Home / Romansa / Unexpected love / Bab 8. Sudah Dibereskan

Share

Bab 8. Sudah Dibereskan

Author: Neng Anjar
last update Last Updated: 2022-02-17 12:16:03

Sementara itu di dalam sebuah kantor bergaya minimalis milik Rengga ....

Pria tampan itu sedang menerima laporan dari anak buahnya tentang tugas yang telah ditugaskan kepadanya.

"Sudah dibereskan, Bos!" lapor anak buah Rengga ketika diditanya soal perkembangan tugas yang telah di berikan kepadanya.

"Bagus, bagaimana dengan fotografer usil itu?" tanya Rengga sambil bertopang dagu menatap bawahannya malas.

"Ketika kami menutup media tempatnya pertama kali up foto dan video, Dia sudah kabur ke luar negeri," sahut bawahannya sambil mengelap keringat yang mulai timbul di dahinya.

Dia tidak berani menatap Rengga yang saat ini sedang menatapnya, di dalam hati dia merutuk karena fotograper itu cepat sekali mengambil langkah seribu, sepertinya fotograper itu telah memprediksi kalau Rengga akan mengutus orang untuk menanganinya.

"Ke luar negeri? Kemana tepatnya Dia kabur?" tanya Rengga sambil mengtuk pulpennya di meja.

" ... " Anak buah Rengga terdiam. Dia juga tidak tahu kemana orang itu melarikan diri.

"Cari tahu ... lalu kejar sampai dapat, jangan biarkan Dia lolos walau ke ujung dunia sekalipun!" tandas Rengga dengan senyum jahat terpampang jelas di wajahnya.

"Siap, Bos!"

Bawahan Rengga segera meninggalkan ruang kantor bosnya dengan cepat karena takut bosnya akan berubah pikiran dan berbalik menghukumnya karena dia telah membiarkan fotografer itu kabur dan lolos ke luar negeri.

"Ha! Apakah Dia pikir semudah itu mencuci tangan setelah menyebarkan aib diriku?" kata Rengga sambil tersenyum sinis.

***

Di Jakarta Mirela sibuk mengerjakan semua tugas kantor yang telah dibebankan di pundaknya oleh sahabatnya Veny yang juga merupakan bosnya di kantor.

Veny sepertinya sengaja memberikan banyak tugas kepada Mirela agar sahabatnya itu bisa melupakan kesedihannya dan belajar mengelola suatu usaha dengan menjadi tangan kanannya.

"Mirela," sapa salah seorang rekan kerjanya ketika masuk ke dalam kantornya

"Ya," sahut Mirela sambil mengalihkan tatapan dari dokumen di hadapannya ke arah rekan kerja yang saat ini sedang membuka pintu kantornya dan menyembulkan kepalanya.

"Dipanggil Bu Veny!"

"Oke, sebentar Aku ke sana!" kata Mirela sambil bergegas merapikan pekerjaannya, sementara rekan kerjanya telah pergi kembali ke ruang kantornya sendiri.

Mirela menghela napas panjang, sambil membereskan mejanya dia bertanya-tanya apa gerangan yang membuat Veny tidak meneleponnya secara langsung atau datang ke kantornya sebagai mana biasa.

'Apakah Aku telah melakukan kesalahan?' tanya Mirela bingung. "Tidak, rasanya Aku tidak melakukan kesalahan apa pun," gumamnya sambil menggelengkan kepala.

Setelah selesai merapikan mejanya, Mirela bergegas ke kantor Veny yang terletak di lantai tiga. Namun, sesampainya di lift ada tulisan rusak membuat Mirela menghela napas kesal.

"Jadi Aku harus naik tangga darurat untuk sampai ke kantornya? Pantas saja Dia tidak langsung ke kantorku seperti biasa, rupanya Dia segan untuk naik turun tangga darurat karena lift ini rusak," gumam Mirela sambil tersenyum tidak berdaya.

Sahabatnya itu sejak dulu memang paling malas kalau di suruh naik turun tangga, kalau tidak dalam keadaan terdesak jangan harap Veny mau menggunakan tangga untuk, itu sebabnya di rumah dan apartemen pribadinya, Veny memasang lift dan eskalator untuk mempermudahkannya ketika harus naik turun.

Sesampainya di depan kantor Veny, Mirela mengetuk pintu dan membukanya ketika ada jawaban dari Veny.

"Apakah Kamu mencariku?" tanya Mirela sambil duduk di kursi yang ada di depan meja sahabatnya.

"Yups!" kata Veny sambil menyingkirkan berkas-berkas pekerjaannya ke samping meja.

"Ada apa?" tanya Mirela ingin tahu.

Veny menyerahkan ponselnya ke Mirela dan menyuruh sahabatnya itu untuk melihat berita di medsos yang ramai memberitakan soal Rengga yang sedang mabuk dan berteriak- teriak di depan rumahnya seperti orang gila, padahal saat itu adalah malam pengantinnya.

Mirela terdiam melihat video yang tampil selama lima belas menit itu. Bukannya merasa kasian dia malah merasa muak dengan apa yang telah dilakukan mantan tunangannya tersebut.

'Apakah Dia ingin melihat Aku dihujat oleh banyak orang karena telah mengganggu suami orang?' batin Mirela geram.

"Jangan khawatir sepertinya mantan tunangan Kamu itu telah berhasil membereskan semua kekacauan yang telah Dia perbuat," kata Veny memberitahu.

"Dari mana kamu tahu?" tanya Mirela heran.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Unexpected love   Bab 83. Obat Dalam Teh.

    Ini adalah sebuah kesengajaan! Sinta sengaja melukai anaknya agar Dean datang ke rumah ini menemui dirinya dan anaknya. Sejak Dean pindah dari rumah ini, dia tidak pernah datang atau menemuinya. Jika anak ini kangen pada papanya, Dean akan menyuruh kepala pelayan untuk membawa anaknya ke tempat yang dia tunjuk.Bagaimana dengan Sinta? Dia sama sekali tidak diizinkan untuk ikut dalam pertemuan antara Dean dan anaknya.Sinta ingin bertemu, tapi Dean tidak mau. Apapun cara yang Sinta lakukan sepertinya Dean tetap tidak bergeming! Pria itu benar-benar tidak mau lagi menemui Sinta.Sementara Sinta resah dengan kondisi anaknya yang dia buat sendiri, Dean masih memanjakan Mirela yang sakit akibat perbuatannya."Sepertinya aku sudah agak baikan," kata Mirela sambil duduk di tempat tidur. "Kamu sebaiknya menengok anak itu, bagaimanapun dia anak kandungmu!" kata Mirela sambil menghela napas panjang."Apakah kamu benar-benar tidak sakit lagi?""Setelah dioleskan obat oleh dokter aku sudah tidak

  • Unexpected love   Bab 82.Karena Terpaksa.

    Mirela terdiam mendengar perkataan narsis suaminya. Memang benar suaminya itu memiliki tubuh yang bagus, tapi apakah harus menyanjung diri sendiri seperti itu?"Mengapa kamu diam? Apakah kamu tidak setuju dengan perkataan aku?" tanya Dean saat melihat istrinya itu hanya berdiam diri tidak merespon kata-katanya."Apakah kamu harus memuji diri sendiri?" tanya Mirela sambil tersenyum tidak berdaya."Tentu, bukankah air laut memang asin sendiri?" kata Dean balik bertanya.Mirela langsung terkekeh geli sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya. Dulu dia berpikir Dean adalah orang yang dingin dan tidak banyak omong. Bukankah itu yang selalu dikatakan oleh sahabat dan kakaknya? Tapi ternyata setelah menikah dengannya, Mirela mendapati Dean tidak sedingin yang dipikirkan kebanyakan orang. Kadang dia juga bisa lucu dan polos seperti anak kecil yang menantikan pujian."Baiklah, suamiku memang memiliki tubuh yang bagus dan ideal," puji Mirela pada akhirnya.D

  • Unexpected love   Bab 81. Tidak Tertarik.

    Perkiraan Mirela memang tepat, setelah melakukan hubungan intim dengan Dean, dia benar-benar tidak bisa bangun hingga Dean bergegas mencari dokter wanita untuk mengobati Mirela yang mengeluh sangat sakit di bagian intinya.Dokter itu hanya berdecak saat melihat apa yang terjadi pada daerah intim Mirela yang bengkak. Dia melirik Dean, ada semacam rasa kesal terlintas di wajah dokter itu. Laki-laki ini benar-benar buas, pikir dokter wanita itu sambil mengolesi salep pada bagian intim Mirela.Mirela merasakan sejuk dan nyaman di bagian intimnya saat sang dokter mengoleskan sesuatu di sana. Sedangkan Dean hanya diam menerima pandangan kesal sang dokter yang bolak balik ditujukan padanya. Apakah itu sangat parah? Tanya Dean dalan hati. Dia benar-benar tidak dapat mengendalikan diri saat berhubungan intim dengan Mirela. Itu benar-benar sangat enak hingga Dean merasa enggan untuk berhenti. "Bagaimana?" tanya Dean kepada dokter wanita itu tanpa dapat menyembunyikan rasa ingin tahunya."Ini b

  • Unexpected love   Bab 80. Puas Dan Bahagia.

    Melihat bagaimana lembutnya Dean memperlakukan Mirela, petugas hotel wanita itu terpaku tidak bergerak di tempatnya. Dia membayangkan kalau saja yang mendapatkan perlakuan itu adalah dirinya sendiri, betapa bahagianya.Dia baru tersadar setelah mendengar bentakan Dean yang mempertanyakan untuk apa dia masih berada di sini."Maaf tuan, apakah ada hal lain yang tuan perlukan?" tanya petugas wanita itu sopan, tapi tidak meninggalkan kesan genit dari nada suara dan gerak geriknya.Mirela yg berada dalam gendongan suaminya mengangkat wajahnya dan heran melihat sikap genit petugas hotel yang ada di hadapannya saat ini. Mirela mengerutkan kening, biasanya petugas-petugas hotel ini baik yang pria maupun wanita, selalu menampilkan kesan ramah dan sopan, tapi tidak ada nada genit sama sekali dalam suaranya.Dia menatap wajah suaminya ingin tahu apakah suaminya sedang melihat kegenitan petugas itu. Di luar dugaan Mirela, saat ini Dean malah sedang menatap wajah Mirela penuh kelembutan. Sedikitpu

  • Unexpected love   Bab 79. Wanita Genit.

    Mirela dan Dean melalui malam pertama mereka dengan penuh gairah. Dean benar-benar merasa puas bisa bersatu dengan wanita yang sudah lama dia kejar dan dambakan. Pagi harinya Dean bangun dengan enerjik sementara Mirela merasakan tubuhnya seperti habis tertabrak. Dia merasakan sakit dan pegal-pegal di seluruh tubuhnya. Itu semua dikarenakan aksi suaminya menjarah dan menggiling dirinya bolak balik. Mirela tidak menyangka kalau suaminya, Dean akan sangat antusias sekali melakukan penyatuan mereka tersebut berulang-ulang.Dean merasa kasihan melihat istrinya terkapar tidak berdaya akibat keganasannya semalam. Dia pun berinisiatif untuk membantu istrinya membersihkan diri di kamar mandi. Dean membopong tubuh Mirela ke kamar mandi dan mulai memandikan istrinya terlebih dahulu.Mirela mulai merasa nyaman dan pegal-pegal nya hilang ketika merasakan siraman air hangat dan pijatan lembut Dean di tubuhnya. Hal ini berbeda dengan Dean yang mati-matian menahan hasratnya agar tidak memakan istrin

  • Unexpected love   Bab 78. Kompensasi.

    Dean menghela napas mendengar pertanyaan Mirela, apakah istrinya ini akan marah jika dia mengatakan terus terang kalau rumah yang sebelumnya Dean tempati saat ini dihuni oleh Sinta dan anaknya."Dia menginginkan tinggal di rumahku untuk menemani anak itu," kata Dean hati-hati sambil menatap wajah istrinya ingin melihat apakah ada perubahan setelah mendengar apa yang dia katakan.Mirela mengerutkan kening mendengar Sinta ikut tinggal di rumah Dean. Apa maksudnya? Sekalipun Dean tidak berniat menikahi Sinta, Mirela akan tetap merasa tidak nyaman jika tinggal satu atap dengan wanita yang pernah melahirkan anak suaminya tersebut."Apakah kamu akan menikahinya?" tanya Mirela ingin tahu.Kalau jawabannya iya maka Mirela tidak akan ragu untuk menggugat cerai suami yang baru dinikahinya ini."Tidak.""Aku tidak bisa tinggal bersama dia ...""Jangan khawatir, kamu dan aku akan pindah dari sana dan menempati rumah kita sendiri," potong Dean semangat."Lalu bagaimana dengan anak itu?""Biarkan d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status