Home / Fantasi / VR Sky Impact / 8. Eksplorasi labirin baru (tiga)

Share

8. Eksplorasi labirin baru (tiga)

Author: WTP
last update Last Updated: 2025-10-01 08:19:15

"Lili itu apa ya", Minami memberitahu Fini yang ada di langit-langit.

"Iya ya, seperti lampu hias", Fini ikut melihatnya.

"Dibawahnya itu telur ya Li?", Minami menunjuk dua telur yang ada dibawah sorot lampu itu.

"Mungkin, tapi telur apa ya?, monster mata satu tadi atau gimana?",

"Ayo kita dekati", ajak Minami.

"Nanti nanti, bisa jadi ada jebakannya", tahan Fini.

"Coba keluarkan sekali water jet kamu ke tengah-tengah atas kedua telur itu", pinta Fini.

"Baiklah, water jet", skill Minami membuat lubang di dinding belakang telur, tiba tiba sisi gelap di sekitar telur mengeluarkan banyak mata, keluar lima puluh monster kelelawar bermata satu dengan tinggi satu meter.

"Bener kan ada jebakannya", ucap Fini menarik kedua kudoknya dari sarungnya.

"Jadi bagaimana kita?", tanya Minami sedikit takut saat mereka berdua di kelilingi lima puluh monster.

"Ya mau gimana lagi, kita harus lawan", jawab Fini langsung melompat menyerang monster di depannya.

Pertarungan berlangsung cukup sulit karena dua lawan lima puluh, Fini menyerang dengan kecepatan dan petirnya walaupun beberapa kali diimbangi dengan pergerakan kecepatan monster yang kurang lebih sama, Minami menyerang dengan water jet dan jepitan dinding tanahnya.

Fini dan monster terakhir memegang satu pedang kecil di tangan kanannya berlari saling berhadapan, mereka semakin dekat, sang monster mangajukan pedang ke depan dan sepersekian detik Fini melompat lalu memutar diatas kepala monster, kaki kanan Fini dengan kuat menghantam atas kepala monster dan kepala monster dengan kuat menghantam lantai sampai tidak sadarkan diri. Dengan cepat Fini menancapkan kudoknya ke kepala monster itu dan akhirnya sang monster berubah jadi partikel.

"Fuuuu, akhirnya selesai juga", Fini lega.

"Melelahkan, staminaku tinggal dua persen lagi padahal sudah naik satu level", Minami duduk dibawah sorot lampu di samping kedua telur.

"Sama, staminaku tinggal satu persen dan exp kurang dari seperempat lagi level up. Tanggung banget", ucap Fini duduk di samping Minami masih di bawah sorot lampu.

Tanpa di sengaja, Minami menyenggol telur di sampingnya yang membuat salah satu dari telur tersebut terguling dan jatuh dari atas meja batu tempat mereka duduk, membuat telur itu retak.

"Lili gimana ini, telurnya retak dan mengeluarkan cahaya. Kalau keluar monster lagi, kita tidak bisa melawannya lagi", Minami takut mengajak Lili menjaga jarak dengan telur yang perlahan meretak mengeluarkan cahaya lebih besar dan akhirnya cangkang telur hancur, Fani dan Minami menutup mata dengan lengan mereka.

Cahaya dari telur meredup, Fini dan Minami perlahan membuka mata, terlihat emblem elemen air diatas pecahan telur yang di senggol oleh Minami tadi.

"Sepertinya itu bisa jadi skill elemen air baru Mina", ucap Fini yakin.

"Serius? Bukan jebakan?", Minami ragu.

"Minami coba kamu sentuh sentuh", Fini mendorong Minami sampai Minami melangkah beberapa langkah kedepan dan tanpa sengaja tangan Minami menyentuh emblem itu lalu emblem itu berubah menjadi partikel biru lalu masuk kedalam tubuh Minami.

"Selamat skill baru ditambahkan", ucap sistem yang hanya bisa di dengarkan oleh Minami.

"Iya beneran ini Lili", Minami langsung membuka layar statusnya di bagian skill dan benar saja bertambah satu skill elemen air yang diterima Minami.

"Skill ku bertambah, skill baru : prisai pelindung setengah lingkaran", Minami membaca status skill nya.

"Bararti telur satunya untuk kami ya, kemungkinan ini elemen air juga karena warnanya biru juga", Lili langsung membawa telur yang cukup besar itu dengan kedua tangannya di depan.

"Ayo kita ke tempat yang lain untuk istirahat disini saja", ajak Fini.

"Ayo!", Minami langsung berdiri dan mereka berdua dengan cepat berjalan menuju yang lainnya di lantai tiga sambil Fini membawa telur untuk dibawa ke Fani.

Sesampainya Fini dan Minami ke tempat yang lainnya beristirahat, Fani penasaran apa yang dibawa adiknya itu tapi Minami tidak bawa apapun.

"Lili kamu bawa telur apaan itu?, besar juga ukurannya. Bukan telur monster kan?", tanya Fani ke adiknya.

"Enak aja, aku bawa ini dari lantai lima untuk kamu tau!", jawab Fini sedikit kesal.

"Kok untuk aku?", Fani dan yang lainnya juga terlihat bingung.

"Ini isinya skill elemen air, kan selain Minami itu cuma lu yang punya", jawab Fini.

"Iya tadi ada dua telur biru ini, yang satunya tidak sengaja pecah olehku dan keluar emblem elemen air dan aku dapat skill elemen air baru", jelas Minami.

"Nih", Fini melempar telurnya ditengah mereka dan membuat semuanya silau sampai menutup mata dengan lengan masing-masing.

Setelah cahayanya menghilang, Fani, Nishi dan Hokusei terkejut melihat emblem elemen air sama seperti emblem saat mereka pertama kali pilih elemen sebelum memulai permainan yang muncul diatas pecahan telur yang dilempar Fini.

"Sentuh kak", pinta Fini ke Fani, sedikit ragu Fani menyentuh emblem itu dan berubah menjadi partikel biru masuk ke tubuh Fani.

"Selamat skill baru ditambahkan", ucap sistem yang hanya bisa di dengarkan oleh Fani.

Fani dengan cepat membuka kotak statusnya di bagian skill, " benar, ada tulisan 'skill baru ditambahkan, water heal'", ucap Fini melihat statusnya.

"Keren, kita bisa mengurangi penggunakan ramuan heal untuk nambah HP kita", Nishi terlihat senang.

"Kamu dapat skill apa Minami?", tanya Hokusei.

"Dapat prisai pelindung setengah lingkaran", jawab Minami.

"Bagus, jadi kita bisa terlindung semua dengan prisai air", Fani terlihat senang dengan skill baru Minami karena prisai Fani hanya bisa melindungi tiga orang termasuk pengguna, dengan adanya Minami bisa membuat semua terlindungi.

"Ayo kita beristirahat di bawah lampu tempat kami menemukan telur tadi, rasanya seger banget deh", ajak Fini.

"Iya bener, walau cuma sebentar rasanya nyaman banget dibawah sana", Minami meyakinkan.

"Boleh deh, kalau ada tempat yang nyaman kenapa tidak", Nishi setuju.

Mereka berlima berjalan menuju lantai lima dimana tempat Fini dan Minami terakhir menemukan dua telur biru itu untuk mereka beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan kembali.

.

.

.

To be continue ...

.

Terima kasih para pembaca setia yang membaca cerita ini, semoga tidak membosankan ya 😊

mohon tinggalkan vote kalian untuk semangatku menulis chapter selanjutnya ya, kolom komentar silakan di coret-coret ya, untuk silent reader juga terima kasih telah mampir dan tertarik membaca cerita ini. Jumpa lagi di chapter selanjutnya ya 😇

Semangat untuk jalani hari-hari kalian 😊

(Publish Date :Wednesday, October 01, 2025 at 07:20)

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • VR Sky Impact   28. PVP (Lala & Lili vs Rolo)

    "masih saja kamu tidak mau keluar dari prisai ini?, baiklah, rasakan ini", Rolo mengeluarkan kapak keduanya kemudian mematahkan gagangnya menjadi dua dan menempel di samping gagang utamanya.Kedua gagang kapaknya digabungkan, Rolo mulai mengalirkan listrik ke kapaknya. Ia melompat cukup tinggi, "rasakan ini, bumerang thunder shock", Rolo melempar kapaknya dengan tangan kirinya membuat kapak tersebut berputar sangat cepat dan dipenuhi listrik menuju prisai air Fani.'tringgg, crittt crittt', Fini menahan putaran kapak Rolo dengan kudok listriknya."Li!", seru Fani kaget kalau adiknya yang menahan serangan itu."aku nggak apa-apa kok kak, te....", belum selesai Fini menjawab.'darrrr', karena gesekan besi dan listrik mereka terjadi ledakan yang membuat Fini terdorong sampai menabrak prisai air Fani dan Kapak Rolo kembali padanya.'blubb blubb', "kamu nggak apa-apa Li?", tanya Fani khawatir melihat tubuh Fini menjadi hitam semua dan HP nya berkurang menjadi 26%.Rolo melihat ke arah Gary

  • VR Sky Impact   27. PVP (Lili vs Gary)

    "mau sampai kapan kamu di dalam gelembung itu hah?", ucap Rolo kasar kepada Fani yang terus-menerus menyerang dengan tebasan biasa kapaknya dari berbagai sisi prisai air Fani."rasakan ini, hujan panah angin", ucap Hana melepaskan satu anak panah ke langit kemudian berubah menjadi seribu anak panah angin yang menyerang Gary."tebasan tunggal", ucap Fini menyerang Moto dari atas tetapi berhasil ditahan.Enya berpikir siapa yang akan dibantunya, dari atas kepala salah satu patung beruangnya ia berdiri mengawasi sebelum memilih. "dari posisi sekarang, sepertinya Lala yang terdesak dan butuh bantuan. Tapi yang berpeluang menang paling kecil ini siapa? Hmmm", Enya berbicara sendiri sambil melihat pertempuran teman-temannya.Pergerakan Gary sangat lincah membuatnya berhasil menghindari semua serangan hujan panah angin oleh Hana, "sepertinya Nica yang sangat butuh bantuan", Enya mulai melompat turun dari salah satu patung dinding beruangnya sambil mematahkan ujung ampul stamina berwarna biru

  • VR Sky Impact   26. PVP (Enya vs Brown)

    Enya menghindarinya dengan melakukan kayang dan langsung melakukan tendangan menggunakan kedua kakinya untuk melontarkan dirinya ke belakang dari posisi kayangnya kembali ke posisi berdiri menghadap Brown, tetapi dihindari oleh Brown dengan melakukan lompatan ke belakangnya."boleh juga", ucap Brown dengan nada meremehkan.Enya hanya membalasnya dengan senyuman meremehkan juga, "bola api mini", Enya mengluarkan dua bola api dari kedua telapak tangannya yang berukuran setengah dari ukuran biasanya.Brown langsung menghindari serangan Enya dengan mengelaknya melompat dua kali ke belakang. Setelah bola api mini melaluinya, Brown langsung berlari menuju Enya sambil mengeluarkan skill api pada pedangnya."tebasan angin", Brown mengayunkan pedangnya dari kirinya kepada Enya dengan cukup cepat.Enya menundukkan tubuhnya bertumpu dengan kedua tangannya, saat pedang api Brown berada diatasnya, Enya mendorong tubuhnya dan bertumpu menggunakan tangannya untuk menendang Brown sekuat tenaga. Brow

  • VR Sky Impact   25. Merampok & PVP

    "kita ke hotel kamu aja ya Nica", tawar Fini."oke hayo, kita makan buahnya disana saja", Hana menerimanya lalu pintu guild tertutup.Perjalanan mereka menuju Nort Hotel terlihat biasa saja, sampai akhirnya di seratus meter sebelum sampai ke hotel, terlihat ada empat orang pria menghalangi mereka."hei hei hei nona cantik", ucap keempat pria itu dengan ekspresi ingin melahap wanita yang ada di depannya."ada perlu apa kalian sama kami?", jawab Fani waspada sambil mengeluarkan tongkat sihirnya."Moto yang pegang palu, Rolo yang pegang kapak, Brown yang berambut coklat, Gary yang berambut merah pucat panjang", batin Fani melihat status nama dan bar HP empat orang yang menghalangi mereka berjalan menuju hotel."jangan garang-garang dong cantik", ucap pria yang memakai kapak besar bernama Rolo."langsung saja, tidak mungkin kalian mencegah kami kalau tidak ada yang kalian cari", ucap Enya mengarahkan kedua telapak tanganya ke mereka."baiklah...", ucap pria berambut coklat bernama Brown s

  • VR Sky Impact   24. Membeli buah skill

    "ada, tunggu sebentar ya", Cici membalikkan badannya menuju tumpukan kotak kardus bergambar buah naga merah berbintik ungu. Cici membalikkan tubuhnya kembali ke mejanya dengan membawa 4 kotak yang ditumpuknya dua sejajar di kedua telapak tangannya."ternyata lebih kecil dari buah naga biasanya ya buahnya", ucap Hana asal karena mereka baru pertama melihatnya."totalnya 40 koin emas mbak", ucap Cici meletaknya empat kotak yang dibawanya ke atas mejanya. "boleh kami pinjam kartu anggota kalian?", lanjut Cici.Fani dan Hana memberikan kartunya ke Cici dengan meletakkan ke atas mejanya dan posisi tulisannya ke arah Cici. Setelah dibaca, Cici mengembalikan kepada Fani dan Hana. "saya dapat informasi dari pihak kerajaan untuk tim yang bernama Gemini dan Black Summer akan dapat potongan satu koin emas tiap unit pembelian, jadi jumlah pembelian kalian menjadi 36 koin emas atau bisa dengan 3 koin platinum", jelas Cici."lumayan dapat potongan harga kita", ucap Hana senang."ayo mana satu uang

  • VR Sky Impact   23. Semangat anak kecil & buah skill

    "hei Nica, lu bengongin apa sih pagi pagi begini?", ucap Fini mengagetkan Hana yang sedang melihat menghadap air mancur dan sekelilingnya. Hana yang sedikit kaget langsung membalikkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke telinga Fini, "sejak kami disini, kami dilihat terus oleh penduduk sini dan petualang lain dengan obrolan kecil Fin", bisik Hana. "eehh itu dia, mereka berempat lah yang mengalahkan monster cumi-cumi yang menyerang kota kita kemarin", ucap seorang wanita penduduk kota yang melihat ke arah mereka berempat. Semua orang disekitar wanita yang berbicara tadi dengan cepat melihat kearah mereka berdiri dan mulai mengerumuni sekitar tempat mereka berempat berkumpul membentuk lingkaran menutupi mereka, "prok prok prok prok prok prok prok", semuanya memberikan tepuk tangan atas usaha dan kerja keras mereka berempat kemarin melawan Cumi Kraken. "terima kasih atas usahanya karena telah menyelamatkan kota kami", ucap seluruh yang berkumpul mengelilingi mereka. "ini sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status