam hati.

Ia tersentak kaget dan bangun, begitu kata kutukan terlintas di pikirannya.

Ingatannya kembali menerawang ke 8 tahun yang lalu, dimana saat dirinya masih sekolah di bangku kelas 12 SMA.

Flashback on.

"Wee, kalian nanti kalau menikah mau target umur berapa?" tanya Mira pada ketiga sahabatnya.

"Kalau aku sih pengennya nikah muda, jadi biar pas nanti anak ku besar, jarak umurku sama anakku gak terlalu jauh." jawab Nazwa.

"Kalau kau Via?" tanya Mira.

"Aku maunya umur 25 tahun menikah." ucap Via dengan mata yang seakan menerawang masa depan.

"Kalau kau sendiri Mira?" tanya Kinara.

"Aku juga pengen nikah muda tapi kalau bisa ya setelah Nazwa." kata Mira nyengir.

Dan seketika tiga orang tersebut gantian menatap ke arah Kinara, dengan tatapan seakan bertanya 'kalau kau sendiri ingin menikah di umur berapa?'

"Ke-kenapa? kenapa kalian menatap ku seperti itu?" tanya Kinara heran dengan tatapan ke-tiga sahabatnya.

"Hmm, sepertinya tinggal kau sendiri yang belum menjawab." ucap Nazwa menyipitkan matanya.

"Nah, iya betul tuh kata Nazwa." sambung Via menimpali.

"Setuju! hei ayolah Nara, jawab pertanyaan kami!" sambung Mira dengan penuh tekanan agar Kinara mau menjawabnya.

Kinara tersenyum dan mengibaskan rambut panjangnya ke belakang. "soal menikah?" tanyanya terkekeh.

Ketiga sahabatnya mengernyit heran menatapnya, apa yang lucu sampai membuatnya terkekeh? pikir Mira, Nazwa, dan Via.

"Aku tidak percaya cinta! kalau bisa tidak usah menikah." ucap Nara begitu entengnya, seakan menganggap hal itu sebagai lelucon.

"Eh, hussss. Kinara gak boleh ngomong kayak gitu ah, ntar kalau sampai ucapanmu itu di kabulkan sama Tuhan bagaimana?" Via bergidik mendengar ucapan Kinara.

"Iya nih Kinara, gak boleh ngomong gitu." sambung Nazwa yang membeo membenarkan ucapan Via.

Sementara Mira mengangguk setuju dengan ucapan kedua sahabatnya.

"Hahaha, santai aja dong, gue cuma bercanda kelesss." ucap Kinara santai.

"Please deh Nara! itu tuh sama sekali gak lucu tahu!" ujar Mira tak suka.

Dan seperti biasa, kedua temannya yang lain membenarkan ucapan teman yang lainnya. kecuali ucapan Kinara sama sekali tak mereka hiraukan.

"Iya deh, iya maaf, aku tadi benaran cuma bercanda dan gak bermaksud apa-apa." jelas Kinara yang memang tadi bermaksud hanya bercanda.

"Hhhhh, baiklah Nara. kita mengerti maksud ucapanmu, hanya saja itu bukanlah lelucon--"

"Aku mengerti." Kinara memotong ucapan Via.

"Ok, jadi kapan target mu menikah?" tanya Mira kembali.

"Hmm, aku tidak tahu, mungkin aku yang bakalan terakhir menikah dari kalian." Nara terkikik mengucapkan kata-katanya.

Ketiga temannya saling pandang, lalu menatap Nara kembali yang masih terkekeh.

Flashback off.

Kinara meremas rambut panjangnya frustasi, wajahnya terlihat ketakutan.

"Apakah aku bakalan tidak menikah nantinya?" tanyanya bergumam sendiri.

"Tidak, aku tidak mau. ya Tuhan, tolong cabut ucapanku 8 tahun yang lalu. aku ingin menikah, aku juga ingin merasakan kebahagiaan punya pasangan seperti mereka." pinta Kia berdoa.

Wanita itu menitikkan air matanya, merasa menyesal dengan apa yang sudah terjadi.

"Minggu depan Via menikah, itu artinya setelah dia aku menikah kan? ku mohon kabulkan lah doaku, aku tidak mau melajang terus." semakin frustasi lah Kinara di dalam kamarnya.

***********

Seminggu kemudian...

Kinara mengobrak-abrik lemari pakaiannya, mencari gaun mana yang cocok untuk ia pakai ke acara pernikahan sahabatnya, Via.

Ia memutuskan memakai gaun berwarna merah, gaun cantik yang terkesan simple. tidak seksi namun juga tidak terlalu tertutup, sangat kontras dengan kulit Kinara yang tak putih namun bukanlah hitam, alias sawo matang.

Kinara menatap sekali lagi penampilannya di depan cermin, ia tersenyum puas melihat penampilannya malam ini.

Namun senyum itu memudar, ia memperhatikan lagi semuanya. wajahnya tidak lah cantik, pipi tirus dan tubuhnya yang terkesan sangat kurus membuatnya tak pede.

Sering sekali orang mengejeknya sih gizi buruk, atau tubuh tinggal tulang dan kulit. wajah penuh bekas jerawat dan terkesan kasar, kadang ia merasa malu sendiri.

Walau pun di tutupi dengan bedak setebal dempul, tetap saja wajah itu terlihat mengerikan. Kinara menghela nafasnya, ia harus percaya diri.

Setelah merasa cukup puas dan kuat, Kinara langsung menuju ke luar rumahnya. ia yakin taksi online yang di pesannya sudah datang, ternyata dugaannya benar, Kinara langsung masuk ke dalam taksi tersebut.

30 menit kemudian Kinara sampai di tempat acara pernikahan Via sahabatnya, Nara ragu ingin keluar dari dalam taksi melihat betapa mewahnya pernikahan sahabatnya itu.

"Sudah sampai mbak," ucap supir taksi saat melihat Kinara tak kunjung keluar.

"I--iya pak." akhirnya dengan berat hati Nara keluar, dan membayar ongkos taksinya.

Setelah taksi pergi, Nara berusaha menormalkan detak jantungnya dan mengurangi rasa gugupnya. Nara masuk ke gedung tempat acara pernikahan. kata Mira dan Nazwa acara pernikahannya dilaksanakan di lantai 15, Nara naik lift dan menekan angka 15.

"Nara!" panggilan suara wanita yang memanggil namanya ketika wanita itu sampai di lantai 15 tempat acara pernikahannya berlangsung.

Kinara menoleh dan mendapati Mira dan Nazwa, mereka berdua di temani suami dan anaknya.

"Apa kabar Nara?" tanya mereka setelah di dekat Kinara.

"Aku ba--baik." jawabnya terbata-bata.

"Sama siapa kesini?" tanya mereka celingak-celinguk mencari seseorang.

"Ehhm, itu aku--"

"Kenapa Nara?" tanya mereka heran.

"Aku mau permisi ke toilet," jawab spontan Nara.

"Ya sudah, pergilah." ucap Nazwa dan Mira.

Saat berbalik badan ingin berjalan ke arah toilet di belakang, tak sengaja Nara menabrak seorang wanita yang sedang memegang segelas minuman di tangannya. minuman itu tumpah dan mengotori gaun wanita itu, Kinara syok bercampur takut.

"Ma--maafkan aku nyonya." ucap Nara gugup.

"Kurang ajar!" maki wanita itu tak terima.

Kinara benar-benar tak sengaja melakukannya, ia terus berulang kali meminta maaf. Nazwa dan Mira juga sudah berusaha membantu sahabatnya itu dengan meyakinkan wanita itu jika Nara tak sengaja melakukannya.

"Dasar wanita buruk rupa!" ejeknya merendahkan Nara.

Semua mata sedari tadi sudah berpusat ke arah mereka, Nara begitu malu saat semua pasang mata menatap intens ke arahnya.

"Menjijikkan! wajahmu menakutkan sekali, seperti monster iihhh." ejek wanita itu lagi bergidik ngeri menatap wajah Nara.

Baru saja Nazwa dan Mira ingin bicara membela sahabatnya, tapi Nara yang malu langsung pergi dari tempat itu secepatnya.

Ia sangat malu sekali di hina seperti itu, tapi ia juga tidak bisa melawan ucapan wanita tadi. karena pada kenyataannya ia memang lah sih buruk rupa, jadi rasanya pun percuma bicara walau hanya sekedar ingin membela diri.

Nara berdiri di depan pintu lift, lift terbuka menampilkan pemandangan tak senonoh yang membuat Nara merasa jijik melihatnya.

Seorang pria sedang bercumbu dengan mesranya bersama seorang wanita, pria itu pas menghadap kearah Nara. tatapannya tajam namun menggoda, Nara sendiri hanya berdiam di tempatnya, ia bingung harus apa.

"Kau jadi masuk tidak?" ucap ketus pria itu bertanya pada Nara yang tak kunjung masuk ke dalam lift.

Melihat Kinara yang hanya diam saja, membuat pria itu kesal dan dengan gerakan cepat ia memencet kembali tombol lift. Nara dan pria itu masih saling memandang hingga pintu lift benar-benar tertutup.

"Wanita aneh!" gumamnya kesal.

"Siapa sayang?" tanya wanita yang bersamanya.

"Bukan siapa-siapa sayang, tetaplah posisi mu begini ya." wanita itu mengangguk.

Kinara terduduk lesuh tak bertenaga di tempatnya berdiri tadi, ia menangis pilu dengan kenyataan nasibnya.

"Aku hanyalah seorang gadis buruk rupa, yang tak akan pernah di cintai atau pun mendapatkan cintanya." kembali ia menangis sejadi-jadinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ugly woman with Mr handsome (Indonesia)   Ekstra part 2

    Pagi harinya..."Enggghh," racau Nara sembari menepuk sisi tempat tidurnya.Nara membuka kedua matanya perlahan yang masih terasa berat, akibat efek masih mengantuk."Kosong? dimana Arfaan?" gumamnya bertanya-tanya mencari keberadaan sang suami.Nara bangkit dari tidurnya, tepat saat ia duduk pintu kamar terbuka.Cklek..."Sayang, baru bangun?" Nara menganggukkan kepalanya."Kau darimana saja?""Aku habis sarapan bersama seluruh keluarga.""Apa?" kaget Nara. "Kenapa tidak membangunkan ku juga.""Tidur kamu nyenyak banget, lagian aku yakin kamu pasti masih capek banget. Apalagi terutama bagian itu kamu, pasti masih perih banget." ucap Arfaan khawatir dan terselip nada nakal di ucapannya."Terus ibu, bapak, mama dan papa bagaimana?""Mereka baik seperti biasa."

  • Ugly woman with Mr handsome (Indonesia)   Ekstra part 1

    Arfaan menggendong Nara ala bridal style setelah mereka sampai di depan pintu kamar hotel yang sudah Arfaan pesan. susah payah pria itu membuka pintu karena Nara yang sedang ia gendong, Nara yang mengerti pun membantu sang suami dengan membuka pintunya."Arfaan! Turunkan aku!" teriak Nara merengek."Iya, nanti akan aku turunkan." ucap Arfaan tersenyum jahil.Ia pun meletakkan tubuh ramping Nara di ranjang, kemudian Arfaan berjalan kembali ke pintu dan menguncinya."Akhirnya!" teriak Arfaan nyaring seraya melompat gembira.Nara terkikik geli melihat tingkah suaminya, begitu bahagianya menyambut ritual malam pertama yang sebentar lagi bakal mereka lakukan."Ayo sayang, buka bajunya." titah Arfaan gak ada romantis-romantisnya.Nara tak bergeming dan hanya memperhatikan Arfaan yang kini sudah mulai membuka jas-nya. Jas terbuka seutuhnya dan Arfaan melemparkan

  • Ugly woman with Mr handsome (Indonesia)   Part 34

    Hari yang di tunggu pun telah tiba, tepat pada hari ini Arfaan dan Nara akan melangsungkan resepsi pernikahan di sebuah hotel mewah.Sementara untuk ijab kabulnya sudah di lakukan di rumah Nara, kini mereka berdua telah resmi menjadi suami istri.Kedua mempelai dan seluruh keluarga, kerabat dan teman-teman Nara begitu bahagia.Kini sepasang pengatin baru itu lagi beristirahat di kamar, resepsi akan di mulai pada sore hari sampai malam hari."Akhirnya!" teriak Arfaan bahagia setelah sampai di kamar.Nara tergelak melihat tingkah konyol suaminya, namun tak di pungkiri rasa bahagia juga di rasakan Nara."Aku bahagia, sangat bahagia!" ungkap Arfaan pada istrinya."Aku juga sangat bahagia Arfaan." balas Nara tersenyum."Sini sayang, deketan sama aku dong." ucap Arfaan melambaikan tangan memanggil Nara agar mendekat padanya.Nara me

  • Ugly woman with Mr handsome (Indonesia)   Part 33

    Menjelang hari pernikahan Nara dan Arfaan, keduanya terlihat sibuk. tak terasa waktu pernikahan tinggal menghitung hari lagi.Tak hanya Nara dan Arfaan yang sibuk, tetapi semua orang juga tengah sibuk dalam persiapan pernikahan mereka.Seperti kedua orang Nara, mereka memutuskan untuk tetap tinggal di rumahnya sampai hari pernikahan tiba. Terlihat sekali pak Cahyo dan bu Nina tengah sibuk mengabarkan saudara, kerabat, dan para tetangga mereka yang ada di kampung untuk datang ke acara pernikahan Nara di kota.Sudah bisa di pastikan bukan, bagaimana ramainya acara pernikahan Nara dan Arfaan nantinya?Papa Bimo dan mama Santi juga tak mau ketinggalan dengan apa yang di lakukan orang tua Nara.Fitting baju telah selesai Nara dan Arfaan lakukan beberapa hari yang lalu, berbarengan dengan cincin pernikahan mereka yang juga sudah mereka pesan sesuai permintaan.Ah! Rasanya Arfaan sudah tak

  • Ugly woman with Mr handsome (Indonesia)   Part 32

    Berita pertunangan Nara tentu saja sampai ke telinga Adam, pria kalem yang tampan dan mempunyai rasa terhadap Nara.Pertama kali mendengar kabar jika Nara tengah menjalin hubungan, Adam tetap santai. dan berharap jika mungkin suatu saat nanti ada peluang untuknya mendekati Nara, tapi jika sudah bertunangan seperti ini. Semakin tipis lah harapan sekaligus peluang Adam mendekati gadisnya. Ya, meskipun banyak yang mengatakan istilah, sebelum janur kuning melengkung maka masih ada harapan.Kini Adam harus merelakan penuh perasaannya pada Nara, karena ia yakin suatu saat nanti ia pasti di pertemukan dengan jodohnya."Adam!" panggilan Karina di ambang pintu kamarnya."Mama?!" kagetnya."Boleh mama masuk?" tanya Karina.Kepala Adam mengangguk, Karina masuk ke dalam kamar putranya."Kamu tidak masuk kerja hari ini nak?" heran Karina melihat putranya yang h

  • Ugly woman with Mr handsome (Indonesia)   Part 31

    Seminggu kemudian...Nara tersenyum melihat penampilannya sekali lagi di cermin, sangat bahagia menyambut malam ini. Karena malam ini adalah hari pertunangannya dengan sang kekasih, Arfaan.Setelah melewati proses perdebatan panjang antara pak Cahyo dan kedua orang tua Arfaan. Pak Cahyo meminta untuk langsung ke pernikahan, sementara orang tua Arfaan ingin melewati proses yang namanya tunangan terlebih dulu.Pak Cahyo pun pada akhirnya mengalah begitu Nara juga menyetujui ke inginan calon mertuanya. berbeda dengan Arfaan, yang anehnya malah lebih menyetujui rencana Cahyo. Jujur Arfaan memang sudah tak sabar agar cepat bersanding dengan Nara di pelaminan."Waaaah, kau terlihat sangat cantik sekali Nara!" puji Nazwa."Iya benar, kau terlihat bak seperti puteri kerajaan." sambung Via menimpali ucapan Nazwa.Dan berlanjur pujian dari Mira. "Gaun acara pertunanganmu saja sang

  • Ugly woman with Mr handsome (Indonesia)   Part 30

    "Ayo di makan calon besan." ucap Bimo mempersilakan kedua orang tua Nara untuk makan malam bersama.Pak Cahyo menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali, menoleh ke arah istrinya yang juga tengah menatapnya.Bimo dan Santi bingung melihat ke anehan Cahyo dan Nina."Pak Cahyo, kenapa hanya berdiri saja. apa ada masalah pak?" tanya Bimo hati-hati."Itu loh pak, nganu--" Cahyo terlihat bingung ingin mengatakannya."Makanannya." jawab Nina gemas melihat suaminya."Iya, kenapa dengan makanannya?" tanya Santi penasaran."Kami tidak terbiasa makan makanan seperti itu." kekeh Nina merasa malu.Makan malam yang tersaji pun berupa steak, lasagna, macaroni, risotto dan berbagai hidangan makanan barat lainnya.Santi dan Bimo saling melemparkan senyum. memanggil beberapa pelayan dan menyuruh mereka semua untuk membawakan hidangan baru.

  • Ugly woman with Mr handsome (Indonesia)   Part 29

    Pintu rumah kembali di ketuk, bu Nina sudah bersiap-siap untuk membukanya dengan sapu di tangannya siap untuk menimpuk sih pengetuk pintu.Cklek..."Arfaan!" pekik bu Nina kaget.Untung saja bu Nina belum sempat melayangkan pukulan sapunya. kalau sudah, maka bisa di pastikan wajah Arfaan bonyok."Selamat pagi ibu." sapa Arfaan mengulurkan tangannya mengambil tangan kanan bu Nina.Mencium punggung tangan wanita itu, hati bu Nina sedikit tersentuh karena sikap sopan Arfaan."Ibu ngapain bawa sapu?" tanya Arfaan menunjuk ke arah sapu yang di pegang bu Nina."Ah ini, tadi buat nimpuk kamu__eh," bu Nina keceplosan.Arfaan mengerutkan keningnya bingung. untuk menimpuk dirinya? menggunakan sapu?"Maksudnya ini tadi ibu habis nyapu, eh malah ke bawa juga." kekeh bu Nina beralasan."Kamu pasti mau ketemu Nara kan?

  • Ugly woman with Mr handsome (Indonesia)   Part 28

    Keadaan rumah Nara menjadi ramai karena kehadiran kedua orang tuanya, suara kebisingan terdengar dari perdebatan antara pak Cahyo dan bu Nina. setiap harinya ada saja hal yang di perdebatkan, namun di balik itu Nara sangat bahagia. rasa rindu yang sudah lama tidak bertemu keluarga pun terobati."Waah, bunga-bunganya jadi lebih indah di rawat sama bapak ya." puji Nara senang melihat tanaman berbagai macam bunganya yang semakin bersih terawat."Siapa dulu? bapak gitu loh." bangga pak Cahyo menepuk dadanya cukup kuat."Jangan kencang-kencang pak mukul dadanya." protes bu Nina yang ikut bergabung ke halaman belakang rumah Nara.Pak Cahyo nyengir. "iya bu, ini sangking semangatnya.""Oalah, lebay ya bapak ternyata." bu Nina geleng-geleng kepala melihatnya, sementara Nata terkikik geli menyaksikan hal itu."Yo uwes, sebaiknya kita sarapan dulu." ajak bu Nina pada suami dan anaknya.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status