Share

6

Author: Ilyasacello
last update Last Updated: 2022-01-07 14:03:16

#VIDEO_SYUR_SUAMIKU

#PART_6

[Ok!] 

Aku balas singkat pesan dari Rama. Mengejutkan, ia bahkan masih ingat Cafe kesukaanku setelah hampir dua tahun kami tidak bertemu. Semoga tidak ada perasaan canggung saat bertemu dengan dia nanti.

Malam itu aku tidak banyak melakukan aktifitas, hanya menonton televisi dan berselancar di dunia maya.

Beberapa notifikasi dari aplikasi berwarna biru masih berdatangan, berbagai komentar dan pesan yang bernada menguatkan serta menyatakan keprihatinan masuk dalam akunku.

Namun, tak banyak juga dari mereka yang mencemooh aku sebagai istri yang tidak pandai menjaga suami hingga kecolongan oleh sahabatku sendiri.

Entahlah, apa yang sebenarnya mereka lakukan. Sesama wanita mengapa mereka bisa tega menghakimi aku dan bahkan menjadikan aku bahan bullyan.

Tiba-tiba mataku tertuju pada satu notifikasi permintaan pertemanan dan satu pesan masuk dari akun yang tidak asing bagiku.

"Rama?" Ucapku lirih.

Aku buka pesan itu, dan mulai membaca nya.

[Santi, apa kamu baik-baik saja?]

[Jika ada waktu, aku ingin bertemu]

[Baiklah, jika nanti sudah membaca pesanku. Segera hubungi aku]

"What!" aku gigit satu jariku.

Bagaimana bisa Rama mengirim pesan ini dan aku mengajaknya bertemu besok? Kenapa bisa kebetulan seperti ini?. Padahal aku sama sekali tidak memikirkan hal lebih tentang dia. Mungkin nanti Rama akan salah paham dengan pesanku.

Sejenak, terlintas bagaimana kedekatan kami dulu. Aku memang sempat mengagumi sosok Rama. Pria dengan tubuh tinggi dan berkulit putih itu memang memiliki pesona yang tajam.

Pesona yang bisa membuat siapa saja wanita, bisa jatuh hanya dengan melihat lesung di pipinya saat ia tersenyum.

Aaah tapi, kini aku harus sadar. Dia seorang lelaki mapan dengan wajah yang rupawan. Sedangkan aku, hanya janda dari seorang lelaki yang telah berkhianat. Mungkin Rama juga akan berpikir bahwa aku tidak becus menjaga Hamdan. Entahlah, aku tak ingin membuat otakku berpikir lebih keras.

Pagi hari tiba, aku bangun dengan perasaan yang jauh lebih baik dari hari kemarin. Bagaimana pun aku memang harus bangkit dan beranjak dari mas Hamdan. Aku harus membiasakan diri tanpa dia.

Aku raih gawai yang masih berada di atas nakas. Satu notifikasi datang dari Rama.

[Jangan lupa janji kita!]

Entah mengapa aku merasa Rama sangat agresif kali ini. Memang dulu, ia salah satu yang akan khawatir jika aku mendapat masalah. Karena ia tau aku tidak akan bercerita jika tidak di tanya terlebih dahulu.

Aku segera bersiap pergi tanpa membalas pesan dari Rama. Dengan memakai jeans berwarna biru muda di padukan kemeja ukuran besar membuat penampilanku kali ini terlihat jauh lebih modis.

Aku tak banyak menggunakan make up, hanya sekedar pelembab dan lipcream agar wajahku tidak terlihat pucat.

Seperti biasa aku menggunakan jasa taksi online untuk mengantarkan aku menuju Cafe yang terletak di pusat kota Jakarta.

Ting!

Satu notifikasi kembali berbunyi dari aplikasi berwarna hijau.

[Aku sudah memesan minuman untukmu]

Lagi-lagi, rama masih mengingat apa yang aku suka. Aku hanya tersenyum kecil saat melihat tingkahnya.

[Terimakasih, aku dalam perjalanan]

Terkirim!

Akhirnya aku balas pesannya agar ia tak khawatir dan tidak terus mengirimkan pesan untukku.

Tak berapa lama aku sampai di Cafe, segera menyelesaikan pembayaran dan bergegas turun. Begitu membuka pintu Cafe aku melihat Rama tengah duduk di sudut Cafe bernuansa elegant ini.

Ia melambaikan tangan, mungkin ia mengira aku belum melihatnya. Namun, wajah tampannya yang masih belum berubah tak mungkin aku tak melihatnya meski dari kejauhan.

Setelah dua tahun tidak bertemu, tubuh Rama semakin atletis. Mungkin ia sering ke pusat kebugaran. Kulitnya nampak lebih bersih dari saat terakhir kami bertemu.

"Aku turut prihatin dengan apa yang menimpa kamu dan Hamdan" ucapnya saat aku duduk di depannya.

"It's okay" jawabku singkat.

"Jadi, kamu ingin mencari apartmen?" tanya Rama kemudian.

Aku mengangguk sembari menyeruput segelas cappucino di hadapanku.

Lalu, Rama mengeluarkan beberapa contoh apartmen sekaligus harga beli atau sewa yang sudah ia berikan diskon.

Akhirnya aku memilih sebuah apartmen yang tidak terlalu jauh dari pusat kota. Apartmen dengan ruangan yang tidak terlalu besar dan masih terjangkau keuanganku.

"Lalu, kamu akan bekerja?" tanya Rama lagi, setelah aku selesai memilih apartmen yang aku sukai.

"Entahlah, aku belum memiliki rencana. Aku ingin berbisnis tapi, aku masih belum tau bisnis apa nantinya" jawabku jujur.

"Apa kamu tau, beberapa perusahaan menghentikan kontrak kerja dengan perusahaan Hamdan. Dan perusahaan mantan suami kamu terancam bangkrut" jelas Rama tanpa aku menanyakannya.

Sebenarnya dalam hatiku tersenyum meski ada sedikit rasa iba dalam hatiku. Namun, sudahlah mungkin itu hukuman yang pantas untuk mas Hamdan.

Aku diam tak menanggapi pernyataan Rama. Hingga kemudian Rama berkata satu hal padaku, "Sembuhkanlah hatimu, jika sudah siap membukanya lagi. Jangan mencari siapapun karena aku akan disini menunggumu".

Entah apa maksud Rama. Yang pasti aku masih belum bisa mencerna semua pernyataannya. Hingga pembicaraan kami berakhir dan menemui kesepakatan bahwa lusa aku akan membayar lunas apartmen yang aku beli. Dan Rama akan membantuku membereskan semuanya.

Rama memang pria yang baik, meski aku dan mas Hamdan dulu juga bersahabat baik dengannya. Namun, mustahil rasanya jika kini aku memiliki rasa untuk nya apalagi terakhir aku sempat mendengar kabar ia akan menikah. Lalu mengapa ia justru merayuku?. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #49

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_49Aku masih berusaha mencari cara agar bisa terlepas dari Rosa.Darah mengucur dari bagian dada Rosa. Namun, ia masih berjalan terseok-seok mencari ku. Aku benar-benar tak menyangka, Rosa bisa senekat ini. "Kamu lihat, tidak ada satupun orang yang bisa menolongmu!" teriak Rosa.Aku terus bersembunyi di balik meja. Namun, hatiku bergemuruh menahan emosi."Kamu tahu, aku yang membantu Ridho kabur dan menyiapkan mobil untuk menabrak Rama, suamimu yang bodoh itu!" Rosa terus meracau, hingga akhirnya aku tak mampu lagi menahan rasa sakit. Selama ini, aku mengira Rama mengalami kecelakaan biasa tapi, ternyata Rosa membuka segalanya.Rima, ia masih meringis menahan rasa sakit. Sedangkan Farhan, ia masih terkapar gak berdaya."Satu botol obat bius ternyata bisa melumpuhkan semua orang di ruangan ini!" Rosa tertawa puas, sembari melihat sekeliling. "Tidak, aku tak akan membiarkan Rosa merenggut semuanya dariku untuk kedua kalinya. Kali ini, Rosa dan Ridho tak bol

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #48

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_48"Kalau bukan karena Rama, mungkin aku bukan seorang polisi."Pandangannya beralih ke kaca jendela besar disamping gedung. Ia menghela nafasnya, "Aku pernah berharap, merayakan semuanya dan memberikan segala yang aku miliki untuk nya, Namun Tuhan lebih menyayangi dia," ucapnya lembut."Sedekat itu kah hubungan persahabatan kalian?" tanyaku penasaran."Awalnya tidak tapi, akhirnya kami bersahabat dekat karena perbedaan di antara kami," ungkap Farhan.Aku mengernyitkan alis, masih berusaha memahami apa yang di ucapkan Farhan."Aku hanya seorang murid yang beruntung bisa sekolah di Amerika San, sesungguhnya menjadi polisi jelas bukan keinginanku," terangnya.Aku tetap diam, menyimak apa yang Farhan tuturkan. "Aku seperti paus terdampar kala itu, dan Rama adalah dewa penolong untukku." Farhan tersenyum mengingat hal itu."Sudah ayok makan, aku laper!" cetusnya.Meski Farhan sosok yang lucu dan terkadang menyebalkan tapi, aku tahu. Ia adalah seseorang yang tak

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #47

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_47"Calon suami kamu San?" tanya Mas Hamdan.Aku gugup bukan main saat Mas Hamdan menanyakan hal tersebut, bagaimana aku bisa menjawab pertanyaannya? jika aku saja tak tahu siapa dia."Yuk! kamu ada meeting kan?" potong Farhan.Farhan menggandeng tanganku dan segera membawaku pergi menjauh dari Mas Hamdan. Aku pun masih tak mengerti dengan apa yang di lakukan Farhan."Ok, aku beri satu menit untuk mendengar penjelasan mu!" jelasku."Tidak ada penjelasan, aku harus melindungi kamu dari beberapa orang yang mungkin akan membuat kamu celaka," jawabnya datar."Masuklah," imbuhnya sembari membuka pintu mobil."Tapi, tidak dengan cara seperti itu!" tegasku sembari menghentikan taksi.Aku masuk taksi, meski Farhan berusaha menahan ku. Namun, aku merasa memiliki hak untuk menolak apa yang ia lakukan."San ... Santi!" panggil Farhan seraya mengejar langkahku.Aku memang butuh perlindungan tapi, bukan berarti dia bisa seenaknya berbuat seperti itu padaku. Aku benar-bena

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #46

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_46Malam ini, seperti biasa aku lalui dengan ungkapan rinduku pada suamiku yang telah tenang di surga Allah.Aku buka lagi beberapa album foto pernikahan kami dulu. Senyum itu, senyum yang selalu menggetarkan hatiku dan mampu menerobos masuk ke dalam ingatanku selalu.Gaun cantik dan jas yang berpadu dengan kebahagiaan. Kami sungguh bahagia kala itu. Tak sadar, aku tersenyum sendiri melihat semua kenangan yang pernah aku lalui bersamanya.Meski ia telah pergi, aku tahu, ia selalu hidup dalam hatiku. Bahkan, foto pernikahan kami masih aku pajang di tembok kamar. Satu foto kembali membuatku trenyuh, foto ekspresi saat Rama mengucapkan ijab kabul sehidup semati denganku. Wajahnya begitu tegang tapi, sangat bahagia.'Hey, kamu ... aku rindu ....' bisikku sembari mengelus foto dalam album tersebut.'Mas, kamu tahu kan, aku tak pernah bisa menggantikan posisi kamu dalam hatiku. Namun, ibu malah berusaha mendekatkan aku dengan sahabatmu dulu,' curhatku.Aku berusah

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #45

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_45Farhan menyuruhku masuk kedalam mobil lebih dulu agar bisa memangku Rama dengan baik. Setelahnya ia segera mengemudikan mobilnya.Jika saja Farhan bukan seorang polisi, mungkin aku tidak akan pernah mau di antar pulang. Bagaimanapun aku masih merasa trauma dekat dengan seorang pria.Lagipula, aku masih belum siap membuka pintu hatiku untuk siapapun. Hatiku terasa sudah habis untuk Rama dan Rama junior. Tak ada lagi ruang untuk siapapun di hatiku."Ayahnya Rama kerja?" tanya Farha tiba-tiba, membuat aku sedikit gugup."Sudah di surga," jawabku sembari tersenyum."Oh, maaf," pinta Farhan.Aku kembali tersenyum dan mencium kening Rama."Tapi, dia selalu hidup di hati kami berdua," bisikku.Farhan pun tersenyum mendengar ucapanku. Sepertinya ia tahu jika aku sangat mencintai suamiku.Hening. Suasana seketika begitu hening. Aku tak berani membuka percakapan terlebih dahulu, dan mungkin Farhan pun sungkan untuk memulainya.Hingga di ujung gang, Farhan meminta pe

  • VIDEO SYUR SUAMIKU   #44

    #VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_44"Ibu .... !" panggilku sembari terus mengetuk pintu rumah."Dimana Rama?" tanyaku saat ibu sudah membuka pintu."Bukankah Rama di sekolah?" jawab Ibu.Bagaimana mungkin? bukankah Rosa bilang kalau Rama pulang cepat hari ini?."Bagaimana Bu?" tanya seorang polisi yang ikut bersamaku ke rumah.Aku segera pergi menuju sekolah, masih di kawal oleh beberapa polisi karena rasa takut dalam diriku.Sampai di sekolah, aku terus berlari. Mencari Rama di kelasnya, dan ternyata tidak ada Rama di dalam kelas. Air mata bahkan terus mengalir dari kedua mataku.Rasa takut akan semua hal yang ada di pikiran membuatku semakin panik. Bagiamana jika Ridho sampai lebih dulu dan membawa Raka pergi. "Ibu ....!" Suara Rama terdengar nyaring di telingaku.Aku berlari menuju putra kecilku tanpa perduli banyaknya polisi yang ada di tempat kejadian. Segera aku peluk tubuh mungil Rama. Aku menciumi seluruh bagian wajahnya."San, kamu harus lebih berhati-hati," ucap Mas Hamdan yang ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status