Share

Kanjeng Ratu Kidul

Bab 25

Dengan lutut bergetar, kusambangi Ayah. Makin dekat makin jelas peta keriput di wajahnya. Ia berusaha tersenyum tapi canggung.

"Arini, kamu ada di sini," desahnya kala kucium punggung tangannya.

"Ya. Apa Ayah kaget?"

Hening. Ia membuang pandang ke dalam gentong minuman.

"Apa inilah akhir kehidupan yang Ayah cita-citakan?" Aku berjongkok agar badan kami setara tingginya. Sinar matanya berubah nanar.

"Terjebak di sini dan menjadi pelayan?" imbuhku lagi.

"Cukup, Nak! Ayah menyesal telah menyeretmu masuk dalam perjanjian ini."

"Ah, begitukah?" Kutatap lamat-lamat wajah renta yang kini tertunduk. "Buang saja penyesalan Ayah! Toh aku sudah terlibat jauh dalam persekutuan gaib ini."

"Nak, kamu masih bisa merubah takdir! Masih bisa!" ucapnya pilu.

"Caranya?" Aku mendengus kesal.

"Ayah menyimpan sebilah keris di loteng rumah. Tersimpan rapi dalam kotak kayu. Mandikan keris itu oleh kembang setaman lalu lemparkan kembali ke pantai selatan. Masih ada kesempatan untukmu merubah takdir."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status