Share

Tarian Angsa

Ketika detektif itu datang, suasana tegang memenuhi seisi rumah. Bahkan membuat semua penghuni rumah kesulitan bernapas seperti seekor mangsa yang berhadapan langsung dengan pemangsanya. Dan setelah detektif itu pergi, semua orang di dalam rumah menghela napas setelah selamat dari ancaman binatang buas yang siap memangsa mereka. Namun, Gin terlihat santai dengan kejadian tadi karena dia sudah menduga akan terjadi hal seperti ini.

“Fox, keluarlah. Keadaan sudah terkendali,” ujar Gin memanggil seseorang.

Pintu kamar dekat ruang tamu perlahan terbuka. Terlihat seseorang menggunakan seragam kantoran dengan blazer warna abu-abu keluar dari kamar lalu mendekat ke arah Gin dengan membawa sebuah pistol berjenis Glock Seventeen di tangannya. Ia menodongkan pistol itu ke arah kepala Gin.

“Orang gila macam apa yang memilih tempat persembunyian di samping markas musuhnya sendiri?” Fox mengarahkan pistol dengan tenang seperti sudah terbiasa menggunakan benda berbahaya itu.

“Tempat paling aman untuk pencuri bersembunyi adalah lokasi pencurian itu sendiri,” ucap Gin sembari memangku kakinya dan menyilangkan tangan.

“Pemikiran gila macam apa itu?” tanya Fox, ia menurunkan Glock Seventeen warna hitam dan mengosongkan pelurunya.

“Fox, aku memujimu karena tak ada keraguan menodongkan pistol ke arah seseorang yang sudah menolongmu.”

Gin terlihat santai walaupun sempat ditodong senjata oleh Fox. Gin memperingati Fox agar tidak membawa senjata api ke kantor tempat ia bekerja sekarang. Namun, Fox beralasan untuk berjaga-jaga jika bertemu seseorang yang sedang memburunya saat ini. Gin meyakinkan Fox jika orang yang memburunya akan sangat sulit menemukannya jika di bawah perlindungan Gin. Jika Fox ketahuan membawa senjata api pasti Gin akan direpotkan karena hal itu.

“Aku mau berangkat kuliah, jadi seperti biasa aku butuh sesuatu yang bisa membuatku bertahan hidup di kampus,” kata Gin menadahkan tangannya.

“Ini dari Sunny. Ia sudah membuatkanmu bekal tadi pagi,” kata gadis kecil yang bernama Alicia Baker lalu memasukkan bekal itu ke dalam tas milik Gin.

“Sebelum berangkat aku akan melakukan pelayanan spesial untukmu, Gin.”

Rin menempelkan badannya ke badan Gin, tapi Gin dengan cepat mengambil Glock Seventeen yang tersimpan di dalam tas milik Fox lalu mengarahkannya ke dada Rin.

“Kita ini keluarga, jangan melakukan hal bodoh seperti itu!” ucap Gin sembari mengarahkan pistolnya dengan matanya tertutup.

“Lihat di mana kau mengarahkan pistol itu wahai anak muda.” Rin lalu mengecup pipi Gin.

“Maaf, aku tidak bermaksud.” Pipi Gin mulai memerah.

Fox mengeluarkan sesuatu dari kantongnya lalu memberikan sesuatu kepada Gin. Suara kerincing terdengar seperti suara koin. Tapi yang diberikan Fox adalah segenggam peluru pistol.

“Tolong jelaskan mahasiswa macam apa yang membawa peluru ke kampusnya?” tanya Gin, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan kelakuan Fox. Gin menyimpan pistol dan pelurunya di laci meja lalu menadahkan kembali tangannya di depan Fox.

“Aku butuh sesuatu yang lebih mematikan daripada pistol,” ungkap Gin.

“Apa itu?” tanya Fox yang tak tahu maksud dari Gin.

“Uang.”

Fox pun memberikan uang kepada Gin sembari menggerutu karena Gin selalu meminta uang kepadanya. Padahal menurut Fox, dia memiliki harta yang melimpah. Tapi kenapa setiap hari dia selalu meminta uang kepadanya?

Gin meminta Alicia untuk membangunkan Sunny karena hari ini gadis itu memiliki agenda untuk menandatangani kontrak kerja di hotel bintang lima, di mana pemiliknya adalah kenalan dari Gin. Jadi, jangan sampai membuat Gin malu dengan kebiasaan Sunny yang selalu bermalas-malasan.

Setengah jam setelah Gin berangkat ke kampus, terjadi sedikit pertengkaran kecil antara Fox dan Rin.

“Mulailah lakukan sesuatu, wahai tuan putri!” ucap Fox kesal yang melihat Rin tak melakukan apa pun semenjak mereka pindah ke rumah ini beberapa bulan yang lalu.

“Tugasku hanya memanjakan Gin seorang, penyihir jahat,” balas Rin.

“Kucing penjilat,” ejek Fox pada Rin yang sedang memamerkan kukunya yang lentik.

“Bilang saja kau iri denganku. Mana ada anak muda seperti dia mau dengan tante-tante sepertimu.”

Mendengar itu, Fox langsung menyerang dengan beberapa pukulan dan tendangan. Namun, dengan sigap Rin menghindari serangan Fox dengan gerakan akrobatik. Ia memutar badannya ke belakang beberapa kali seperti atlet senam yang sedang melakukan flip dengan elegan. Setelah menghindari serangan Fox, Rin langsung membalas dengan serangan bela diri akrobatik yang ia kuasai.

Tubuh Rin yang lebih lentur sedikit menyulitkan Fox untuk menghadapi serangannya. Namun, teknik bela diri yang dikuasai Fox bisa dengan mudah melukai, bahkan membunuh lawannya secara instan.

Perkelahian antara dua orang yang memiliki keahlian bela diri tangan kosong membuat seisi ruangan berantakan. Alicia yang melihat itu tak mampu berbuat banyak karena tubuhnya terlalu kecil untuk melerai mereka. Walaupun ini adalah sebuah perkelahian, akan tetapi terlihat seperti dua ekor angsa yang sedang menari. Gerakan saling serang dan bertahan yang apik tapi mematikan ditunjukkan oleh kedua orang itu. Di balik pesona mereka yang memanjakan mata para pria dengan paras yang cantik dan kemolekan tubuhnya, mereka ibarat senjata api yang mampu melukai seseorang dengan mudahnya.

“Sunny, untung kamu sudah bangun, tolong lerai mereka,” ucap Alicia yang tak mampu berbuat banyak dengan panik.

“Alicia, biarkan saja mereka. Toh, hampir setiap hari mereka seperti itu.” Sunny dengan santai melewati arena pertarungan itu.

Tarian angsa terhenti saat mereka menahan dan mengunci satu sama lain.

“Nenek tua, kau selalu iri denganku bukan?” Rin menahan kaki dan tangan Fox.

“Apa katamu, gumpalan lemak?!!” Fox tak mampu bergerak.

“Kalian berhenti sekarang juga!” ancam Alicia dengan menodongkan pistol kepada mereka dengan mata tertutup serta kaki dan tangannya gemetaran.

Tindakan nekat Alicia sontak membuat mereka berdua terkejut, tak menyangka dengan apa yang sudah Alicia lakukan. Fox dan Rin akhirnya melepaskan satu sama lain tapi karena Alicia menutup matanya, dia terus menodongkan pistol dan mengancam akan menarik pelatuknya jika mereka berdua tak menyudahi perkelahian itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status