“Non ke sana dengan Bang Vino naik apa?”tanya Bik Sumi yang semakin penasaran.“Enggak tau, Bik. Tau-tau udah ada di dalam apartemen,” balas Sandra.“Bibik sempat liatin pas Bang Vino gendong Non. Tau-tau ilang gitu saja.”Ny. Anggara mendekat ke arah kedua wanita. Dia mulai penasaran untuk menggali informasi tentang Vino. Lebih tepatnya, sejak wanita separuh baya ini memergoki pria muda tersebut berada dalam apartemen bersama putrinya. Keadaan psikis Sandra yang belum stabil adalah alasan utama Ny. Anggara untuk menjadi khawatir. Namun, dia melihat pengabdian si pria muda selama ini, tak mungkin Vino berniat jahat terhadap putrinya. Apalagi Vino telah menyembuhkan sakit depresi yang diderita putrinya.“Sayang, kamu tahu letak taman itu di mana?” tanya Ny. Anggara.Demi mendengar ucapan sang ibu, Sandra seketika tertegun sejenak. Wanita muda tersebut mencoba mengingat kembali, tetap tak berhasil. Dia pun menggelengkan kepala.“Hmm ... Masa kamu gak tahu jalan yang kalian lewati sama
Sekilas saja, Bik Sumi merasakan perih akibat gigitan dan setelahnya, wanita tersebut merasakan energi yang luar biasa telah bersemanyam dalam tubuhnya. Bik Sumi merasakan kondisi tubuhnya jauh lebih sehat dan bugar. Wanita ini tersenyum ke arah anak kucing yang kini telah berubah menjadi serigala berukuran jumbo. “Kamu kini telah menjadi bagian dari kami. Tunduklah dan ikuti perintahku!”“Baik, Tuan,” ucap Bik Sumi segera sambil menundukkan kepala.“Kamu harus bisa ambil darah suci. Siapkan untuk bulan purnama besok!”“Baik, Tuan.”Serigala jumbo berubah wujud jadi anak kucing kembali. Bik Sumi segera menggendongnya lalu membawa keluar dari kamar. Sandra yang punya sisi sensitif sejak berendam di kolam, mengendus ada makhluk siluman di sekitarnya. Wanita muda tersebut langsung bangkit dan segera menghampiri Bik Sumi yang hendak membuka pintu. Sandra yang mengendus kehadiran makhluk asing segera memegang bahu Bik Sumi.Namun, si wanita asisten rumah tangga dengan gerak cepat membuka
Ny. Anggara berlari ke arah sumber suara dan pandangannya tertuju pada tubuh Bik Sumi yang jatuh terletang di lantai dapur. Sandra mengikuti langkah mamanya lalu berjongkok ikut mengangkat tubuh si ART.Ibu dan anak ini membawa tubuh Bik Sumi ke kamar si ART. Kemudian meletakkan pelan-pelan tubuh tak sadarkan diri tersebut di kasur. Namun, pandangan mata Sandra yang jeli memandang sesuatu di keranjang pakaian. Dia tersenyum sinis sambil menghampiri.Kini dalam genggaman Sandra ada sebuah handuk berwarna krem yang tertutup sebagian dengan lendir hijau. Wanita muda ini mencolek sedikit permukaan lendir. Namun, tak bisa tercuil sedikit pun. Tampaknya benda tersebut merupakan satu kesatuan yang kenyal. Sandra berusaha melepasnya dan ternyata lendir tersebut mengakar erat di setiap serat kain.“Sama kayak di handle tadi,” kata Ny. Anggara sambil menatap handuk berlendir di tangan Sandra.“Mama ...!” teriak Sandra saat melihat ada lendir yang semburat ke arah Ny. Anggara.Beruntung Ny.Angga
“Menemui mama kamu. Siap aku lamar?” “Secepat itu? Hubunganku dengan Radit?” “Lupakan! Dia telah jahat padamu.” “Maksud Abang?” “Dia telah mengelabui semua orang, termasuk kamu, Beauty.” Sandra masih bengong mendengar penjelasan dari Vino. Wanita cantik berambut lebat tersebut masih terpaku di dalam lift, sementara Vino menunggu di luar. “Sayang, ayo!” ajak Vino sambil menarik tangan Sandra. Beberapa orang yang akan masuk lift memperhatikan mereka. Faktanya, visual pasangan ini adalah sempurna bagi kebanyakan orang, meski kulit Vino putih pucat tak seperti manusia kebanyakan. Vino sadar jadi pusat perhatian langsung mengajak Sandra segera berlalu. Sementara, si wanita hanya bengong menatap pria tampan yang telah dua tahun ini menjadi sopir pribadinya. Vino tak membuang kesempatan. Direngkuh tubuh Sandra lalu dengan lembut mengecup bibir ranumnya. Si cantik cekatan mencubit pinggang Vino. “Auch ...!” seru Vino sembari meringis kesakitan. “Tempat umum tauk.” Sandra mendelik ke
“Papa kamu gak pernah tahu di mana janin itu. Semua diserahkan dokter. Janin kamu telah aku selamatkan dari ritual persembahan dan kemarin kami musnahkan karena telah terkontaminasi siluman serigala. Itu mengancam nyawa kamu.”Akhirnya, Vino usai sudah menjelaskan semua yang harus diketahui oleh Sandra. Dengan jentikan kedua jari di depan mata Sandra, Vino memulihkan kesadaran wanita muda tersebut. Sandra masih seperti orang linglung. Otak dan pikirannya berusaha mencerna semua penjelasan panjang Vino barusan. Si pria memeluknya erat-erat. Dia tahu betul bahwa Sandra sedang terguncang.“Beauty?”Vino memanggil lirih sambil memegang kedua bahu Sandra. Wanita berambut lebat tersebut mengerjap-kerjapkan kedua mata lalu tersenyum. Kemudian, buliran bening meleleh membanjiri pipinya. Vino segera mengusap tetesan air mata dengan ujung jari.“Gak usah percaya dulu! Sekarang ikut Abang!” ajak Vino sambil menggandeng tangan Sandra.“Abang gak bohong, kan?” tanya Sandra sambil menghentikan lang
“Ngapain kita ke sini, Bang?” tanya Sandra terkejut karena dia mengenal betul tempat tersebut. “Ini gudang di perkebunan punya keluargaku, Bang.”“Sekadar pembuktian semua ucapanku,” balas Vino sambil menunjuk sebuah peti yang tergelatak di pojok ruangan.“Kamu liat itu, kan?” tanyanya kepada Sandra.“Ada mayat?” tanya Sandra sambil mengamati peti berjarak beberapa meter dari mereka. “Liat saja setelah ini. Ada yang pergi dan datang,” ucap Vino sambil memegang tangan Sandra.Sesaat kemudian, tampak peti peti bergerak-gerak lalu mulai terbuka. Tepat di saat sesosok keluar dari peti tersebut, mulut Sandra spontan melongo disertai kedua mata terbelalak. Wanita muda ini tak percaya dengan penglihatannya.“Itu Radit, Bang!” teriak Sandra saking histerisnya.Vino seketika memeluk tubuh serta membungkam mulut si kekasih dengan sebelah tangan.“Meski tubuh kita tak tampak oleh siapa pun, tapi suara kita masih terdengar,” bisik Vino ke telinga Sandra. Si wanita seketika menganggukkan kepala.
“Kalian lekas perketat penjagaan mayat dan tempat si putri suci!” teriak Derick sambil meringis menahan perih.“Baik, Tuan Muda Derick. Kami pamit,” ucap serentak ratusan anak buahnya. Mereka pun lenyap dari pandangan mata.Sepeninggal pasukan anak buahnya, Derick segera berlari ke arah air terjun yang berada di sisi tebing. Panglima siluman serigala tersebut masuk ke dalam guyuran air terjun. Namun sebelum beranjak masuk air terjun, pandangan tajam Derick sempat menatap lurus ke arah selaput bening tempat pasangan kekasih, Sandra dan Vino.“Dia lihat kita, Bang?” tanya Sandra yang merasa khawatir.“Gak. Dia hanya dengar percakapan kita. Daya pendengaran bangsa Derick dan aku adalah tajam. Kami bisa menangkap bunyi ultrasonik dengan frekuensi di atas 20.000 Hz. Selevel dengan daya dengar kelelawar,” jelas Vino seraya merangkul tubuh kekasihnya.“Apa dia tahu kalo kita?” tanya Sandra dengan mata awas ke arah air terjun.“Dia gak mungkin tahu. Suara kita telah Abang ubah. Macam dua wani
“Abang dapat info dari mana?” tanya Sandra dengan bersedekap. Tampak raut wajahnya semakin kesal. “Udah dibilang. Abang tahu semua kisah hidup kalian, sebelum Tuan Anggara lahir.” “Serius, Bang! Gak usah becanda!” “Abang serius, Sayang,” balas Vino dengan mimik wajah meyakinkan. “Oh My God! Berapa umur Abang?” “Nanti, kenalan dengan keluarga Abang. Mau?” “Emang keluarga di mana sekarang?” “Sedang ada misi.” Obrolan mereka terhenti seketika. Ada suara menggelegar dari arah altar. Sejoli segera mengarahkan pandangan ke sana. Tampak kilatan petir menyambar jasad Mahendra. Sosok pucat tersebut terlihat mengejang beberapa saat. Kemudian tubuh pria yang sebelumnya sudah jadi mayat berubah hidup kembali. Dia bergerak selayaknya manusia biasa. Derick tertawa terbahak-bahak hingga suaranya bergaung ke sekitar. “Bagus! Kamu sekarang tinggal membiasakan diri menjadi manusia normal. Sanggup?” tanya Derick sambil merangkul Mahendra. “Sanggup Tuan Muda,”jawab Mahendra bersemangat. “Masih