Share

Part 5 | Secret Mission

“Aku merubah penawaranku.” Ungkap Jeremy di depan pintu kamar Alle, pria itu telah menjadi tour guide yang baik malam ini, Alle menikmati keindahan pulau juga makanan-makanannya.

“Apa lagi, Jeremy? Aku tidak ingin kabur bersamamu.” Alle mendengus kesal, dua jam yang dihabiskan oleh keduanya membuat mereka bertambah akrab.

“Bukan, bagaimana jika kita bekerja sama menggagalkan kencan mereka. Aku akan mengganggu Vale dan membawanya jauh dari Earl, dan kau bisa menggunakan waktumu bersama Earl, kau harus lebih licik dari Vale jika ingin mendapatkan Earl, kau harus bisa memonopoli Earl dengan statusmu.” Jeremy bersemangat mengatakannya, membuat Alle tertawa, lalu mengulurkan tangannya pada Jeremy.

“Deal?”

“Deal.” Jeremy menyambut uluran tangan Alle dan berkata yakin.

“Selamat malam, besok pagi aku akan menculik Vale, dan kau lakukan bagianmu pada Earl.” Jeremy mengedipkan matanya genit dan mengacak gemas rambut Alle yang hanya terkekeh dan memukul ringan lengan pria itu.

Sekali lagi Earl hanya bisa mengepalkan tangannya melihat kejadian di depannya, sudah sejak dua jam yang lalu dirinya kembali, namun Alle belum pulang ke kamarnya, hingga akhirnya dia mengajak Vale untuk makan malam terlebih dahulu, lalu saat pulang dia sekali lagi melihat kedekatan Jeremy dengan Alle yang entah kenapa membuatnya emosi.

“Earl,” panggil Alle begitu menyadari kedatangan Earl. Membuat Earl tersenyum tipis, dengan langkah lebarnya mendekat pada pada Alle dan menggenggam tangan wanita itu dan mengajaknya masuk.

“Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana dengan Vale?” Tanya Alle bingung, karena dia pikir Earl tentu akan bersama Vale dan membiarkannya sendiri.

“Kenapa pertanyaanmu seolah-olah tidak menginginkanku? Atau kau ingin bermalam bersama pria lain?” Nada marah Earl membuat Alle hanya bisa mengernyit bingung, tidak mengerti kenapa pria itu terlihat marah padanya. Dia menanyakan hal yang wajar kan?

“Bukan begitu. Kupikir ... kau dan Vale memang akan menikmati waktu kalian di sini, aku ... aku yang akan menikmati waktuku sendiri di sini, karena ini bukan honeymoon seperti yang dikatakan Mommy.” Perkataan Alle seolah menjadi tamparan keras untuk Earl, membuat Earl memejamkan matanya saat rasa bersalah itu kembali menyelimutinya dan mengantarkan rasa sesak.

“Jangan berpikir seperti itu, Xa. Tentu saja ini akan tetap menjadi honeymoon kita. Seperti kesepakatan kita, permintaan pertamamu, jika kita akan berlaku layaknya suami istri, Vale, aku akan tetap berusaha menemaninya dan membuatnya bahagia, kau tidak perlu memikirkan tentang Vale.” Earl membelai rambutnya dengan tatapan lembut, namun tetap saja, ucapan pria itu berhasil melukainya sekali lagi, walaupun pria itu berjanji untuk menepati permintaannya, namun tetap saja, Vale akan selalu menjadi bayang-bayang menyakitkan untuknya.

“Apa aku bisa memegang ucapanmu? Jika ini akan tetap menjadi honeymoon kita? Aku tidak ingin ada Vale di dalamnya.” Alle menatapnya tegas, menuntut kepastian pada Earl yang hanya bisa memejamkan matanya.

“Ya, apapun yang kau inginkan, masalah Vale, biar aku yang mengurusnya.”

“Kau hanya akan berperan menjadi suami Allexa Aldene tanpa memikirkan wanita lain. Janji?” Tanya Alle membuat Earl mengangguk kaku, sekali lagi seolah kehilangan sosok Allexa yang ia kenal.

“Iya, Xa? Honeymoon seperti apa yang kau inginkan?” Tanya Earl membuat Alle tersenyum tipis.

“Besok, aku ingin menghabiskan waktu dua puluh empat jam bersamamu, tanpa ponsel dan apapun yang berhubungan dengan dunia luar. Hanya ada kita. Aku dan dirimu. Janji?” Alle mengacungkan jari kelingkingnya, membuat Earl tersenyum kecil dan mengacak gemas rambut Alle, menyambut pinky promise yang biasa dia lakukan bersama Alle saat sekolah dulu.

“Aku berjanji akan menuruti semua permintaan Allexa Aldene.” Earl mengucapkan kata keramat itu, membuat Alle tertawa lepas, janji yang selalu Earl ucapkan sejak mereka menjadi anak sekolah.

Tawa lepas Alle membuat Earl juga ikut tertawa, rasanya sudah lama tidak melihat All tertawa begitu lepas, membuat hatinya yang sejak tadi diselimuti emosi seketika menghangat dengan kebahagiaan yang tidak bisa ia ungkapkan, tanpa sadar, jika kebahagiaan hatinya tercipta begitu sederhana, karena tawa dari seorang Allexa Aldene. Wanita yang bertahun-tahun menjadi sahabatnya, sahabat yang tidak boleh ia cintai, karena jika dia mencintainya, maka dia akan kehilangan wanita itu. Tanpa sadar, jika sang hati telah berkhianat, namun Earl terus mengabaikan apa yang dia rasakan pada seorang sahabatnya yang kini menjadi istrinya.

***

Langit masih terlihat gelap, namun Alle terlihat sudah bangun, wanita itu menatap pada Earl yang masih tertidur lelap di ranjangnya. Dia lalu mengambil ponsel Earl, ada dua puluh panggilan tak terjawab dari Vale sejak semalam, juga puluhan chat dari gadis itu. Saat membaca pop up pesan itu membuat Alle tersenyum, ternyata Vale mencari Earl yang mengatakan akan tidur bersamanya, namun Earl justru menghilang. Tanpa ragu lagi, Alle menonaktifkan ponsel Earl, menyimpannya untuk dirinya sendiri lalu membuka balkon untuk menikmati suasana pantai di pagi hari yang dinginnya masih cukup mencekam.

Sebuah pesan masuk dari seseorang membuat Alle tersenyum, Jeremy mengatakan dia sudah mengurus Vale, hal itu membuat Alle tersenyum, biarlah dirinya menjadi egois kali ini, untuk kebaikan dirinya juga Earl.

Alle lalu memutuskan kembali ke kamar, membangunkan Earl untuk menikmati hari bersama pria itu.

“Earl, bangun. Aku ingin melihat sunrise.”

“Sebentar, Xa. Masih terlalu pagi.” Earl justru semakin mengeratkan selimutnya, membuat Alle mendecak kesal dan beranjak dari sana, membuat Earl langsung membuka matanya dan menarik lembut tangan Alle.

“Iya, iya, aku bangun. Ayo kita melihat sunrise.” Earl mengacak gemas rambut Alle, membuat Alle tersenyum senang dan menarik tangan pria itu untuk segera ke kamar mandi.

“Tidak ada ponsel untuk hari ini.” Ungkap Alle membuat Earl mendesah pasrah.

“Biarkan aku memakainya satu kali untuk menghubungi ...”

“Dan tidak ada orang lain selain kita.” Alle memutus ucapan Earl, membuat Earl mendecak kesal dan mengalah, mungkin Vale akan mencarinya dan marah besar padanya, tapi dia tidak bisa mengingkari janjinya pada Alle dan membuat wanita itu kecewa. Melihat wajah berseri-seri Alle saat dirinya membuka mata membuatnya ikut merasa senang dan bahagia.

***

Vale terbangun di tempat asing yang membuatnya langsung terkesiap waspada, wajahnya terlihat pias, menyadari jika dia tidak di kamarnya, lalu dia beranjak dari sana, melihat ke sekeliling untuk kembali memastikan, dan kenyataannya memang benar, dia tidak di cottage-nya.

‘Apakah Earl memberikan kejutan untukku karena sejak semalam dia tidak menjawab panggilanku?’ Vale menggumam dalam hati, memikirkan kemungkinan yang membuat hatinya sedikit tenang.

“Have you wake up, my lady?” Suara itu membuat Vale langsung membalikkan badannya, dan mendapati Jeremy yang tersenyum lebar ke arahnya.

“Brengsek! Apa yang kau lakukan?!” Vale berteriak marah, membuat Jeremy justru terkekeh semakin keras.

“Apa yang kulakukan? Tentu saja menghabiskan waktu yang panjang bersamamu, bukankah kau datang ke sini untuk menemuiku? Tentu aku harus menjamu dan melayanimu dengan baik. Seperti membawamu ke pulau di mana hanya ada aku dan dirimu, seperti saat ini.” Jeremy mendekat, berusaha membelai rambut Vale, namun Vale langsung menepisnya dan menatap benci pada Jeremy.

“Pulangkan aku ke pulau!” Teriak Vale marah, membuat Jeremy justru tertawa keras.

“Ini di pulau sayang, pulau indah di mana kita akan merajut kisah cinta kita. Hanya ada aku dan dirimu, dan tidak ada yang bisa kau lakukan untuk kabur dari sini, karena aku yang memegang kendali. Satu-satunya yang bisa membawamu kembali ke pulau Addison dengan kapal feri itu, tapi tentu hanya aku yang bisa mengemudikannya, kau tidak akan bisa melakukan apapun. Jadi, mari nikmati waktu kita saja sayang, aku tidak akan mengecewakanmu.” Jeremy langsung mengecup pipi Vale dan mendapat hadiah tamparan keras dari wanita itu.

“Menurutlah, maka aku akan memberikan kenangan indah selama satu minggu ke depan. Bukankah rencanamu memang akan satu minggu di sini?” Jeremy menaik turunkan alisnya dengan tatapan menggoda, membuat Vale semakin kesal dibuatnya. Wanita itu mendorong bahu Jeremy dengan kuat dan meninggalkan pria itu yang tertawa puas berhasil memonopoli Vale untuk satu minggu ke depan. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status