Share

Perjalanan Alicia

Ada beberapa barang yang rusak dan hampir seisi bar berantakan karena perkelahian itu. Tak ada yang berani menghentikan Gin setelah melihat keganasan Gin menghajar Pablo dan teman-temannya. Sebelum meninggalkan bar, Gin memberikan kartu nama kepada pemilik bar tersebut.

“Taruh semua tagihannya di sana,” ucapnya kepada pemilik bar lalu berjalan meninggalkan tempat itu.

Saat Gin kembali ke apartemen, dia melihat Alicia sedang dikeroyok oleh Rena dan Ashley yang gemas dengannya.

“Gin, tolooong!!!” Alicia merengek.

Gin hanya tertawa melihat Rena dan Ashley yang tak membiarkan Alicia lepas dari genggaman mereka. Gin merasa lega karena melihat Rena tersenyum dengan kehadiran Alicia yang mengalihkan pikirannya. Mereka berempat lanjut dengan minum bersama tak terkecuali Alicia. Awalnya Rena ragu melihat Alicia seperti anak di bawah umur tapi Gin memberi tahu Rena kalau Alicia sebenarnya lebih tua dari Gin dan seperti biasa Alicia memukul Gin dengan loyang tepat di kepalanya. Walaupun Alicia tampak seperti anak di bawah umur tapi dia seolah tak terpengaruh oleh minuman beralkohol. Tak seperti Rena dan Ashley yang sudah tumbang tak bisa mempertahankan kesadaran mereka.

“Aktingmu buruk sekali, jadi berhentilah berperan seperti Alicia,” ungkap Gin

“Aku takkan membiarkan siapa pun menyentuhmu, Allan.” Membuat senyum menyeramkan.

“Sepertinya sudah saatnya aku harus kembali,” ucap Gin menatap tajam kearah orang yang berpura-pura sebagai Alicia.

"Bahagia sekali mendengar kalimat itu Allan."

"Takkan kubiarkan sahabatku menderita seperti ini."

"Sahabat? Lucu sekali orang ini." Orang yang menyamar jadi Alicia tertawa terbahak-bahak.

--------------xxxx----------------

Alicia merupakan seseorang yang mempunyai kepribadian ganda dan nama dari kepribadian yang lainnya adalah Nataline. Walaupun dia berasal dari keluarga kaya raya tapi Alicia selalu mendapat perlakuan yang tak mengenakkan karena Alicia mempunyai sindrom Peter Pan yang membuatnya selalu bersikap kekanak-kanakkan, berbeda jauh dengan adiknya yang tergolong anak cerdas.

Alicia dianggap sebagai aib keluarga Baker dan mereka takkan membiarkan dunia tahu tentang kekurangan dari Alicia. Bertahun-tahun lamanya Alicia dikurung di dalam kamar dan tak jarang mendapat perlakuan kasar dari keluarganya. Bahkan pelayannya sempat ingin melecehkan Alicia tapi pisau yang ada di tangan Alicia lebih dulu menyayat leher pelayan itu. Pembunuhan ini membuat keluarga besar marah kepada Alicia karena dapat mencoreng nama baik keluarga Baker. Keluarga besar pun sepakat akan melenyapkan Alicia secara diam-diam.

Alicia dibawa ke suatu gedung yang terbengkalai di pinggiran kota untuk dieksekusi. Alicia tak dapat berbuat banyak karena dia disekap dan diikat. Namun, sesaat sebelum Alicia dieksekusi, ada salah satu pelayan yang merawat Alicia dari kecil datang dan menyelamatkannya dari pembunuh bayaran yang hendak membunuhnya. Pelayan itu merasa kasihan kepada Alicia karena dari kecil tak mendapatkan perlakuan selayaknya anak pada umumnya.

Setelah menyelamatkan Alicia, pelayan itu berniat kabur ke Rusia bersama Alicia melalui kapal penyelundup karena tidak mungkin pergi ke Rusia dengan menggunakan transportasi umum. Hal itu akan dengan mudah diketahui oleh pihak keluarga Baker. Sayangnya, di tengah perjalanan kapal penyelundup tertangkap oleh perompak. Sempat terjadi perlawanan oleh para penumpang kapal penyelundup tapi perlawanan mereka tak berarti karena kelompok perompak dilengkapi dengan senjata lengkap. Salah seorang yang menjadi korban adalah pelayan Alicia yang sempat melindungi Alicia ketika para perompak hendak membawanya.

Kejiwaan Alicia sangat terguncang melihat satu-satunya orang yang peduli dengannya mati di depan matanya dengan mengenaskan. Alicia mengamuk dengan membabi buta dan sempat menewaskan dua orang perompak, tapi Alicia mampu diatasi oleh perompak lainya. Salah satu perompak berniat menembak Alicia namun di tahan oleh ketua perompak karena melihat fisik Alicia itu akan menjadi barang yang mahal jika dijual.

“Berbahaya jika dia dibiarkan. Ikat dan masukkan ke dalam kandang!” perintah ketua perompak pada bawahannya.

Sesampainya di dermaga, semua tawanan diarahkan untuk turun dari kapal dan menuju gudang yang luas penuh dengan kerangkeng yang digunakan untuk menampung para tawanan. Namun, Alicia tetap diangkut dengan kandang ke dalam gudang dan dibiarkan terikat di dalam kandang. Dua hari berlalu dan Alicia tetap dibiarkan dengan kondisi seperti itu sebelum kemudian ada sekelompok orang dengan setelan jas rapi memasuki gedung untuk melihat para tawanan.

“Apa perlu mengikat anak kecil dan membiarkannya terikat di kandang seperti itu?” tanya salah satu dari orang yang mengenakan setelan jas rapi.

“Dia sudah membunuh dua anak buahku,” balas ketua perompak.

“Bebaskan dia!” perintah pria yang memakai jas.

“Tapi ….” Ketua perompak terdiam saat pria berjas itu menatap matanya dengan serius.

Kondisi Alicia tergeletak lemas tak bedaya. Bibirnya pecah-pecah menandakan dia mengalami dehidrasi karena hanya diberi makan dam minum sehari sekali. Pria yang meminta membebaskan Alicia merupakan pimpinan dari kelompok pria berjas lainnya. Dia memerintahkan bawahannya untuk memberi Alicia roti dan sebotol air minum. Alicia hanya meminum air dan menginjak-injak roti yang diberikan kepadanya menandakan rasa kebencian terhadap mereka yang membuatnya menderita selama ini.

“Namaku Allan. Siapa namamu?” sapa sang pimpinan pria berjas yang ternyata adalah Allan Greenwood.

Alicia hanya terdiam menatap tajam Allan dan sesekali menatap ke arah salah satu perompak. Allan sangat paham dengan isi dari tatapan tersebut lalu mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Alicia.

“Sebelum aku memberikan pistol ini, menurutmu apa itu keadilan?” bisik Allan kepada Alicia.

“Balas dendam,” lirih Alicia yang hanya didengar oleh Allan.

Setelah mendengar jawaban dari Alicia, Allan memberikan pistol kepadanya. Alicia pun langsung menembak salah satu perompak yang membunuh satu-satunya orang yang peduli dengannya. Melihat bawahannya ditembak, ketua perompak hendak menodongkan senjatanya ke arah Allan tapi niatnya terhenti setelah diancam oleh bawahan Allan.

“Berani kau menodongkan senjata ke arah ketua, semua kelompokmu akan lenyap,” ancam bawahan Allan yang sudah dulu menodongkan pistol ke arah kepala ketua perompak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status