Beranda / Rumah Tangga / Upik Abu Mertua / Bab 70. Mencintai Kamu Lebih Dalam

Share

Bab 70. Mencintai Kamu Lebih Dalam

Penulis: Rifat Nabilah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-19 22:02:59

"Ya, aku mau, Hafidz."

Hafizah tidak menyesali jawabannya setelah mendengar pernyataan Hafidz. Mereka saling menatap dalam keheningan, seolah melupakan bahwa Hafidz masih merasakan sakit.

Hafizah terlihat menyentuh luka di tangan Hafidz, dan ia pun meringis kesakitan akibat sentuhan itu.

"Maaf, Hafidz. Aku tidak sengaja," katanya dengan penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa. Kamu tahu aku senang dekat denganmu, dan aku mengerti bahwa kamu tidak bermaksud menyakiti lukaku," jawab Hafidz dengan lembut.

"Iya, Hafidz. Sekali lagi, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Kata-katamu membuatku melayang, jadi apakah kita akan melanjutkan persiapan untuk pernikahan kita?"

Hafidz menggelengkan kepala, menegaskan bahwa ia tidak akan menunda pernikahan mereka dan ingin segera melangsungkannya bersama Hafizah.

"Ya, jika memungkinkan, setelah aku diizinkan keluar dari rumah sakit, aku ingin segera melakukannya. Rasanya semua ini terlalu lama."

Hafizah hanya tersenyum malu mendengar keingi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Upik Abu Mertua   Bab 107. Kebencian Lestari Yang Masih Membesar

    Hafizah merasa gelisah, sementara Hafidz memperhatikan dua bodyguard yang tetap siaga untuk melindunginya. "Hafizah dalam bahaya. Kalian berdua harus tetap berjaga dan pastikan wanita tua itu tidak bisa masuk ke sini. Lakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi Hafizah dan tempat ini."Keduanya mengangguk, memahami perintah tanpa perlu menjawab, karena mereka bisa merasakan kewaspadaan bos mereka."Kamu dengar kan, Hafizah? Mereka akan menjaga di sini, dan aku juga akan menemanimu. Setidaknya, dengan begitu kamu bisa merasa lebih aman. Aku bisa tidur di sofa, jadi kamu bisa beristirahat tanpa khawatir."Hafizah membuka pintu kamarnya, memberi kesempatan kepada Hafidz untuk masuk dengan mudah, karena ia tidak ingin Lestari menyakitinya lagi. "Silakan masuk, Hafidz. Kamu bisa tinggal di sini sampai besok pagi," ujar Hafizah sambil menutup pintunya. Hafidz merasa senang bisa masuk, karena ini adalah yang diinginkannya: bersa

  • Upik Abu Mertua   Bab 106. Selalu Menjaganya

    "Apa kamu serius, Hafizah?" tanya Hafidz untuk memastikan pernyataan Hafizah."Ya, aku serius, Hafidz."Hafidz merasakan kebahagiaan karena diterimanya kembali, namun di sisi lain, ia juga merasakan kesedihan ketika harus jujur tentang anaknya."Hafizah, aku berterima kasih padamu karena telah menerima aku lagi. Mengenai anakmu, aku tidak keberatan untuk membantumu. Kita bisa mencarinya bersama-sama, semoga kita menemukan jalan keluar dari semua ini. Aku tidak ingin kamu terus-menerus memikirkan hal yang sama."Hafizah tersenyum mendengar jawaban Hafidz. Dia bertekad untuk tidak menghindari Hafidz lagi, meskipun itu berkaitan dengan anaknya. "Hafidz, kamu adalah pria yang baik. Aku tidak ingin kehilanganmu dan Putri. Kalian berdua selalu ada di hatiku, meskipun aku telah berusaha menjauh dari kalian." Hafidz menggenggam kedua tangan Hafizah dengan lembut. "Sudahlah, Hafizah. Jangan terlalu memikirkan sikapmu. Seharusnya aku yang minta maaf karena

  • Upik Abu Mertua   Bab 105. Bahaya Mengancam Itu Tertangkap

    "Bukan hal yang mudah, Jep! Kamu tahu wanita ini sangat cantik, dan aku merasa ingin menyentuhnya.""Jangan lakukan hal lain! Kita tidak boleh melecehkan wanita, meskipun penampilan kita terlihat menyeramkan. Kita harus menyingkirkan wanita ini, tetapi sebelum itu, kita serahkan kepada Pak Hafidz. Dia ingin memberikan peringatan kepada wanita ini, sepertinya itu penting.""Baiklah, aku akan menahan diri. Namun, jika ini berlangsung terlalu lama, aku khawatir aku akan kehilangan kendali dan ingin menyentuhnya, bahkan mungkin mencium bibirnya.""Terserah padamu! Ayo, bawa ke tempat di mana kita bertemu Pak Hafidz."Mereka bergerak menuju Hafidz yang baru saja turun dari pesawat, sementara Hafizah, yang tidak dijaga, masih merasa ketakutan sendirian di dalam kamar hotel."Aku yakin sekali ada seseorang yang berniat jahat padaku, tapi siapa? Apakah orang yang membakar rumahku? Atau mungkin benar apa yang dikatakan Pam dan Jep, bahwa itu adala

  • Upik Abu Mertua   Bab 104. Pergi Mencari Tempat Lain

    Hafidz berpamitan kepada anaknya, namun ia harus menitipkan Putri kepada asistennya yang ikut bersamanya. "Pastikan Putri tetap aman di sini dan jangan biarkan dia pergi!" Perintah tersebut terdengar jelas sebelum Hafidz pergi, dan asistennya mengangguk, "Baik, Pak Hafidz. Nona kecil akan baik-baik saja." Hafidz merasa lega meninggalkan Putri, setidaknya kini Putri sudah sadar, dan mungkin setelah beristirahat beberapa hari, anak itu akan kembali beraktivitas.Pria itu sedang mencari tiket pesawat untuk kembali ke Turki. Dia tidak ingin berlama-lama bertemu dengan Hafizah, sementara Hafizah memutuskan untuk mengenakan kembali pakaian yang sudah kering setelah dicuci oleh pelayan di rumah Hafidz."Ibu Hafizah mau ke mana?" tanya pelayan."Saya ingin mencari tempat tinggal. Rasanya ini bukan rumah saya, jadi saya harus pergi untuk mencari tempat sementara. Namun, saya akan bekerja terlebih dahulu. Lagipula, saya tidak akan meras

  • Upik Abu Mertua   Bab 103. Hadiah Istimewa

    Hafizah sedang duduk dengan penuh perhatian, dimanjakan oleh orang-orang di sekitarnya. Dia tidak menyangka semua ini akan terjadi dalam hidupnya. Selain itu, setelah satu per satu mereka menyelesaikan tugas untuknya, kini Hafizah dihadapkan pada seorang bodyguard yang tampak jauh lebih gagah. "Ibu Hafizah, silakan duduk di kursi roda ini," ujarnya. "Untuk apa aku duduk di situ? Aku bisa berjalan sendiri, aku mau makan," balas Hafizah dengan nada protes. "Itu adalah perintah dari Pak Hafidz. Ibu Hafizah tidak diperbolehkan berjalan sendiri di dalam rumah. Oleh karena itu, saya menyiapkan kursi roda ini dan akan mendorong Ibu ke mana pun Ibu mau, kecuali ke toilet," jelas bodyguard tersebut dengan sabar, menjelaskan perintah dari Hafidz."Ya ampun. Aku tidak memerlukan semua ini. Aku bisa berjalan ke ruangan lain dan bahkan masih bisa berlari. Tolong sampaikan kepada Pak Hafidz agar tidak berlebihan."Hafizah berusaha meyakinkan bodygua

  • Upik Abu Mertua   Bab 102. Menjadi Ratu Di Rumah Hafidz

    Hafizah baru saja membuka matanya dan terkejut melihat beberapa orang sudah berada di dalam kamar. Di antara mereka, ada seorang pelayan wanita yang ditugaskan oleh asisten Hafidz untuk memenuhi semua kebutuhan wanita kesayangan bosnya itu."Selamat pagi, Ibu Hafizah," sapa salah satu pelayan.Hafizah terkejut melihat enam orang berjejer di dalam kamar Hafidz, tidak menyangka bahwa ia telah menghabiskan semalaman di tempat itu."Siapa kalian?" tanyanya."Kami adalah pelayan yang akan memandikan Ibu Hafizah dan mengurus pakaian serta kebutuhan lainnya," jawab salah satu pelayan.Hafizah segera menutupi dirinya dengan selimut, merasa bingung mengapa ia harus dimandikan oleh mereka ber enam."Tidak! Aku bisa mandi sendiri. Cukup siapkan baju untukku setelah mandi, jangan berlebihan seperti ini," tegas Hafizah, merasa keberatan dengan situasi tersebut.Namun, mereka saling menggelengkan kepala dan berbisik satu sama lain, ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status