Share

3

Author: Ilyasacello
last update Last Updated: 2022-01-07 14:00:45

#VIDEO_SYUR_SUAMIKU

#PART_3

Mereka mengumpat dan menyumpahi aku. Aku tetap melangkah menuju kamar. Bagaimana tentang mereka, aku tidak akan perduli lagi.

Namun, menyebalkan. Mbak Rumi terus mengetuk pintu kamar dan memohon agar aku memaafkan adiknya.

Aku masih saja tak bergeming dengan teriakan demi teriakan mba Rumi. Dalam kamar aku hanya bisa terdiam. Disini aku yang tersakiti, mengapa mereka seolah merasa aku yang mendzolimi mereka?. Sungguh aku tak mengerti, kemana jalan pikiran mereka.

"Keluar kamu Santi!" teriak mas Hamdan dari balik pintu.

Sekuat tenaga ia memukul pintu kamar ini. Karena takut dengan keadaan aku segera menghubungi tetanggaku mbak Lastri untuk segera menghubungi pak RT.

Tak lama beberapa suara warga memenuhi halaman rumahku. Aku masih terdiam dalam kamar. Masih berusaha menyimak keadaan di luar dari balik tembok kamar.

"Mbak Santi, kita bicara dulu ya." Suara pak RT terdengar begitu merdu siang itu.

Aku buka perlahan kunci kamar. Banyak warga sudah berkumpul memenuhi ruang tamu. Seketika muncul kembali ide dalam pikiranku.

Aku keluar dengan wajah penuh memelas. Sementara perasaan tegar yang sudah menghampiriku sejak tadi aku simpan dulu.

Aku tundukan wajahku seolah aku sangat menderita dengan keadaanku. Kini semua warga manatapku dengan rasa iba.

"Yang sabar ya bu"

"Ikhlasin aja jeng"

Begitulah mereka berkata, berusaha agar aku bisa lebih tegar. Sedangkan mas Hamdan dan Rosa kini duduk di lantai sembari menundukkan kepalanya.

Aku berjalan melewati kedua penzina itu, dengan sengaja aku injak kaki Rosa. Dan seketika Rosa berteriak kesakitan. Beberapa ibu-ibu yang berada di sini semakin geram. Bagi mereka ini semua tak sebanding dengan apa yang Rosa lakukan terhadapku.

Memang begitulah kenyataannya. Rasa sakit dalam hatiku tak mungkin lagi terobati. Rumah tangga yang sudah di bina dua tahun belakangan ini justru hancur hanya karena nafsu semata.

Aku duduk dikursi bersama pak RT dan beberapa warga lain.

"Bu Santi, ini ibu maunya bagaimana. Apa mau di cerai atau masih ingin di pertahankan?" tanya Pak RT, mengheningkan riuhnya suara warga.

Sejenak aku terdiam. Tidak mungkin aku memaafkan mas Hamdan apalagi Rosa.

"Saya mau cerai pak," jawabku mantap.

Sepertinya memang sudah tak ada lagi yang harus aku pertimbangkan. Kesalahan mereka berdua begitu fatal dan tak akan pernah bisa aku maafkan.

"Baiklah. Pak Hamdan, segera jatuhkan talak untuk bu Santi" pinta pak RT pada suamiku.

Riuh suara warga kembali menggema di ruang tamu. Rasanya ruangan ini seperti berubah menjadi lapangan sepak bola dalam sekejap.

"Tenang semuanya, biarkan kita menjadi saksi atas jatuh nya talak pak Hamdan pada bu Santi" Ucap pak RT berusaha menenangkan warga.

"Saya tidak akan menceraikan Santi pak" Ucap mas Hamdan kemudian.

Aku menatap wajahnya yang terlebih dahulu menatapku. Rasanya sudah tak sudi aku menemani lelaki yang sudah membagi kasih sayang nya pada wanita lain.

"Mas tapi, aku sayang sama kamu." Tanpa rasa berdosa Rosa justru menundukkan dagu mas Hamdan.

Aku semakin sakit melihat pemandangan itu. Terbayang lagi dalam ingatanku, video mereka yang telah membuat hatiku begitu hancur.

Rosa meraih tangan mas Hamdan. Menggenggam lengan mas Hamdan dengan manja, membuat semua warga kembali emosi di buatnya.

Kini, emosiku sudah di ubun-ubun. Wanita tak tau malu itu benar-benar sudah melebihi batas. Bagaimana pun mas Hamdan masih sah menjadi suamiku.

Aku berdiri dan langsung menghampiri wanita tersebut. Meski pak RT berusaha mencegah tapi, aku tak perduli.

Dengan kasar aku menjambak rambut panjang Rosa. Ia mengerang kesakitan, berusaha menjambak rambutku tapi, ibu-ibu di ada disana memegangi tangan Rosa sehingga ia tak dapat berkutik. 

Pak RT dan mas Hamdan berusaha melerai dan menarik aku yang masih dengan beringas menghakimi Rosa.

Mas Hamdan hanya diam. Ia tak berkutik di depan banyak orang, entah ia merasa takut atau malu. 

Akhirnya rambut indah Rosa terlihat tak beranturan lagi. Puas? Tentu saja belum. Selain akan bermain cantik dan menghukum mereka dengan sangsi sosial, tanganku juga ingin merasakan puasnya menghakimi sang penzina. 

"Tenang dulu bu Santi, kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin" perintah pak Rt, yang akhirnya aku setujui. 

Meski belum merasa puas, setidaknya aku sudah membuat penampilannya buruk. Sebanding dengan kelakuannya.

"Bagaimana pak Hamdan?" tanya pak Rt lagi. 

"Saya masih ingin bertahan pak, saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan ini lagi" Ucap mas Hamdan dengan penuh keyakinan. 

Sesekali netranya menatapku, ia mungkin berharap aku bisa memaafkannya. 

"Maaf pak, saya tidak bisa melanjutkan pernikahan ini lagi!" Ucapku saat pak Rt baru akan memberi pertanyaan padaku. 

Dengan tegas memang aku memberi pernyataan, meski si wanita tak tau malu itu tersenyum karena merasa aku kalah. Karena aku memilih untuk pergi dan mungkin ia merasa akan mendapatkan tempat yang kini menjadi tempatku. 

Aku biarkan dia menggantikan aku menjadi istri mas Hamdan kelak, tapi tidak dengan menguasai hartanya. Ya, aku telah menyiapkan beberapa rencana agar mereka berdua jatuh miskin. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
cebokin bubur cabe setan Mbak Rosa nya
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
biarkan Hamdan g mau nslak mu kmu jangan lemah .se x udah berselingkuh pasti terus berselingkuh apa itu perempuan terus nempel k Hamdan ...kmu hr tegas k Hamdan ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #49

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_49Aku masih berusaha mencari cara agar bisa terlepas dari Rosa.Darah mengucur dari bagian dada Rosa. Namun, ia masih berjalan terseok-seok mencari ku. Aku benar-benar tak menyangka, Rosa bisa senekat ini. "Kamu lihat, tidak ada satupun orang yang bisa menolongmu!" teriak Rosa.Aku terus bersembunyi di balik meja. Namun, hatiku bergemuruh menahan emosi."Kamu tahu, aku yang membantu Ridho kabur dan menyiapkan mobil untuk menabrak Rama, suamimu yang bodoh itu!" Rosa terus meracau, hingga akhirnya aku tak mampu lagi menahan rasa sakit. Selama ini, aku mengira Rama mengalami kecelakaan biasa tapi, ternyata Rosa membuka segalanya.Rima, ia masih meringis menahan rasa sakit. Sedangkan Farhan, ia masih terkapar gak berdaya."Satu botol obat bius ternyata bisa melumpuhkan semua orang di ruangan ini!" Rosa tertawa puas, sembari melihat sekeliling. "Tidak, aku tak akan membiarkan Rosa merenggut semuanya dariku untuk kedua kalinya. Kali ini, Rosa dan Ridho tak bol

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #48

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_48"Kalau bukan karena Rama, mungkin aku bukan seorang polisi."Pandangannya beralih ke kaca jendela besar disamping gedung. Ia menghela nafasnya, "Aku pernah berharap, merayakan semuanya dan memberikan segala yang aku miliki untuk nya, Namun Tuhan lebih menyayangi dia," ucapnya lembut."Sedekat itu kah hubungan persahabatan kalian?" tanyaku penasaran."Awalnya tidak tapi, akhirnya kami bersahabat dekat karena perbedaan di antara kami," ungkap Farhan.Aku mengernyitkan alis, masih berusaha memahami apa yang di ucapkan Farhan."Aku hanya seorang murid yang beruntung bisa sekolah di Amerika San, sesungguhnya menjadi polisi jelas bukan keinginanku," terangnya.Aku tetap diam, menyimak apa yang Farhan tuturkan. "Aku seperti paus terdampar kala itu, dan Rama adalah dewa penolong untukku." Farhan tersenyum mengingat hal itu."Sudah ayok makan, aku laper!" cetusnya.Meski Farhan sosok yang lucu dan terkadang menyebalkan tapi, aku tahu. Ia adalah seseorang yang tak

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #47

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_47"Calon suami kamu San?" tanya Mas Hamdan.Aku gugup bukan main saat Mas Hamdan menanyakan hal tersebut, bagaimana aku bisa menjawab pertanyaannya? jika aku saja tak tahu siapa dia."Yuk! kamu ada meeting kan?" potong Farhan.Farhan menggandeng tanganku dan segera membawaku pergi menjauh dari Mas Hamdan. Aku pun masih tak mengerti dengan apa yang di lakukan Farhan."Ok, aku beri satu menit untuk mendengar penjelasan mu!" jelasku."Tidak ada penjelasan, aku harus melindungi kamu dari beberapa orang yang mungkin akan membuat kamu celaka," jawabnya datar."Masuklah," imbuhnya sembari membuka pintu mobil."Tapi, tidak dengan cara seperti itu!" tegasku sembari menghentikan taksi.Aku masuk taksi, meski Farhan berusaha menahan ku. Namun, aku merasa memiliki hak untuk menolak apa yang ia lakukan."San ... Santi!" panggil Farhan seraya mengejar langkahku.Aku memang butuh perlindungan tapi, bukan berarti dia bisa seenaknya berbuat seperti itu padaku. Aku benar-bena

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #46

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_46Malam ini, seperti biasa aku lalui dengan ungkapan rinduku pada suamiku yang telah tenang di surga Allah.Aku buka lagi beberapa album foto pernikahan kami dulu. Senyum itu, senyum yang selalu menggetarkan hatiku dan mampu menerobos masuk ke dalam ingatanku selalu.Gaun cantik dan jas yang berpadu dengan kebahagiaan. Kami sungguh bahagia kala itu. Tak sadar, aku tersenyum sendiri melihat semua kenangan yang pernah aku lalui bersamanya.Meski ia telah pergi, aku tahu, ia selalu hidup dalam hatiku. Bahkan, foto pernikahan kami masih aku pajang di tembok kamar. Satu foto kembali membuatku trenyuh, foto ekspresi saat Rama mengucapkan ijab kabul sehidup semati denganku. Wajahnya begitu tegang tapi, sangat bahagia.'Hey, kamu ... aku rindu ....' bisikku sembari mengelus foto dalam album tersebut.'Mas, kamu tahu kan, aku tak pernah bisa menggantikan posisi kamu dalam hatiku. Namun, ibu malah berusaha mendekatkan aku dengan sahabatmu dulu,' curhatku.Aku berusah

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #45

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_45Farhan menyuruhku masuk kedalam mobil lebih dulu agar bisa memangku Rama dengan baik. Setelahnya ia segera mengemudikan mobilnya.Jika saja Farhan bukan seorang polisi, mungkin aku tidak akan pernah mau di antar pulang. Bagaimanapun aku masih merasa trauma dekat dengan seorang pria.Lagipula, aku masih belum siap membuka pintu hatiku untuk siapapun. Hatiku terasa sudah habis untuk Rama dan Rama junior. Tak ada lagi ruang untuk siapapun di hatiku."Ayahnya Rama kerja?" tanya Farha tiba-tiba, membuat aku sedikit gugup."Sudah di surga," jawabku sembari tersenyum."Oh, maaf," pinta Farhan.Aku kembali tersenyum dan mencium kening Rama."Tapi, dia selalu hidup di hati kami berdua," bisikku.Farhan pun tersenyum mendengar ucapanku. Sepertinya ia tahu jika aku sangat mencintai suamiku.Hening. Suasana seketika begitu hening. Aku tak berani membuka percakapan terlebih dahulu, dan mungkin Farhan pun sungkan untuk memulainya.Hingga di ujung gang, Farhan meminta pe

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #44

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_44"Ibu .... !" panggilku sembari terus mengetuk pintu rumah."Dimana Rama?" tanyaku saat ibu sudah membuka pintu."Bukankah Rama di sekolah?" jawab Ibu.Bagaimana mungkin? bukankah Rosa bilang kalau Rama pulang cepat hari ini?."Bagaimana Bu?" tanya seorang polisi yang ikut bersamaku ke rumah.Aku segera pergi menuju sekolah, masih di kawal oleh beberapa polisi karena rasa takut dalam diriku.Sampai di sekolah, aku terus berlari. Mencari Rama di kelasnya, dan ternyata tidak ada Rama di dalam kelas. Air mata bahkan terus mengalir dari kedua mataku.Rasa takut akan semua hal yang ada di pikiran membuatku semakin panik. Bagiamana jika Ridho sampai lebih dulu dan membawa Raka pergi. "Ibu ....!" Suara Rama terdengar nyaring di telingaku.Aku berlari menuju putra kecilku tanpa perduli banyaknya polisi yang ada di tempat kejadian. Segera aku peluk tubuh mungil Rama. Aku menciumi seluruh bagian wajahnya."San, kamu harus lebih berhati-hati," ucap Mas Hamdan yang ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status