LOGIN
"Ini adalah permainan virtual reality pertama yang membuat pemainnya benar-benar merasakan menjadi karakter di dalam cerita, berinteraksi dengan teman secara langsung, menyelesaikan misi, upgrade senjata dan skill, bisa menjadi terkenal dari player lain di kota, menjual item dari misi untuk mendapatkan koin dan koin yang kita dapatkan dari misi bisa ditukarkan dengan uang nyata. Untuk sensasi luar biasa ayo pre order VR Sky Impact sekarang juga!", suara iklan promosi di televisi.
"Kak Fani kita coba game itu yok", ajak Fini. "Boleh, sepertinya terlihat seru juga", jawab Fani lalu memegang ponselnya menelepon seseorang. "Pa, papa kemarin kan janji mau membelikan sesuatu untuk hadiah kelulusan kami, boleh tidak kami minta belikan VR Sky Impact yang ada di iklan TV", pinta Fani ke ayahnya. "Karena kalian peringkat umum satu dan dua saat kelulusan di sekolah, akan ayah belikan", jawab ayah mereka. "Oke pa, pre order dua set ya pa. Makasih ya papa, bye", Fani menutup telpon. "Selagi nunggu kuliah di mulai kita bisa main game dulu", Fini tersenyum senang. Penjualan VR Sky Impact cukup laris di semua negara di dunia, walaupun harganya cukup mahal tapi untuk para kalangan atas, konten kreator ternama atau kalangan menengah yang telah mengetahui kualitas permainan dari PT Sky Game tidak menjadi masalah untuk mereka membelinya. PT Sky Game sudah banyak mengeluarkan permainan console, mobile dan ini permainan virtual reality kedua setelah Sky World yang dua tahun lalu pembeliannya memecahkan rekor dunia kategori game virtual. VR Sky Impact bukan hanya game virtual yang dimainkan sendiri seperti Sky World, tetapi bisa berinteraksi dengan teman secara nyata. Iklan di televisi dan media sosial terus-menerus bermunculan mempromosikan permainan virtual reality ini. Seminggu telah berlalu dari penayangan perdana iklan VR Sky Impact, acara berita di salah satu stasiun TV di setiap negara di dunia secara exclusive menayangkan peresmian rilisnya permainan terbaru ini. CEO PT Sky Game naik keatas panggung di jumpai oleh banyak wartawan yang menghidupkan banyak cahaya kamera padanya. "Selamat siang, para penggemar game di seluruh dunia dimana pun kalian berada, kami berterimakasih atas antusiasme semuanya terhadap game VR Sky Impact bisa diterima banyak orang. Dua hari lalu kami menyiapkan semuanya agar semua pesanan dari hari pertama iklan rilis sampai kemarin akan tiba hari ini... Ting tong..., suara bel rumah Fani dan Feni berbunyi. Fini berdiri dari duduknya berjalan menuju pintu depan lalu mengambil dan memakai zipper hoodie oversize berwarna pink miliknya terletak di tiang gantungan dekat pintu dan memasang zipper nya karena Fini hanya memakai tanktop putih berenda dan celana pendek ketat berwarna putih. "Paket ya", ucap Fini sebelum membuka pintu. "Iya paket mba", jawab seorang laki-laki dari balik pintu. Fini langsung membukakan pintu dan bertapa terkejutnya dia melihat ukuran paket yang mereka berdua minta ayahnya beli itu. "Astaga box nya hampir sebesar badan gue dan ada dua lagi", Fini terdiam sejenak. "Kak Fani cepetan sini bantuin gue", teriak Fini dari luar meminta bantuan. "Ini mba tolong di tanda tangan berkas pengirimannya, dua unit game VR Sky Impact atas nama Fani dan Fini", pinta kurir paketnya, saat Fini tanda tangan dua berkas dari kurir. "Bjirr besar banget", Fani kaget. "Ayo buruan bantuin, jangan melongo aja disana", perintah Fini. "Terimakasih mba", kurir tersebut pergi meninggalkan mereka. Fani dan Fini mulai sibuk memasukkan kotak yang mereka terima ke dalam rumah. Fini menutup pintu, menggantungkan kembali hoodienya lalu mengunci pintu dan meletakkan kunci diatas lemari sepatu. Mereka mendorong dan terkadang mengangkat kotak paket permainan itu menuju ke sebuah ruangan di lantai dua melalui lift secara bergantian. Fini yang terakhir tiba di ruangan lantai dua yang cukup luas bagi mereka, ruangan yang dulu pernah jadi ruangan bermain mereka dari SD sampai SMA. Disaat yang bersamaan, semua menerima paket yang sama. Konten kreator dan gamer yutop langsung mengadakan live di channel mereka masing-masing untuk mencobanya. "Ini kita bentang dulu karpetnya", ucap Fini membentangkan karpet segi enam punyanya. Fani yang sedang membaca buku petunjuk penggunaan hanya diam dengan tingkah adik kembarnya. "Sudah itu kita pasang perlengkapan pelindung dada, lengan dan paha betis, ada sarung tangan dan kaos kaki nya", ucap Fani. "Oke oke", jawab Fini mengikuti instruksi Fani. Mereka mengencangkan pelindung lengan paha dan betis, mereka menggeser kotak permainan mereka ke salah satu sudut ruangan kemudian melanjutkan memasang pelindung dada sampai perut. "Ini stick game play dan kacamata VR nya kak", Fini memberikan kepada Fani. Setelah disambungkan ke listrik melalui kabel yang tersambung ke karpet dan wifi yang tersambung ke kacamata VR mereka. Mereka perlahan berjalan dan berdiri diatas karpet kemudian memakai kacamata VR, langsung otomatis menyala menampilkan layar utama permainan. "Wah otomatis menyala ya", ucap Fani "Iya, gimana kita mulai kak", "Oke", "Satu, dua, tiga", ucap mereka bersamaan dengan stick yang ada di lengan mereka, menekan tombol start bersamaan. Yang mereka rasakan hanya menunggu game beberapa saat loading data. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah tubuh mereka perlahan berubah menjadi partikel putih dan tidak lama mereka menghilang. Fani's POV "Dimana ya ini?", ku bertanya sendiri saat mulai turun dari langit-langit fixel biru putih turun menuju lantai berwarna putih. "Selamat datang, perkenalkan aku Sopia. Aku utusan dari nona Sky untuk memberikan arahan kepadamu", ucap seorang wanita berpakaian putih dengan kera cukup rendah dan memakai kacamata berbentuk lingkaran. "Hai, salam kenal", jawabku. "Baiklah tanpa menunggu lama, silakan tentukan karakter tubuh kamu", keluarlah layar besar berisi tampilan segi lima. "Hemm, ada speed, stamina, defend, strength dan intelligence ya", aku melihat isi dari layar yang di tampilkan Sopia. "Ini beneran bisa di isi sendiri?", tanyaku kepada Sopia karena di permainan keluaran sebelumnya sudah ditentukan. "Iya, silakan kamu tentukan sendiri. Tapi maksimal seratus poin untuk mengisi semua dan perlu diingat kalau kamu tekan tombol next di pojok kanan bawah, kamu nggak bisa kembali lagi. Jadi harap dipikirkan yang matang", jawab Sopia. "Hmmm, seratus poin dan tidak bisa di ulang", aku memegang dagu memikirkan mana yang cocok untuk dominan dalam diriku. "Aku nggak mau terluka dan cepat mati jadi defend lima puluh deh", aku mulai mengetik di layar yang diberikan Sopia. "Lalu speed lima saja, sepertinya cukup", lanjutku. "Strength sepuluh, untuk stamina dua puluh dan intelligence lima belas. Udah pas seratus, lanjut klik next", ku langsung klik tombol next. "Selanjutnya silakan kamu pilih senjata yang akan kamu pakai", Sopia menunjukan gambar senjata-senjata yang bisa dipakai olehku. "Apa ya yang cocok untuk aku, ini ada pedang tunggal, dua pedang, busur panah, tameng, ketapel, yoyo, tongkat sihir, tombak, palu besar, dua karambit, tulup tiup, dua kudok, kapak besar. Ini kenapa untuk tulup, kapak besar dan palu besar warna abu-abu ya Sopiah?", tanyaku "Untuk yg abu-abu itu kamu tidak bisa pakai, karena perlu kecerdasan diatas empat puluh untuk tulup dan stamina diatas empat puluh untuk kapak sama palu", jawab Sopia. "Ohh begitu ya", ucapku masih memilih-milih. "Aku pilih tongkat sihir saja sama seperti Sky World kemarin", ku klik gambar tongkat sihir lalu ku klik next. "Selanjutnya silakan pilih elemen yang kamu inginkan, karena kamu pilih tongkat sihir silakan pilih dua dari elemen yang ada", Sopia menampilkan empat emblem elemen di depanku. "Ada api, petir, angin, air buka kurung heal dan defend , tanah buka kurung defend, maksudnya gimana elemen air dan tanah itu Sopia?", tanyaku penasaran. "Untuk skill elemen tanah dan air kebanyakan skill defend, khusus elemen air ada skill yang bisa menyembuhkan teman tim. Karena defend kamu lebih dari empat puluh jadinya bisa dipilih", "Ohh gitu,... Oke aku pilih air dan api", aku langsung klik tombol next. "Data sudah diterima, terimakasih. Sebelum mulai silakan masukan nama kamu", perintah Sopia mengeluarkan layar dengan tombol qwerty lengkap. "Aman nggak ya kalau aku masukkan nama asli", batinku mulai menyentuh layar keyboard dan klik kirim. "Baiklah Lala, kamu bisa pilih satu dari tiga kotak yang aku berikan. Karena nggak mungkin kan berpertualang pakai baju tidur itu", Ku baru sadar kalau aku masih memakai baju tidur yang ku pakai semalam, "ehh iya ya, oke aku pilih yang paling kanan aja", aku menunjuk kotak paling kananku dari tiga kota berwarna biru berpita. Kotak langsung terbuka keluar kostum warna hitam dengan beberapa garis berwarna pink dengan kera lebar berwarna putih dan ada bentuk love di dada berwarna hitam dan ada garis biru pada sisi luar lengkungannya, headset tanpa lengkungan di kepala dan juga ada cincin di atas kostumnya. "Cantik kostumnya", pujiku. "Silakan dipakai dan selamat berpertualang", ucap Sopia kemudian keluar cahaya yang sangat menyilaukan sampai membuatku menutup mata. Fini's POV "Ruang hampa apa ini", aku melihat sekeliling Terlihat ada cowok berpakaian putih, bertubuh tegap berotot melihatku dari bawah saatku turun menuju lantai dimana dia berdiri. Kakiku baru saja menyentuh lantai, langsung ku dekati dia. "Selamat datang, per...", perkataannya dengan cepat ku potong. "Kau melihatnya?, apa yang kau lihat tadi?", tanyaku dengan nada mengintimidasi. Wajahnya sedikit memerah, "maksudnya apa?", tanyanya sedikit ragu. "Ini kamu lihat ini dan ini kan dari bawah saat aku turun tadi kan?", tanyaku sambil menunjukkan payudaraku dan intimku dari luar pakaianku. Karena aku hanya memakai tanktop dan celana pendek ketat saja, sama seperti pakaian yang ku pakai saat sebelum ku klik start pada permainan ini ternyata. Setelah dia melihat apa yang ku tunjukan, dia hanya tertunduk diam. "Astaga, tanpa disangka bisa begitu ya", ucap Sky melihat layar para pemain bertemu dengan utusannya pada bagian Fini. "Dasar kamu otak mesum", ucapku kesal. Dia masih tetap diam diposisinya tapi dia menggerakkan jari telunjuknya melingkar. "Silakan pilih satu dari tiga kotak ini", ucapnya padaku masih menunduk. "Yang tengah aja deh", jawabku. "Silakan langsung dipakai", dia menggerakkan jarinya dan kotak tersebut dengan cepat menabrakku tanpaku bisa menghindarinya. "Baiklah, selamat datang, perkenalkan nama saya Algo. Saya utusan dari nona Sky untuk membantu kamu memulai permainan ini", ucap Algo dengan nada percaya diri. Ku membuka mata dan terlihat tubuhku terpasang kostum berwarna kostum warna hitam dengan beberapa garis berwarna biru dengan kera lebar berwarna putih dan ada bentuk love di dada berwarna hitam dan ada garis pink pada sisi luar lengkungannya, headset tanpa lengkungan di kepala menempel di telingaku dan juga ada cincin warna pink di atas kepalaku. Algo sudah berani melihat ke arahku karena tampilanku sekarang sudah tertutup kostum yang diberikannya. "Langsung saja, silakan pilih karakter untuk tubuhmu", Algo langsung mengeluarkan layar di hadapanku berisikan beberapa tulisan. "Ini bagaimana mengisinya?", tanyaku. "Kamu di berikan total seratus poin untuk mengisi semua sesuai karakter yang kamu mau", jelasnya. "Aku suka speed, lima puluh deh. Lalu strength lima belas, stamina lima belas. intelligence dan defend nggak butuh amat deh sepertinya, sepuluh aja. Oke next, terus apa lagi?", "Silakan pilih senjata yang ingin kamu gunakan", "Cocok untuk speed itu biasanya pedang kecil sih", batinku sambil melihat pilihan senjata yang ditunjukan. "Ini yang terlihat seperti pedang kecil ada dua pedang dan dua kudok, aku biasanya pakai pedang kecil. Tapi kudok itu baru, sepertinya layak untuk dicoba", ucapku lalu klik gambar dua kudok di layar. "Selanjutnya pilih elemen yang diinginkan", Algo mengeluarkan beberapa bentuk emblem dengan gambar elemen. "Itu kenapa elemen air dan tanah warna nya abu-abu ya Algo?", tanyaku. "Karena skill tanah dan air mengharuskan poin defend yang kamu pilih sebelumnya diatas empat puluh", jawab Algo. "Ohh gitu ya, oke aku pilih elemen petir saja", ku klik emblem bergambar petir yang ditampilkan Algo. "Dan terakhir, masukkan namamu", pinta Algo "Aman nggak ya kalau masukin nama asli?, main aman aja deh", batinku lalu memulai mengetik nama dan ku klik next. "Terimakasih Lili telah memilih dan mengisi semuanya. Selamat berpertualang", ucapnya membentangkan kedua tangan langsung mengeluarkan cahaya menyilaukan, membuatku menutup mata dan juga mengenakan lengan. . . . To be continue... . Semoga teman-teman yang membaca terhibur ya dengan ceritaku ini, jangan lupa vote love dan responnya ya. Yang mau komen komen silakan, selamat menjalankan kegiatan kalian hari ini dengan semangat 😇. Kita bertemu lagi di chapter selanjutnya, terimakasih 😊 (Publish Date : Wednesday, September 17, 2025 at 22:08)Kurang lebih tiga puluh menit mereka memulihkan HP dengan skill water heal Fani, mereka telah siap untuk melanjutkan perjalanan di lantai dua labirin. Dengan mengabaikan item daging burung gagak, mereka melanjutkan dengan hampir bersamaan mengeluarkan ampul berwarna biru terang dari tas item mereka masing-masing kemudian mematahkan bagian ujungnya. Isi possion mereka keluar dan menguap memasuki tubuh yang membukanya berserta wadah ampulnya juga, memulihkan bar stamina mereka berempat menjadi penuh kembali. berbeda dari yang lain, Fani telah mematahkan dua ampul stamina karena membantu yang lainnya mengisi HP dengan water heal nya untuk menghemat penggunaan ampul possion HP mereka miliki. "oke, ayo kita lanjut lagi", ajak Fini. "ayo!", balas yang lainnya kompak. Mereka berempat berjalan terus masuk ke dalam mejelajahi labirin, perjalan mereka telah berlangsung selama lima belas menit dengan berjalan kaki tanpa ada halangan di depan mereka. "sudah lima belas menit kita berjalan tap
Langkah pertama mereka menginjak lantai dua pada labirin yang mereka jelajahi, tiba-tiba muncul satu garis bercahaya berwarna merah pada tengah-tengah lantai dari tempat mereka berdiri sampai lurus kedepan tidak tahu kemana karena sangat awal bagi mereka baru saja masuk ke lantai dua labirin untuk mengetahui itu."apa aku mengaktifkan sesuatu disini?", tanya Fini bingung dan penasaran karena ia pertama sekali menyentuhkan kakinya ke lantai dua bersama yang lain yang hanya memiliki selisih satu detik saja.Cahaya berwarna merah itu perlahan menghilang, "kamu sih asal aja masuk", tuduh Hana bercanda."kan kita hanya selisih satu detik aja, bjir", ucap Fini mendengus kesal pada Hana."bercanda, bercanda", ucap Hana tersenyum.Tidak lama, muncul seratus lima puluh burung gagak hitam yang menyerang mereka secara bergantian dengan mematuk dengan paruhnya dan mencakar kuku kakinya. Satu kali serangan burung gagak ke mereka mengurangi 2 poin HP mereka."banyak sekali mereka, sangat sulit untu
Flash back on Nita memberikan kedua kartu ke mereka di meja resipsionis, "ini kartu kalian, labirin ini sudah pernah di ekplorasi oleh ketua guild kita, jadi telah di modifikasi olehnya dan saat kita melawan bos labirin bisa bersamaan sampai tiga tim atau maksimal sepuluh orang. Tidak seperti labirin yang baru atau unknow yang belum mbak cherry jelajahi yang harus per tim saja yang bisa masuk untuk melawan bosnya", ucap Nita. "... dan satu lagi, pintu masuknya itu berada di dasar tebing batu berbentuk gua besar sebagai pintu masuknya", lanjut Nita. Flash back off "jadi ini ya pintu masuknya", ucap Fini saat mereka berempat telah sampai di sebuah gua besar di dasar tebing tidak jauh dari kota X yang telah hancur di event sebelumnya. Flash back on "labirin ini terdiri dari tujuh belas lantai kebawah sebelum bertemu bos labirin yaitu burung Fionix es yang bisa mengeluarkan berbagai skill elemen es, jadi berhati-hatilah", ucap Nita memberitahu. Flash back off "ayo kita mas
Hari ini adalah pagi yang cukup mendung, matahari sedang terhalang oleh awan yang tidak kunjung berpindah dari atas kota Dermaga I. Fani, Fini, Hana dan Enya sudah berada didepan pintu guild petualang untuk mengambil misi labirin untuk mencukupi satu koin putih lagi untuk mereka berempat naik ke lantai dua. Fini membuka pintu guild dengan mendorongnya, semua orang tiba-tiba melihat kearah mereka. "selamat datang, eh?,... kalian Gemini dan Black Summer kan?", sambut seorang perempuan dengan name tag di dadanya bernama Nita. Mereka berempat hanya membalasnya dengan anggukan kompak perlahan. "wah benar mereka orangnya", "jadi mereka yang peringkat satu dan dua melawan cumi kraken", "katanya mereka menang PVP melawan White Tiger kemarin, sampai ketua timnya mati dan anggotanya tidak punya apa-apa lagi bahkan senjatanya diambil", "jangan macam-macam untuk melakukan PVP sama mereka kalau kita tidak mau seperti White Tiger", ucapan beberapa orang di dalam gedung guild petualang. "baiklah,
Mereka kembali ke ruang virtual reality utama tanpa Brown ketua tim White Tiger karena kalah dalam PVP melawan Enya, yang menyerah kembali dalam keadaan pingsan di tempat mereka berdiri sebelum masuk. Semua senjata dan item mereka telah diambil oleh Fani dan kawan-kawan, termasuk koin putih khusus mereka yang sudah dari awal diambil oleh Enya saat mengalahkan Brown. "akhirnya selesai, ayo kita ke hotelmu Nica", ajak Fini mulai berjalan lebih dahulu menuju Nort Hotel. "iya iya", balas Hana berjalan mengikuti Fini diikuti oleh Fani dan Enya. "tapi ini sudah malam Li", ucap Fani mengingatkan adiknya. "sudah kita makan buah skill kita kembali kok kak", jawab Fini santai. "oke oke", Fani mengikuti apa yang adiknya lakukan. Sesampainya mereka di kamar hotel Hana dan Enya, suasana terasa sangat melelahkan setelah PVP melawan White Tiger. Hana dan Fini duduk diatas pinggir kasur Hana, Enya dan Fani duduk diatas pinggir kasur Enya. mereka berempat saling berhadapan. "bagaimana? kita mak
"masih saja kamu tidak mau keluar dari prisai ini?, baiklah, rasakan ini", Rolo mengeluarkan kapak keduanya kemudian mematahkan gagangnya menjadi dua dan menempel di samping gagang utamanya.Kedua gagang kapaknya digabungkan, Rolo mulai mengalirkan listrik ke kapaknya. Ia melompat cukup tinggi, "rasakan ini, bumerang thunder shock", Rolo melempar kapaknya dengan tangan kirinya membuat kapak tersebut berputar sangat cepat dan dipenuhi listrik menuju prisai air Fani.'tringgg, crittt crittt', Fini menahan putaran kapak Rolo dengan kudok listriknya."Li!", seru Fani kaget kalau adiknya yang menahan serangan itu."aku nggak apa-apa kok kak, te....", belum selesai Fini menjawab.'darrrr', karena gesekan besi dan listrik mereka terjadi ledakan yang membuat Fini terdorong sampai menabrak prisai air Fani dan Kapak Rolo kembali padanya.'blubb blubb', "kamu nggak apa-apa Li?", tanya Fani khawatir melihat tubuh Fini menjadi hitam semua dan HP nya berkurang menjadi 26%.Rolo melihat ke arah Gary







