Beranda / Fantasi / VR Sky Impact / 7. Eksplorasi labirin baru (dua)

Share

7. Eksplorasi labirin baru (dua)

Penulis: WTP
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-30 10:42:40

Dua orang wanita dan seorang pria mengelilingi Fani dan Fini dengan mengarahkan senjatanya ke mereka, Fini dengan cepat menarik kedua kudoknya dengan posisi siap bertarung dan Fani mengarahkan tongkat sihirnya ke depannya dengan kedua tangannya tanda siap bertarung juga yang berdiri saling membelakangi.

"Kalian ada perlu apa disini?, apa kalian tim dari kota J?", tanya Fani ke mereka.

"Berarti kalian dari kota J juga atau kota I?", tanya balik salah seorang wanita yang berdiri sebelah kanan Fani diantara Fani dan Fini yang menghadap anggota mereka yang lainnya.

Mata Fani melirik ke wanita yang sedang menarik tali ketapelnya tersebut tetapi tongkat sihirnya masih mengarah ke wanita yang memegang tongkat sihir serupa di hadapan Fani dan Fini berhadapan dengan pria yang memegang dua pedang di kedua tangannya, "apa kalian juga utusan dewi Sky?. Kalau benar, lebih baik kita berkerja sama untuk menyelesaikan labirin ini", tawar Fani.

Wanita itu mengendurkan tali ketapelnya dan begitu juga dengan kedua temannya,"Hmmm, baiklah. Sepertinya akan lebih mudah untuk menyelesaikan labirin baru ini kalau kita kerjasama, perkenalkan saya Nishi, wanita disana bernama Minami dan pria disana namanya Hokusei", Nishi menerimanya.

"Perkenalkan, aku Lala dan ini adikku Lili", Fani berjalan mendekati Nishi yang berdiri di depan pintu masuk labirin.

Mereka berlima perlahan memasuki pintu masuk labirin yang terdiri dari tangga turun sejauh tiga meter kebawah, sisi kiri dan kanan ada tempat obor tetapi belum hidup karena cahaya matahari masih masuk di jalan yang mereka lalui.

Sinar Matahari mulai berkurang obor lampu di jalan lurus mereka lalui hidup otomatis

"Astaga, obornya hidup sendiri", Minami kaget memeluk Nishi.

"Hei, lihat ada persimpangan dua, kita ke kiri atau kanan?", tanya Fini.

"Tunggu tunggu, ada suara langkah kaki dari jalan sebelah kanan", Hokusei mengira-ngira dari apa yang dia dengar.

Mereka bersembunyi dibalik dinding sambil mengintip ke jalan sebelah kanan mereka, perlahan terlihat lima sosok monster tengkorak setinggi mereka membawa pedang dan balok kayu.

"Fire ball", Fani membakar kelima monster tengkorak itu dengan sekali serangan, lima kristal masuk ke kantong item Fani.

"Maaf keceplosan, he hehe", ucap Fani tanpa dosa.

Tiba-tiba keluar segerombolan monster kelelawar bermata satu menyerang mereka dengan cakar-cakarnya.

"Wind cutter, wind cutter", Hokusei dengan kedua pedangnya.

"Water jet water jet water jet ", serangan Minami keluar dari bola kristal tongkat sihirnya.

"Kelereng api", banyak peluru api yang di keluarkan oleh Nishi dengan ketapelnya.

"Ehh ada yang lolos tiga ekor, thunder shock", Fini melempar satu kudoknya mengenai sayap ketiganya, Fani berlari mengambil kudoknya yang tertancap di lantai dan kembali ke barisan.

Setelah sepuluh menit perjalanan mereka menemukan tangga turun kembali, lima langkah mereka berjalan di lantai dua, mereka melihat monster kelelawar bermata satu setinggi satu meter berjalan. Saat bertemu mereka, segerombolan itu terbang dan menyerang mereka dengan bola api.

"Prisai air setengah lingkaran", dengan sigap Fani memasang prisai walau cuma bisa melindungi dua orang lainnya tapi cukup menipu mereka.

"Minami, saat monsternya mau menyerang. Serang mulutnya pakai water jet", pinta Nishi yang terlindung prisai Fani bersama Fini.

"Okay, water jet, water jet", dalam dua kali serang gerombolan monsternya habis.

"Nice Minami", ucap Fini, Minami membalas dengan tersenyum.

Mereka turun lagi ke lantai tiga labirin, stamina mereka masing masing tinggal setengah lagi kurang lebih. Cukup banyak monster di lantai dua dengan jenis yang sama.

"Awas!!", seru Hokusei mendorong mereka berempat dari belakang sampai posisi tiarap. Tombak yang melewati atas mereka membuat mereka kaget dan menghancurkan sebagian tangga tempat yang mereka lalui tadi.

Dengan cepat mereka berdiri dan bersiap untuk bertempur, dihadapan mereka muncul lima monster kelelawar bermata satu setinggi dua meter dan itu lebih tinggi dari mereka berlima. Monster yang melempar tombaknya tadi berlari untuk mengambil tombaknya, mereka berpencar saat itu juga.

"Sepertinya kita dapat bagian masing-masing satu sekarang", ucap Fani dan di balas anggukan dari yang lain.

Fini berhadapan dengan monster kelelawar bermata satu yang memakai tongkat, dengan cepat dia terbang dan mengayunkan tongkatnya untuk menyerang, Fini langsung dengan cepat menghindar dan mendorong tubuhnya di dinding terdekat dan terbang di atasnya. Tanpa menunggu lama, Fini melempar satu kudoknya yang sudah dialiri petirnya ke bagian tulang sayap di salah satu sayapnya dan membuat dia kehilangan satu sayapnya.

Dengan satu kudok yang ada, Fani cuma bisa berusaha terus menyayat musuhnya, sambil berusaha mengambil kudok satunya yang monster itu tutup dengan kakinya.

"Duh gimana ini, oh iya gitu aja", Fani ada ide saat tongkat monster itu mau menyerang dirinya dari atas, Fani hanya mundur beberapa meter dari prediksi lokasi serangannya seolah-olah kena serangannya. Dengan loncatan sedikit, Fani kena serangannya dan mengeluarkan debu tanah di sekitar tingkatnya. Serangan monsternya tertahan melihat apa yang terjadi dengan musuhnya, Fani melempar kudok petirnya.

"Thunder shock!!", teriak Fini dan kudoknya dengan cepat melaju dan menancap mata satu-satunya monster yang jadi lawan Fini. Dia kesakitan dan mundur perlahan sampai akhirnya terjatuh menabrak dinding di belakangnya.

"Astaga sulit banget, baru lantai tiga", ucap Fini mengambil kudok yang terjatuh dari mata monster itu setelah moster nya menghilang dan yang tertancap di lantai.

"Kak, Nishi, Minami, Hokusei, kalian tidak apa-apa?", tanya Fini mendekati mereka.

"Saya hampir mati karena lengah tadi", ucap Minami yang terdekat dengan mata berair memeluk Fini.

"Yang penting sudah kalah monsternya", ucap Fini menenangkan.

"Kakakmu tidak ditanya?", Fani dengan mata tajam.

"Tadi kan, aku sudah sebut semua nama kalian", jawab Fini sedikit takut dengan tatapan mata kakaknya itu.

"Gimana kita bisa lanjut lagi?", tanya Nishi ke semuanya.

"Sepertinya kita istirahat dulu menunggu reset besok, staminaku sudah merah. Tadi aku lawan monsternya ngurung pakai prisai air dan bakar dia di dalam prisai sampai mati, jadi benar-benar hanya bisa pakai sekali skill saja", jelas Fani.

"Baiklah, kita istirahat disini saja. Celah batu itu bisa kita pakai untuk sembunyi", Nishi menunjukkan ada dua tumpukan batu yang cukup untuk mereka berlima istirahat dari hasil pertarungan monster tadi dengan Hokusei.

Perjalanan akan mereka lanjutkan besok pagi karena stamina mereka sudah tinggal 25% lagi, Fani tinggal 5% lagi dan hanya Fini yang full stamina dari level up lawan monster tadi.

"Kak, dan yang lainnya, aku baru saja level up. Kalian istirahat disini, aku cek area lantai tiga ini ya", tawar Fini.

"Jangan sendiri Li", tolak Fani.

"Aku temani dia", Minami menawarkan diri.

"Baiklah, jangan memaksakan diri", pinta Nishi.

"Ok", jawab Minami dan Fini kompak lalu mulai berjalan menjauhi yang lain untuk melihat situasi lantai tiga.

.

.

.

To be continue ...

.

Terima kasih para pembaca setia yang membaca cerita ini, semoga tidak membosankan ya 😊

mohon tinggalkan vote kalian untuk semangatku menulis chapter selanjutnya ya, kolom komentar silakan di coret-coret ya, untuk silent reader juga terima kasih telah mampir dan tertarik membaca cerita ini. Jumpa lagi di chapter selanjutnya ya 😇

Semangat untuk jalani hari-hari kalian 😊

(Publish Date : Tuesday, September 30, 2025 at 09:42)

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • VR Sky Impact   28. PVP (Lala & Lili vs Rolo)

    "masih saja kamu tidak mau keluar dari prisai ini?, baiklah, rasakan ini", Rolo mengeluarkan kapak keduanya kemudian mematahkan gagangnya menjadi dua dan menempel di samping gagang utamanya.Kedua gagang kapaknya digabungkan, Rolo mulai mengalirkan listrik ke kapaknya. Ia melompat cukup tinggi, "rasakan ini, bumerang thunder shock", Rolo melempar kapaknya dengan tangan kirinya membuat kapak tersebut berputar sangat cepat dan dipenuhi listrik menuju prisai air Fani.'tringgg, crittt crittt', Fini menahan putaran kapak Rolo dengan kudok listriknya."Li!", seru Fani kaget kalau adiknya yang menahan serangan itu."aku nggak apa-apa kok kak, te....", belum selesai Fini menjawab.'darrrr', karena gesekan besi dan listrik mereka terjadi ledakan yang membuat Fini terdorong sampai menabrak prisai air Fani dan Kapak Rolo kembali padanya.'blubb blubb', "kamu nggak apa-apa Li?", tanya Fani khawatir melihat tubuh Fini menjadi hitam semua dan HP nya berkurang menjadi 26%.Rolo melihat ke arah Gary

  • VR Sky Impact   27. PVP (Lili vs Gary)

    "mau sampai kapan kamu di dalam gelembung itu hah?", ucap Rolo kasar kepada Fani yang terus-menerus menyerang dengan tebasan biasa kapaknya dari berbagai sisi prisai air Fani."rasakan ini, hujan panah angin", ucap Hana melepaskan satu anak panah ke langit kemudian berubah menjadi seribu anak panah angin yang menyerang Gary."tebasan tunggal", ucap Fini menyerang Moto dari atas tetapi berhasil ditahan.Enya berpikir siapa yang akan dibantunya, dari atas kepala salah satu patung beruangnya ia berdiri mengawasi sebelum memilih. "dari posisi sekarang, sepertinya Lala yang terdesak dan butuh bantuan. Tapi yang berpeluang menang paling kecil ini siapa? Hmmm", Enya berbicara sendiri sambil melihat pertempuran teman-temannya.Pergerakan Gary sangat lincah membuatnya berhasil menghindari semua serangan hujan panah angin oleh Hana, "sepertinya Nica yang sangat butuh bantuan", Enya mulai melompat turun dari salah satu patung dinding beruangnya sambil mematahkan ujung ampul stamina berwarna biru

  • VR Sky Impact   26. PVP (Enya vs Brown)

    Enya menghindarinya dengan melakukan kayang dan langsung melakukan tendangan menggunakan kedua kakinya untuk melontarkan dirinya ke belakang dari posisi kayangnya kembali ke posisi berdiri menghadap Brown, tetapi dihindari oleh Brown dengan melakukan lompatan ke belakangnya."boleh juga", ucap Brown dengan nada meremehkan.Enya hanya membalasnya dengan senyuman meremehkan juga, "bola api mini", Enya mengluarkan dua bola api dari kedua telapak tangannya yang berukuran setengah dari ukuran biasanya.Brown langsung menghindari serangan Enya dengan mengelaknya melompat dua kali ke belakang. Setelah bola api mini melaluinya, Brown langsung berlari menuju Enya sambil mengeluarkan skill api pada pedangnya."tebasan angin", Brown mengayunkan pedangnya dari kirinya kepada Enya dengan cukup cepat.Enya menundukkan tubuhnya bertumpu dengan kedua tangannya, saat pedang api Brown berada diatasnya, Enya mendorong tubuhnya dan bertumpu menggunakan tangannya untuk menendang Brown sekuat tenaga. Brow

  • VR Sky Impact   25. Merampok & PVP

    "kita ke hotel kamu aja ya Nica", tawar Fini."oke hayo, kita makan buahnya disana saja", Hana menerimanya lalu pintu guild tertutup.Perjalanan mereka menuju Nort Hotel terlihat biasa saja, sampai akhirnya di seratus meter sebelum sampai ke hotel, terlihat ada empat orang pria menghalangi mereka."hei hei hei nona cantik", ucap keempat pria itu dengan ekspresi ingin melahap wanita yang ada di depannya."ada perlu apa kalian sama kami?", jawab Fani waspada sambil mengeluarkan tongkat sihirnya."Moto yang pegang palu, Rolo yang pegang kapak, Brown yang berambut coklat, Gary yang berambut merah pucat panjang", batin Fani melihat status nama dan bar HP empat orang yang menghalangi mereka berjalan menuju hotel."jangan garang-garang dong cantik", ucap pria yang memakai kapak besar bernama Rolo."langsung saja, tidak mungkin kalian mencegah kami kalau tidak ada yang kalian cari", ucap Enya mengarahkan kedua telapak tanganya ke mereka."baiklah...", ucap pria berambut coklat bernama Brown s

  • VR Sky Impact   24. Membeli buah skill

    "ada, tunggu sebentar ya", Cici membalikkan badannya menuju tumpukan kotak kardus bergambar buah naga merah berbintik ungu. Cici membalikkan tubuhnya kembali ke mejanya dengan membawa 4 kotak yang ditumpuknya dua sejajar di kedua telapak tangannya."ternyata lebih kecil dari buah naga biasanya ya buahnya", ucap Hana asal karena mereka baru pertama melihatnya."totalnya 40 koin emas mbak", ucap Cici meletaknya empat kotak yang dibawanya ke atas mejanya. "boleh kami pinjam kartu anggota kalian?", lanjut Cici.Fani dan Hana memberikan kartunya ke Cici dengan meletakkan ke atas mejanya dan posisi tulisannya ke arah Cici. Setelah dibaca, Cici mengembalikan kepada Fani dan Hana. "saya dapat informasi dari pihak kerajaan untuk tim yang bernama Gemini dan Black Summer akan dapat potongan satu koin emas tiap unit pembelian, jadi jumlah pembelian kalian menjadi 36 koin emas atau bisa dengan 3 koin platinum", jelas Cici."lumayan dapat potongan harga kita", ucap Hana senang."ayo mana satu uang

  • VR Sky Impact   23. Semangat anak kecil & buah skill

    "hei Nica, lu bengongin apa sih pagi pagi begini?", ucap Fini mengagetkan Hana yang sedang melihat menghadap air mancur dan sekelilingnya. Hana yang sedikit kaget langsung membalikkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke telinga Fini, "sejak kami disini, kami dilihat terus oleh penduduk sini dan petualang lain dengan obrolan kecil Fin", bisik Hana. "eehh itu dia, mereka berempat lah yang mengalahkan monster cumi-cumi yang menyerang kota kita kemarin", ucap seorang wanita penduduk kota yang melihat ke arah mereka berempat. Semua orang disekitar wanita yang berbicara tadi dengan cepat melihat kearah mereka berdiri dan mulai mengerumuni sekitar tempat mereka berempat berkumpul membentuk lingkaran menutupi mereka, "prok prok prok prok prok prok prok", semuanya memberikan tepuk tangan atas usaha dan kerja keras mereka berempat kemarin melawan Cumi Kraken. "terima kasih atas usahanya karena telah menyelamatkan kota kami", ucap seluruh yang berkumpul mengelilingi mereka. "ini sudah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status