Share

22. Kecemburuan

Elora melepaskan giginya dari leher Lord Obsidian. Sisi haus darah belum puas, tapi dia tak mau merasakan darah pria itu lagi. Darahnya terasa sangat hambar, tidak seperti Damio.

Dia dipenuhi perasaan sesal tak terbendung. Apa yang sudah dia lakukan? Kenapa malah menikmati darah manusia lain selain Damio?

"Aku akan membunuhmu!" Dia menguatkan diri, lalu turun dari pangkuan Lord Obsidian, menjaga jarak. Dia sangat waspada dengan pisau perak yang selalu dibawa pria itu.

Lord Obsidian tersenyum melihat Elora. Sekilas, tingkahnya mirp dengan Damio yang tak menganggap kalau dia ancaman. "Sudah selesai? Darahku masih banyak, Nona Vampire. Hisap lagi, tidak apa ... kemarilah."

Pandangan mata Elora masih kabur, tapi dia bisa bertahan. Racun vampire yang memenuhi tubuhnya tak hanya membuat dia haus darah, kepalanya juga terasa berat. Sebelum jatuh pingsan lagi, dia menyerang pria itu.

Akan tetapi, belum sempat serangannya mengenai wajah Lord Obsidian, Sebastian si pelayan Dhampir tahu-tahu sud
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status