Share

BAB. 45. Intan julid.

“Kok, kamu bawa-bawa masalah pribadi kita sih, Dik. Aku kan, hanya menegur dia saja supaya bersikap sopan di rumah ini,” elak Mas Arman.

“Sama saja, Mas. Karena ini bukan urusan Mas Arman, jadi Mas dilarang ikut campur. Lagi pula sejak kapan Mas Arman jadi sok peduli begitu padaku?”

“Aku ini suamimu! Jelas aku peduli.”

“Ck, basi, Mas. Apa madumu itu sudah pahit atau malah sudah busuk, jadi kamu bersikap begini padaku?”

“Fatki! Aku sudah bilang aku hanya menegur anak itu saja! Jangan lantas kamu hubungkan dengan masalah kita!” bentak Mas Arman. Dia sepertinya sangat marah.

Ibu yang sedang asyik nonton TV pun tergopoh-gopoh menghampiri kami.

“Apa sih, Man, kok, malah marah-marah begini? Kamu juga Fatki pasti kamu kan, yang sudah buat suamimu marah begini?” ucap ibu.

“Iya, memang benar Bu, aku yang buat Mas Arman marah, lantas Ibu mau apa?” tanyaku kesal.

Sumpah demi apa pun aku kali ini tidak bisa mengontrol emosi. Hatiku benar-benar panas.

“Eh, dasar bocah gendeng! Ini otak dipakai. Sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status