"Aku cuma mau ambil yang kecil-kecil aja dulu. Eh tapi aku pikir-pikir lagi aku mau ambil motornya aja dulu deh. Lumayan buat bolak-balik nanti dari kontrakan ke gerai.""Nah itu ide yang bagus. Tapi yakin cuma kita berdua aja? Ntar kalau kakak iparmu yang laki-laki itu nyegah gimana?""Hemm? Tenang aja dia mah cemen! Yuk ah keburu malam."Kinan dan Laras pun bergegas menaiki mobil yang Laras bawa menuju kediaman sang ibu mertua. Hanya perlu menempuh waktu beberapa menit saja karena jaraknya juga tidak terlalu jauh, akhirnya mobil yang dikendarai Laras pun sampai di depan rumah kontrakan Bu Nuri."Itu mobil siapa, Ka? Apa kamu ada janjian sama teman kamu itu?" tanya Bu Nuri pada Eka. "Hemm? Enggak ah, aku belum ada bikin janji sama dia.""Lha terus itu mobil siapa?""Gak tau, Bu, coba aja yuk keluar." Bu Nuri dan Eka pun beriringan berjalan menuju teras, tetapi sesampainya di pintu utama keduanya terjatuh karena sangking semangatnya ingin melihat siapakah gerangan yang datang membua
Pak Rt hanya tersenyum menjawab ucapan Kinan sedangkan Kinan sudah melenggang pergi dengan santainya membawa motor N-mux pergi dari kontrakan Bu Nuri. ***"Kinan! Kenapa kamu ambil motornya Ibu?!" Suara tinggi Andra sudah menyambut kedatangan Kinan dengan motor besarnya itu. Kinan tidak langsung menghiraukan ucapan Andra dengan kondisi rahang yang sudah mengeras. Ia terlebih dahulu memarkirkan motor besar itu di halaman rumahnya. Tidak lupa Kinan mengunci pintu gerbang karena hari mulai gelap dan takut kalau ada maling motor yang mengincarnya. "Kinan kamu dengar aku gak sih?!" Andra lagi-lagi mengeraskan suaranya di hadapan Kinan hingga membuat wanita yang memiliki rambut panjang sebahu itu menoleh ke arahnya. "Kamu kenapa kayak kebakaran jenggot begitu? Apa kamu bilang tadi? Motor Ibumu? Motorku, Mas! M O T O R K U! Kamu gak tuli kan?" Kinan melenggang meninggalkan Andra dengan napasnya yang naik turun dan masih berdiri di teras rumah kontrakannya. "Kinan aku belum selesai bicar
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut) "Ya, aku paham. Aku akan terus meraih surga itu, sampai kapan pun Ibu memang berhak atas diriku. Sudah ya, aku mau istirahat dulu, kepalaku tiba-tiba saja sakit.""Tidurlah, jangan lupa besok ke rumah Ibu karena besok Ibu dan Mbakmu akan membicarakan rencana kita ini.""Hemmm."Setelah sambungan telepon dimatikan, Andra langsung menuju ke kamarnya yang ternyata di dalam sana sudah ada Kinan. Entah sejak kapan Kinan masuk ke dalam kamar karena Andra sama sekali tidak mengetahuinya. Andra terlalu fokus pada obrolannya bersama sang Ibu di telepon. Andra memang anak yang baik dan sangat berbakti pada orang tuanya, tetapi karena baktinya itu yang terlalu over dosis menjadikan ia tidak bisa memiliki prinsip hidup untuk dirinya sendiri. Sejak kecil memang Andra sudah didoktrin untuk selalu berbakti pada orang tuanya. Orang tua yang selalu menganggap kalau anak adalah aset. Aset di masa tua yang kelak harus membuat orang tua hidup
"Astaga kutil naga, ondel-ondel dari planet antah berantah mana yang Mbak Eka jodohkan sama aku?" "Andra! Sini! Ngapain malah bengong di situ?" Eka memanggil Andra yang masih mematung karena cukup shock dengan bentuk si Selena. "I-iya, Mbak." Andra pun berjalan mendekati di mana Eka dan Selena berada. "Nah ini, Beb, adik ipar aku yang mau aku kenalin sama kamu. Gimana? Ganteng kan?" Eka memperkenalkan diri Andra pada Selena. Selena dengan wajah sumringahnya mengulurkan tangan pada Andra. Andra pin menyambut tangan itu setelah diberi kode oleh Eka. Selena semakin melebarkan senyumannya yang membuat Andra lagi-lagi merasa menangkal sesuatu pada mulut Selena. Andra kembali memfokuskan penglihatannya di sekitar bibir Selena dan ternyata ia menemukan ada cabai di sela-sela gigi Selena. Ditambah ada karang gigi yang sudah kekuningan di bagian sela-sela gigi bawah. Tiba-tiba saja Andra bergidik melihat pemandangan itu. "Hai Mas ganteng. Kenalin namaku Selena gak pakai gomes. Kalau kamu?
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU (Ketika aku pura-pura bangkrut) "Apa maksud kamu bicara begitu, Andra! Kamu menyuruh Mas Fatih selingkuh?" Eka sudah berdiri sembari berkacak pinggang. Napasnya naik turun karena terlampau emosi dengan ucapan Andra. "Lho kenapa marah? Kan Mbak mau hidup enak ya hampang tinggal aja mbak suruh lagi itu Mas Fatih menikah sama si Celemek. Simple kan?" "Cemek?" "Celemek jauh amat ke cemek. Cemek mah anak kambing, Mbak, memangnya Mbak mau maduan sama anak kambing?" Andra tersenyum mengejek ke arah Eka membuat wanita bertubuh tambun itu semakin mengeraskan rahangnya. "Kamu menghina ya? Gini-gini Masmu itu cinta sama Mbak! Jadi mana mungkin dia mau kasih Mbak madu." "Lho, kenapa enggak Mbak anggap saja itu madu Mbak penghasil uang untuk kalian? Secara kalian kan bersahabat baik kataya. Kirasa gak ada masalah kan kalau Mbak berbagi suami sama si Selena. Coba ditanya itu Mas Fatih mau gak sma si Cemek itu." "Ya jelas aja gak mau dia kan cintanya cuma sama M
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU (Ketika aku pura-pura bangkrut) *** "Sayang, kamu lagi apa?" Tiba-tiba saja Kinan terpekik karena merasakan ada tangan yang melingkari pinggangnya. Ia yang sedang memotong wortel pun menoleh ke arah seseorang yang ternyata adalah Andra. "Mas, kamu apa-apaan sih? Lepas ih , risih aku tuh!" "Enggak, aku lagi pengen begini. Gak masalah kan? Kamu itu istriku jadi wajar kalau aku tuh mau peluk kamu seperti ini." Kinan mengernyitkan dahi, pasalnya tidak ada suara ketus dari Andra seperti biasanya. Suara Andra sangat lembut. Hal yang terbilang langka karena biasanya Andra akan bersuara lembut jika ingin meminta uang saja pada Kinan. "Kamu kenapa? Tumben baik? Kesambet jin tomang dari mana?" "Kamu tega bener ngatain suamimu ini ketempelan jin tomang. Aku tuh sadar kali, Yank." Kinan semakin mengerutkan dahinya, pasalnya hubungan ia dengan Andra tidak seharmonis dulu setelah ia tahu rencana busuk yang Andra dan keluarganya rancangkan. Kinan tetap berhati
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU (ketika aku pura-pura bangkrut) Andra berdiri dari posisinya berlutut. Ia berniat membantu Kinan untuk memasak hari ini. Hal yang hampir tidak pernah ia lakukan saat sebelum Kinan berubah barbar seperti kemarin-kemarin. Keduanya kini saling bercanda dan tertawa bahagia seolah-olah mereka baru saja merasakan indahnya dunia seolah-olah hanya milik mereka berdua. Hingga sebuah suara membuat keduanya terkejut dan menghentikan pergerakan tubuh mereka. "Mas Andra! Apa yang kamu lakukan! Tega kamu sama aku, Mas!" "Andra! Kamu itu ngapain sih!" Suara Eka kali ini membuat Andra melotot ke arah keduanya. Siapa lagi kalau bukan Selana dan Eka. Yah, Selena niatnya tadi memang kembali berkunjung ke rumah kontrakn Bu Nuri karena kebetulan ia ingin membawakan tiga kotak kue brownies dengan harga mahal itu. Namun, sesampainya si Selena di rumah Bu Nuri ternyata Andra sudah tidak ada di rumah itu. Alhasil Eka menawarkan Selena untuk mengantarkannya ke rumah kontrakan A
"Kalau kalian keberatan, silakan keluar dari rumah saya!""Eh, hm ... enggak, Mbah. Baik, Mbah. Saya akan membayar sesuai dengan yang Mbah minta." "Bagus ...."Bu Nuri lantas mengambil sebuah amplop dari dalam tas miliknya. Setelahnya Bu Marni menghitung karena kebetulan uangnya berjumlah tujuh juta dan ia pun menyerahkan uang senilai 5 juta itu kepada dukunnya. "Bagus! Biarkan foto ini di sini Besok pagi, kalian bisa mendatangi rumah wanita itu dan memastikan kalau ilmu kiriman saya sudah bekerja dengan baik.""Ba–baik, Mbah.""Sekarang pulanglah dan datang kembali besok pagi di rumah mereka.""Memangnya mau apa besok datang ke rumah mereka, Mbah?"Brak! "Aduh biyung, bangun, bangun, mangan jangan asem karo tahu bunting." Bu Nuri mengusap dadanya karena terkejut dengan gebrakan tangan si Mbah dukun di atas meja. Sedangkan Eka duduknya bergeser ke belakang sang Ibu karena takut dengan si Mbah dukun itu. "Jangan banyak tanya! Kamu mau kalau kamu yang saya santet ha!" Si Mbah mengge