Share

8. TANGIS PENYESALAN

Seorang lelaki masuk secara paksa ke dalam kamar seorang wanita yang sudah dia kenal sejak kecil.

Seorang wanita yang selama ini tinggal dan hidup bersamanya dalam satu atap yang sama.

Seorang wanita yang begitu dia cintai, tapi selalu menolaknya.

Seorang wanita yang begitu dia sayang, tapi tak pernah mau melihat ke arahnya.

Dan Venus muak!

Venus muak dengan semua keangkuhan Suci.

"Venus? Lo mau apa?" Tanya Suci kaget ketika Venus tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya bahkan tanpa mengetuk pintu lebih dulu.

Suci yang sedang berpakaian langsung menutupi bagian tubuh atasnya yang hanya mengenakan tank top saja.

"KELUAR! KELUAR!" Hardik Suci dengan wajah marah.

Sayangnya Venus tidak mau mendengar perintahnya. Lelaki itu terus saja melangkah ke arahnya.

Tubuh Suci sudah terdesak ke dinding ketika Venus kini mengunci tubuhnya dengan ke dua tangan. Ekspresi wajah lelaki itu tak jauh beda dengan wajah Suci.

Tatapan mereka sama-sama menyiratkan kemarahan di sana.

"Apa salah gue? Apa kurangnya gue? Kenapa lo tetap menolak perjodohan kita? Hah?" tanya Venus dengan ke dua rahangnya yang mengeras.

"Tanya aja sama diri lo sendiri!" Jawab Suci cepat. Kedua mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

"Gue udah bilangkan kalau gue akan berubah demi lo, Suci! Gue janji akan membahagiakan lo! Gue akan tinggalin semua kebiasaan-kebiasaan buruk gue sekarang setelah kita menikah nanti, tapi kenapa lo nggak mau kasih gue kesempatan?" cecar Venus berapi-api. Lelaki itu semakin mengikis jarak wajahnya dengan wajah Suci.

Kepala Suci semakin merangsek ke dinding ketika kini hembusan napas Venus bahkan mampu dia rasakan menerpa pipinya. "Gue punya pilihan sendiri! Gue mencintai lelaki lain..." jawab Suci tanpa berani menatap ke arah Venus.

Venus menarik kasar rahang Suci dan menghadapkan wajah Suci ke arahnya. Dia menekan rahang Suci cukup keras. "Siapa? Siapa lelaki itu? Hah? Biar gue bunuh dia sekarang juga!" ucap Venus dengan wajah bengis.

Suci tertawa dengan susah payah di saat bibirnya kini sulit dia gerakan akibat tekanan tangan Venus di ke dua rahangnya. "Gimana gue bisa kasih tau lo, sementara gue sendiri aja nggak tau dia siapa! Yang gue tau, gue udah suka sama cowok itu sejak pertama kali gue lihat dia di Bus way..."

Venus melepas cengkraman tangannya di wajah Suci. Tatapannya kini beralih ke arah belahan buah dada Suci yang terekspos dengan sangat jelas.

Suci semakin merapatkan ke dua tangannya yang sejak tadi menyilang di depan dada.

"Lepasin gue, Venus! Lo mau apa sih?" tanya Suci yang mendadak disergap firasat buruk.

Venus menyeringai jahat.

"Kalau nyatanya hati lo udah jadi milik orang lain, gue mau tubuh lo aja deh kalo gitu."

Tanpa berbasa-basi lagi Venus langsung membopong Suci dan menghempas tubuh mungil itu ke tempat tidur.

Suci berteriak dan berusaha melepaskan diri, tapi usahanya kalah dengan tenaga Venus yang jauh lebih besar.

Dengan ganas Venus mulai menciumi wajah Suci, menyesap lehernya dan berusaha melepas tank top yang dikenakan Suci.

Suci terus meronta-ronta dan menghindari wajah Venus yang hendak mencium bibirnya.

"Lepas! Lepasin gue! Bajingan! Brengsek! Gue bakal aduin perbuatan lo sama Mama dan Papa! Lepasiiin..." teriak Suci dengan tubuh yang masih dikuasai Venus.

Venus menghentikan aksinya setelah dia berhasil membuat beberapa tanda mata di leher dan sekitar dada Suci. Dia bangga dengan hasil perbuatannya itu.

Ditatapnya wajah Suci lekat.

Suci berhenti meronta ketika Venus berhenti mencumbunya.

Tatapan kedua manusia itu saling beradu satu sama lain.

"Kenapa lo itu keras kepala banget sih jadi cewek? Cukup lo tahu, di luar sana itu banyak banget cewek yang ngantri buat tidur sama gue, harusnya lo seneng karena lo dapetin kesempatan itu sekarang!" ucap Venus dengan seringai lebar tapi nada bicaranya tetap mengesankan bahwa dirinya kini sedang emosi.

"Justru dengan perbuatan lo malem ini sama gue, gue jadi semakin yakin untuk nggak menjadikan lo, suami gue, Venus! Gue jijik sama kelakuan lo yang udah kayak binatang! Cukup, lo hancurin hidup sahabat gue! Lo buat Jasmine kehilangan semua kebahagiaan yang dia miliki, terus lo tinggalin dia gitu aja setelahnya seperti sampah! Lo itu bukan manusia! Gue benci sama lo, Venus!" tutur Suci dengan air matanya yang mulai mengalir.

Mengingat apa yang sudah Venus lakukan pada sahabatnya, membuat Suci bertambah muak pada Venus.

"Sejak awal gue tidur sama Jasmine, cewek itu udah tahu kalau gue nggak pernah berniat serius sama dia... Dianya aja yang matre..."

BUGH!!!

"Argghhh!"

Suci berlari cepat setelah dia berhasil menendang selangkangan Venus menggunakan tumitnya.

Venus masih meringis kesakitan sambil memegangi benda pusakanya ketika melihat Suci yang berusaha untuk kabur darinya.

Venus kembali menyeringai.

Lo mau lari kemana? Semua orang di rumah ini udah gue suruh pergi...

Ucap Venus membatin.

Sambil menahan nyeri dia berlari mengejar Suci.

Suci berteriak seperti orang gila, memanggil ke dua asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman Diningrat.

Tukang kebun, security, kenapa semua orang tidak ada?

Pikir Suci yang semakin dilanda kepanikan.

Saat Suci sudah mencapai kenop pintu utama dan hendak membukanya, ternyata pintu itu pun sudah terkunci.

Sekelebat cahaya dari arah teras memperlihatkan sebuah mobil masuk ke halaman rumah itu.

"Mamah... Papah... Tolong..." teriak Suci saat itu. Dia menggedor pintu itu dengan keras dari dalam.

Saat itu, Venus datang dan langsung membekap mulut Suci. Venus mengutuk kedatangan kedua orang tuanya yang begitu tiba-tiba.

Suci masih berusaha untuk melepaskan diri dalam dekapan Venus.

Tapi kali ini Suci tidak beruntung.

Venus sudah lebih dulu mengikat ke dua tangan adik angkatnya itu, lalu ke dua kakinya dan menyumpal mulut Suci dengan kain.

Lelaki itu membawa tubuh Suci yang bermandikan air mata ke dalam garasi mobil melalui pintu belakang.

Dia akan membawa Suci ke Villa pribadi keluarga Diningrat untuk kemudian menuntaskan semuanya di sana.

"Lepasin gue, Venus! Lo mau bawa gue kemana?" teriak Suci yang duduk di samping jok kemudi saat dia berhasil melepaskan kain yang menyumpal mulutnya. Kini, dirinya sudah berada di perjalanan menuju Villa bersama Venus.

Suci yang ketakutan karena Venus membawa mobil secara ugal-ugalan hanya bisa menangis terisak dengan ke dua tangan dan kaki yang masih terikat. "Berhenti! Lo udah gila! Kita bisa mati, Venus!"

Saat itu, Venus sama sekali tidak memperdulikan perkataan Suci. Lelaki itu terus melajukan kendaraan dengan kecepatan penuh.

Hingga akhirnya, sebuah kecelakaan pun terjadi.

Sebuah kecelakaan yang mengakibatkan ke dua manusia itu dalam keadaan kritis.

Mereka koma dalam waktu yang cukup lama.

Hingga setelahnya, di saat mereka tersadar, mereka sama-sama tak mengingat apapun.

Suci dan Venus sama-sama amnesia.

Dan menjadi lebih miris lagi, ketika Suci pun harus menerima bahwa dirinya tidak bisa melihat seperti dulu lagi.

Gadis itu buta.

*

"Aaaargggggghhhhhh...."

Venus berteriak di dalam kamar apartemennya.

Sepulangnya dia sehabis mengantar Suci ke kediaman gadis itu, Venus terus mengurung diri di kamar.

Dia melempar barang apa saja yang dia temui di hadapannya. Meninju cermin yang biasa dia gunakan untuk mematut dirinya selepas mandi.

Menyapu bersih seluruh benda-benda pribadinya yang terletak di atas meja yang tak jauh dari cermin itu.

Parfum, cologne, sisir dan segala bentuk benda-benda kecil lain yang kini berserakan di lantai kamarnya.

Bahkan lampu di nakas pun tak lepas dari sasaran amukan Venus.

Lelaki itu duduk di tepi ranjang dengan darah yang merembes dari buku-buku jari tangannya.

Venus meremas rambutnya frustasi.

Kenapa takdir mempermainkannya sedemikian rupa?

Kenapa semua ingatan itu kembali justru di saat kini dia menemukan keadaannya sudah seperti sekarang?

Venus benar-benar tidak habis pikir jika wanita yang selama ini dia cintai harus menderita akibat perbuatannya.

*

"Akibat kecelakaan yang terjadi menimpa kalian malam itu, kamu dan Suci kehilangan ingatan. Tapi beruntung, kamu tidak ikut kehilangan penglihatan seperti yang dialami Suci! Untuk itulah Papa dan Mama sepakat untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi pada kalian malam itu. Syukur jika kamu memang sudah mengingat semuanya sekarang, Venus! Itu artinya kamu sudah tahu bahwa perbuatanmu telah membuat keadaan Suci jadi seperti sekarang. Dan karena itulah, Mama dan Papa terpaksa membohongi Suci dengan mengatakan segala hal baik tentang dirimu termasuk mengarang cerita bahwa kebutaan yang Suci alami diakibatkan kecelakaan yang terjadi saat Suci masih kecil bersama kedua orang tuanya. Papa dan Mama melakukan semua itu, agar Suci bersedia menikah denganmu! Tapi kenyataannya, justru kamu yang malah menolak dia karena alasan Suci itu wanita cacat! Sekarang, pikirkan baik-baik, kamu yang sudah menyebabkan Suci menderita dan sudah seharusnya kamu yang kini membahagiakan Suci! Bukan malah terus menyakiti perasaannya dengan sikap dinginmu itu!"

*

Itulah sepenggal perkataan Adhiguna di telepon tadi ketika Venus hendak mengkonfirmasi kebenaran yang terjadi pada dirinya dan Suci pasca kecelakaan itu terjadi.

Nyatanya, kedua orang tuanya telah berbohong pada Suci tentang alasan Suci kehilangan penglihatan. Bahkan mereka menutupi semua kejahatan Venus yang hendak lelaki itu lakukan pada Suci supaya Suci terkesan dengan Venus.

Hebatnya, semua kenyataan ini membuat seorang Venus semakin tenggelam dalam rasa bersalah yang berkepanjangan.

Belum lagi, ketika Venus menyadari kondisi kesehatannya akibat ulah seorang pelacur bernama Amanda yang sampai detik ini masih Venus cari keberadaannya.

"Suci..." gumam Venus.

Lelaki itu menangis.

Meratapi nasibnya sendiri.

Kebodohannya sendiri.

"Maafkan aku Suci..."

Malam itu, Venus tidak bisa tidur.

Lelaki itu terus larut dalam tangis penyesalan.

*****

Jiahhh...

Penasaran???

Kuy di Vote dan koment yang banyak...

Salam Herofah...

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nyemas Ree
Thor kenapa Hanni nya bilang kalau mereka ketemu di club malam setelah dia mau memperkosa suci tapi GK jadi, sementara dia lupa ingatan, gimana sih kok GK nyambung gitu revisi lagi coba
goodnovel comment avatar
Herofah
setelah kejadian kecelakaan yg menimpa Venus dan Suci, sewaktu Venus hendak memperkosa Suci, keduanya mengalami amnesia, tp sial bagi Suci yg jg turut kehilangan penglihatannya. Dr situlah semua kekacauan ini bermula. sifat venus yg perlahan berubah pd Suci.
goodnovel comment avatar
Herofah
kan di sini posisi Suci Hilang ingatan Kak.. Itulah kenapa Suci mikir kalau Venus ga setuju sama rencana perjodohan ini, karena sejak rencana perjodohan itu dicetuskan, Venus ga pernah mau nemuin Suci, pdhal suci tahu dulu itu Venus baik banget sama dia, sebelum kejadian Suci hilang ingatan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status