Share

Menang

"Tuhan, tolong buat Arfan keluar sebentar aja dari kamar itu," harap Alya dalam hati.

Entah berapa kali Alya menengok jam dinding yang ada di ruang makan itu. Namun, sudah lebih dari sepuluh menit ia menunggu, tidak ada tanda-tanda Arfan keluar dari kamar Meira.

"Maafin Mama, Nak," ucap Alya dalam hati saat memutuskan untuk kembali ke kamar.

"Papa mana, Ma?" tanya Aleta begitu Alya masuk.

"Papa lagi nyelesaiin kerjaan dulu, Sayang. Nanti kalau udah beres pasti langsung ke sini," dusta Alya.

"Jam berapa beresnya?"

"Sayang, dengerin Mama, ya," bujuk Alya dengan lembut sembari membelai rambut Aleta. "Aleta harus ngertiin Papa. Papa sebagai kepala keluarga punya tanggung jawab buat memenuhi kebutuhan kita. Jadi, gimana cara Papa? Caranya yaitu, Papa harus kerja. Biar Papa punya uang, buat memenuhi kebutuhan kita. Udah beberapa hari ini, kan, Papa selalu di rumah sakit nemenin Aleta, jadi pasti sekarang kerjaan Papa banyak. Makanya, sekarang Aleta beri waktu Papa buat nyelesaiin kerjaannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
alya terlalu bodoh dan oon dibikin author yg nyebelin ... si balangsak meira dibikin sukses terus dengan rencana jahatnya !! alya kamu tolol bangett sehhh
goodnovel comment avatar
Srirama Adafi
betul, salah satu yg ditunjukkan cerita ini adalah gimana sengsaranya menjalani sesuatu yang tidak diikuti dengan pengetahuan yg mumpuni.
goodnovel comment avatar
Yunaisha P
Tinggal gimana Arfannya aja ini, bisa nggak dia kayak janjinya diawal. Sebab dulu juga kau, Arfan menceraikan Meira karena mau nikah sama Alya itu juga ga boleh. Perkara cerai gak semudah itu... Arfan doang kayaknya yang punya istri 2 tapi jadi malah sengsara. Indeed, nikah poligami itu ada ilmunya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status