"Awas kalian semua, akan kubuat kalian mengemis padaku dan saat itu tiba akan kuludahi wajah kalian yang sekarang ini tertawa karena merasa menang atas perbuatan kalian terhadapku."Eka terus saja mengemasi barang-barangnya. Tak lupa juga ia mengemasi barang-barang milik Nayra, anak satu-satunya. Sungguh, Eka sedikit banyaknya menyesal telah membela untuk ikut san setia dengab Fatih sementwra pria itu telah menduakan hatinya hanya demi harta. Hah, Eka menghela napas karena dada yang begitu sesak. Seketika ingatannya terlempar pada saat dirinya dan sang suami juga Ibu mertua begitu gencar menyuruh Andra untuk menikah dengan Selena hanya demi hidup enak. "Jadi beginikah rasanya Kinan waktu itu? Yah, kurasa karma itu sedang menghampiriku. Aku bisa apa? Semua memang atas tuaian perbuatanku pada Kinan dulu. Sekarang aku hanya bisa berpasrah dan menikmati saja rasa sakitnya. Huft, semoga ke depannya kehidupanku dan Nayra jauh lebih baik lagi."Setelah dirasa cukup, Eka pun menggendong Nayr
"Siapa, Bi?!" Suara seorang wanita yang sangat dikenali oleh Eka membuat sorot mata Eka berkaca-kaca. Wanita yang tadi bertanya pada Bi Marni pun membeku di tempatnya berdiri. "Eka? Eka ini beneran kamu, Nak? Ya Allah, Mama rindu. Ayo masuk, kenapa kamu malah berdiri di sana saja? Bi! Ayo buka kan pintu gerbangnya." Bi Marni mengangguk dan mengerjakan perintah sang majikan. Saat pintu gerbang terbuka, Eka langsung menghambur ke pelukan sang Mama. Keduanya menangis antara haru dan sedih. Haru karena sudah cukup lama keduanya tidak berjumpa dan sedih karena mereka harus berpisah sekian tahun lamanya. "Ma, maafkan Eka, Ma, selama ini Eka sudah sah sama Mama dan Papa. Eka mohon maafkan Eka. Sekarang, sekarang rumah tangga Eka sudah hancur, Ma. Ini akibat Eka tidak mendengarkan apa yang Mama dan Papa katakan. Eka mohon ampun, Ma." Eka menangis sesenggukan dan bersimpuh di kaki Bu Ranti. "Nak sudah, Nak, bangunlah. Jangan seperti ini. Mama dan Papa sudah memaafkanmu jauh-jauh hari sebelu
"Apa yang terjadi sayang? Kenapa kamu sampai dicampakkan oleh mereka?" tanya Bu Ranti kepada anak sulungnya itu. "Mereka bilang Eka hanya beban untuk mereka, Ma, dan Mas Fatih selingkuh dengan teman Eka." Eka menunduk menjawab pertanyaan sang Ibunda. "Mereka juga menghina Eka, kalau Eka ini gendut dan juga item. Bisanya cuma makan doang.""Padahal Eka gendut juga karena sedang menyusui Nayra yang sudah terbukti anak kandungnya."Eka terus saja terisak menceritakan kepedihan dirinya selama menjadi istri dari Fatih. "Bi, tolong bawa Nayra ke kamar ya. Ajak dia mainan." Pak Hendri memerintah Bu Marni. Bi Marni yang mengerti akan keadaan pun segera membawa Nayra ke kamar yang dulunya ditempati oleh anak majikannya itu. "Kurang ajar memang itu si Fatih!" Pak Hendri berang mendengar penuturan dari Eka. Ia menggebrak meja yang ada di depannya hingga minuman yang tersaji hampir saja tumpah. "Sabar Pa," ucap Bu Ranti menenangkan suaminya. "Ini semua salah Eka Ma, Pa. Coba saja kalau dul
"Awalnya sih aku kasihan, Bu, apalagi udah ada Nayra tapi kok dia tadi itu kurang ajar sih soalnya. Padahal kalau dia mau rela dimadu hidupnya akan enak. Eh malah sok keras. Yaudah deh aku talak aja sekalian habisnya kesel sih. Eh rapi apa Ibu tau dia pergi kemana?""Dia sih bilangnya mau pergi ke rumah orang tuanya.""Huh, dia kira akan diterima lagi apa sama orang tuanya? Dia kan udah dibuang sama keluarganya.""Ya kita lihat aja paling juga nanti dia bakal balik lagi ke sini.""Terus kalau dia balik ke sini lagi apa kita mau terima?""Terima saja asalkan dia mau beres-beres rumah dan melakukan semua tugas.""Hemm boleh juga tuh, Bu. Yaudah deh, Bu, aku mau tidur dulu. Soalnya capek, besok aku harus ke showroomnya Selena lagi.""Ya ya, istirahatlah. Ibu mau makan dulu." Bu Nuri pun melahap makanan yang dibawa oleh Fatih dengan lahapnya. ***Huek. Huek. Kinan yang sedang menyiapkan dagangannya dan sedang membuat bumbu mendadak mual saat ia membuka bumbu untuk adonan daging ayam ya
Setelah itu Andra dan Kinan menebus resep yang diberikan dokter. Sembari menunggu resepnya selesai Andra dan juga Kinan menunggu di kursi tunggu yang sudah disediakan. "Terimakasih Sayang, terimakasih kamu sudah kasih hadiah terindah untukku," ucap Andra mengusap lembut kepala Kinan yang menyandar di bahu Andra. Kinan yang masih merasakan lemas dan mual hanya bisa tersenyum dan mengangguk lemah menanggapi ucapan Andra. "Mulai sekarang kamu nggak usah capek-capek ya, biar aku saja yang jaga gerai. Kamu istirahat saja di rumah.""Tapi, Mas, nanti kalau kamu kewalahan gimana?""Nggak akan, Sayang, kalau perlu nanti Mas cari karyawan buat bantu-bantu."Saat mereka asyik berbincang tiba-tiba saja ponsel Kinan berdering. Ia lalu merogoh handphone nya yang berada di dalam tas. Melihat siapa yang menelponnya. "Siapa, Sayang?""Laras, Mas.""Coba angkat gih," titah Andra. "Halo, Laras?""Gerai nggak buka, Nan?""Aku lagi di rumah sakit nih, Ras," ucap Kinan menoleh ke arah sang suami. "K
Setelah Kinan selesai dengan mual-mualnya, Andra memapah Kinan menuju kamarnya. Kinan berbaring di kasur yang biasa ia dan Andra tidur. "Aku .… " Kinan menjeda ucapannya membuat sang kakak penasaran. "Kamu kenapa, Nan? Buruan napa nggak usah buat orang penasaran!" Akmal merengut karena ia tahu sedang digoda sang adik. "Aku … hamil Mas. Di sini ada keponakan kamu," ucap Kinan sembari mengelus-elus perutnya. "Iya kah? Wah, selamat ya, Nan. Sebentar lagi kamu akan jadi Ibu." Laras tersenyum bahagia mendengar calon adik iparnya itu tengah hamil. "Gimana kalau kita rayakan kebahagiaan ini? Kita makan-makan yuk. Katanya Mas Akmal sama Laras mau cari souvenir? Sekalian aja kita pergi makan-makan. Gimana?" ucap Andra dengan antusias. "Wah ide bagus itu, Mas, kebetulan aku lagi kepengen makan daging-daging gitu. Gimana kalau kita makan all you can eat?" ucap Kinan dengan mata berbinar membayangkan ia memakan daging. "Ya sudah yuk sekarang aja. Eh tapi kamu kuat kan jalannya? Mumpung pas
"Oh iya ya ampun sampe lupa tunggu sebentar ya biar Selena minta karyawan Selena buat pesankan dulu minumannya.""Sekalian cemilannya juga ya.""Baik, Bu." Bu Nuri pun duduk dengan wajah sumringah. Ia sudah membayangkan jika sebentar lagi akan menjadi orang kaya yang sesungguhnya. Nanti jika Fatih dan Selena sudah menikah maka Bu Nuri akan meminta untuk tinggal di rumah sang menantu atau kalau tidak minimal Selena mau membelikannya rumah. Yah, gak terlalu muluk-muluk karena tidak usah terlalu besar pun tidak masalah yang terpenting sertifikat itu atas namanya sendiri. Jadi dia tidak usah pusing-pusing memikirkan uang untuk membayar kontrakan setiap bulannya itu. "Ini, Bu, Mas, minuman dan cemilan nya. Jadi, ada hal penting apa sampai membuat Ibu harus ikut datang ke sini? Biasanya kan hanya Mas Fatih aja yang ke sini.""Jadi Ibu ke sini nemenin Fatih itu mau melamarkan kamu untuk dia."Mata Selena membulat karena tidak menyangka akan secepat itu. "Tapi, Bu, aku sudah pernah bicara s
Satu minggu berlalu dari kedatangan Eka di rumah kedua orang tuanya. Kini penampilan Eka sedikit berubah meski baru satu minggu dia tinggal bersama orang tuanya tapi sudah ada perubahan yang signifikan. Ini berkat Eka yang melakukan diet ketat dan juga perawatan ke klinik kecantikan ternama di kotanya juga memakai skincare rutin. Sehingga hanya dalam waktu satu minggu saja sudah ada perubahan. "Pagi, Mama, Pagi, Pa. Wah aromanya enak banget lagi sarapan apa nih?" Eka menyapa kedua orang tuanya yang sudah berada di meja makan dengan sarapan di piring mereka masing-masing. sedangkan Nayra masih tidur di kamarnya sendiri. Yah, semenjak tinggal di rumah orang tua Eka, Nayra memang diberikan kamar sendiri. Mereka menerapkan sleep trainer pada Nayra agar bocah tersebut bisa tidur sendiri tsnpa harus didampingi lagi oleh orang tuanya. Orang tua Eka juga menyewa seorang baby sitter untuk membantu menjaga Nayra di saat Eka dan Mamanya sibuk. Yah, kesibukan Eka sekarang selain memperbaiki di