Share

SOSOK MISTERIUS

Penulis: Violet Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-25 10:39:47

SOSOK MISTERIUS

Di kediaman Reynaldi.

Sosok lelaki dewasa dengan rahang tegas, hidung mancung, sorot mata tajam, sedang duduk memainkan goresan-goresan kuas di atas kanvas, Reynaldi adalah seorang pelukis ternama berkelas internasional, namanya tidak di kenal oleh banyak orang karena satu alasan ia tidak mencantumkan nama asli dalam setiap karyanya, akan tetapi semua karyanya bernilai ratusan dolar.

Reynaldi adalah anak seorang pengusaha terbesar di Asia Tenggara perusahaan sang ayah yang bergerak di bidang elektronik.

Rianti,Wanita yang sangat ia sayangi dan ia cintai, sebagai seorang ibu sosok Rianti menjadi pelabuhan cinta dan rindunya hingga saat ini, wanita lemah, hidup dalam siksaan batin dari sang ayah yang hanya menjadikannya sebagai mesin pencetak anak demi kerajaan bisnis.

Reynaldi remaja pun tidak tahan dengan perlakuan sang ayah terhadap ibunya karena alasan itulah Reynaldi pergi dari rumah belasan tahun silam, mencoba hidup tanpa bayangan keluarga, meninggalkan sang ibu bersama ayah dan dua adik tirinya hasil peselingkuhan sang ayah dengan wanita lain.

Reynaldi terpaksa tidak melanjutkan kuliah, saat itu karena ia hidup menjadi pelukis jalanan, Hingga suatu hari ia menemukan selebaran pameran lukis di ibu kota, ia pun memberanikan diri untuk mendaftar dengan membawa lukisan-lukisan yang ia miliki.

Pameran lukis yang ia ikuti membawa keberuntungan, Lukisan Reynaldi yang menggunakan teknik Aquarel (Teknik lukis basah diatas basah hingga mengasilkan warna yang transparan) di minati para kolektor manca negara, Masuk pasar lelang dengan harga yang sangat tinggi, Ratusan dolar ia kantongi di setiap pameran, hingga saat ini.

Setelah memiliki banyak uang Reynaldi menghubungi keluarganya Om Om Reynaldi yang nota bene semua adalah pengusaha, Untuk menanamkan modal dan saham di berbagai perusahaan, semua itu berkembang dengan sangat pesat didikan bisnis dari sang ayah yang otoriter sejak ia kecil melekat kuat pada diri Reynaldi.

Reynaldi menyandingkan dua lukisan wanita di hadapannya, Lukisan sang ibunda Rianti dan lukisan Renata. “Aku mencintai Kalian dua wanita lemah, bodoh dan naif yang hidup dalam derita cinta laki-laki tidak bermoral,” gumamnya.

Reynaldipun melangkah kesudut kamar memandang kearah rumah Renata. “Re… aku tau kamu sangat menderita atas siksaan batin yang diberikan suamimu,” ujarnya pelan.

Di kediaman Renata, sepasang kekasih masih menautkan diri di balik selimut tebal, Davin menyibakkan selimut dan berjalan menuju kamar mandi, setelah membersihkan badan, Davin pun bersiap untuk pergi kekantor.

“Kanza… bangun lekas bersiap aku akan mengantarmu pulang hari ini,” ucap Davin membangunkan Kanza seraya beranjak keluar dari kamar.

Davin berjalan menuju kamar Renata, sejak tadi malam ia terus mengingat istrinya tersebut, “Renata… apa kamu sudah bangun?” panggil Davin di balik pintu kamar Renata.

Berkali-kali Davin mengetuk dan memanggil, namun tidak ada jawaban, handle pintu ditekan dan terbuka, “Ternyata tidak dikunci” gumam Davin, Namun ia tidak menemukan Renata di kamarnya, bergegas Davin mencari keberadaan Renata.

“Re… ternyata kamu disini,” ucap Davin melihat Renata sedang bersama bi Imah, belum sempat Renata menjawab, Kanza sudah berada di belakang Davin.

“Sayang, kita mau jalan jam berapa?” tanya Kanza seraya pamer kemesraan di hadapan Renata, meski kenyataannya saat ini Kanzalah yang sedang di landa rasa iri dan cemburu, karena sikap Davin yang dingin terhadapnya sejak kemarin.

Kanza memperhatikan tatapan Davin kepada Renata, tatapan yang tidak seperti biasanya. “Aku yakin kamu sudah mulai ada rasa sebagai seorang suami mas” batin Kanza, ada kabut kebencian dan nyeri menyelimuti palung hatinya.

Kanza terus saja memamerkan kemesraan di hadapan Renata, namun Renata seolah sudah kebal dengan semua yang ia lihat tidak ada lagi rasa cemburu yang ada hanya rasa muak dengan semua sikap tidak tahu malu mereka.

“Re… nanti sore aku jemput, kamu bersiap kita akan makan malam keluarga untuk merayakan kehamilan kamu,” ucap Davin.

Renata hanya terdiam untuk sekedar menimpali pembicaraan Davin saja rasanya enggan, Ketika Davin hendak mendekatinya Renata mundur beberapa langkah.

“Stop Davin, uughh!” entah kenapa setiap kali mencium aroma tubuh Davin rasa mual kembali menyerang Renata, Renata pun berlari ke kamar mandi, Meninggalkan Davin dengan raut wajah kesalnya.

Kehamilan Renata seakan menjadi celah untuk Reynaldi, Ia tahu Renata masih belum bisa makan dengan olahan rumahnya, karena itu Reynaldi mengirimkan 1 kotak Shusi dengan salmon matang untuk sarapan pagi ibu hamil.

“Non… ada titipan dari tetangga sebelah,” ujar bi Imah seraya menyodorkan kotak makanan kepada Renata.

“Apa Bi?” tanya Renata sambil membuka isi kotak tersebut.

“Waaah… susi salmon Bi, aku suaka banget sama ini,” sambungnya sumringah, Setelah mengetahui isi kotak.

“Mau di ambilkan piring non?” tawar bi Imah.

“Tidak perlu, aku makan di wadahnya saja, pasti langsung habis,” ucapnya bersemangat dan langsung memakan isi kotak pemberian sang tetangga.

Tanpa Renata sadari sepertinya ia sudah mulai nyaman dengan sosok laki-laki selain suaminya, Padahal awal bertemu Renata sangat membenci Reynaldi yang dianggap terlalu sok tau dengan kehidupannya.

Namun kenyataan saat ini untuk makan pun Renata hanya bisa makan dari pemberian Reynaldi, Meski tanpa sepengetahuan Davin, Karena jika Davin tahu dia pasti akan marah besar.

Kehadiran bi Imah sangat membantu untuk Renata, Untungnya bi Imah sosok yang peka terhadap situasi dan kondisi, Tanpa di minta bi Imah merahasiakan semua ini dari Davin.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • WANITA LAIN SUAMIKU   APAKAH INI RINDU?

    APAKAH INI RINDU?“Siang, Bu?” sapa, Dita sang sekretaris begitu melihat Renata nberjalan mendekati mejanya.“Siang, Dit. Apa jadwalku hari ini?” tanya Renata.“Tidak ada, Bu. Hanya bebrapa berkas yang perlu Ibu tandatangani,” ujar Dita.“Ok, antarkan keruanganku ya.” kemudian Renata berjalan menuju ruangannya, diiringi Bimantara.Tidak seberapa lama Dita masuk dengan membawa berkas-berkas ke meja Renata.“Dita, apakah ruanganku sudah bisa digunakan?” tanya Bimantara yang sedang duduk di sofa.“Untuk saat ini belum, Pak. Kemungkinan lusa sudah bisa digunakan,” jawab Dita.“Ruangan? Ruangan apa?” tanya Renata tidak mengerti.“Aku sudah resmi di angkat menjadi asisten pribadimu,” ujar Bagaskara dengan rasa percaya diri.“Asisten pribadiku? Siapa yang menganggkatnya?” “Mas, Rey.”“Ish! Kenapa orang itu selalu bertindak sesuka hatinya?” heran Renata.“Maaf, Pak, Bu… saya

  • WANITA LAIN SUAMIKU   SIDANG PERTAMA PERCERAIAN

    SIDANG PERTAMA PERCERAIANPagi-pagi sekali, Renata sudah rapih dan bermain dengan putra kecilnya yang semakin hari semakin menggemaskan.“Apa rencana hari ini, Re,” tanya Martha di sela candanya dengan sang cucu.“Pagi ini sidang pertama aku dan Davin akan di laksanakan, Mah,” ucap Renata sambil menghela nafas.“Papa tidak bisa menemanimu hari ini, Nak,” ucap Gunawan sambil berjalan mendekat.“Tidak apa, Pah, nanti akan ada Bima yang menemaniku,” ucap Renata sambil tersenyum.“Semoga semua berjalan dengan baik,” ujar Martha seraya menggenggam tangan sang putri.Renata, mengangguk serta mengaminkan ucapan mamanya, disusul kecupan sayang dari sang papa.“Jangan pernah merasa sendiri, Papa tau kamu anak yang kuat dan mandiri, Papa akan lakukan apapun untuk kebahagiaan kamu dan Arkana,” ujar Gunawan memebrikan suport.“Terimakasih, Mah, Pah. Kalian selalu memberikan yang terbaik untukku,” ucap Renata.

  • WANITA LAIN SUAMIKU   PESONA SANG CEO

    PESONA SANG CEOSuara ketukan pintu menghentikan perbincangan Reynaldi dan Renata dalam ruangan CEO.“Permisi, Pak, Bu. Meeting akan segera dimulai,” ucap seorang wanita muda dengan penampilan kantor yang rapih.“Oiya… Dita, kenalkan ini Ibu Renata, mulai saat ini kamu akan bekerja untuk beliau, Re… kenalkan ini Dita yang akan menjadi sekretarismu,” ucap Reynaldi memeperkenalkan kedua wanita di hadapannya.“Baik, Bu Renata, selamat datang dikantor,” ucap Dita sambil membungkukkan badannya.“Terimakasih, Dita semoga kedepannya kita dapat bekerjasama dengan baik,” sambut Renata seraya mengulurkan jabatan tangan.“Baik, kita keruangan meeting sekerang, Dita semua berkas sudah di persiapkan?” ujar Reynaldi.“Semua sudah beres, Pak.” Jawab Dita.Mereka berjalan menuju ruangan meeting dimana para direksi dan petinggi perusahaan sudah berkumpul.“Selamat siang semuanya,” sapa Reynaldi, setibanya mereka di ruan

  • WANITA LAIN SUAMIKU   HARI BARU UNTUK RENATA

    HARI BARU UNTUK RENATADavin, menepikan mobilnya, diikuti Renata, belum sempurna ia memarkirkan kendaraannya di trotoar jalan, nampak Davin berjalan ke arahnya. Laki-laki tampan yang diam-diam ia puja sejak kecil, yang berhasil mengukir senyum di bibirnya sekaligus menorehkan luka yang teramat dalam di hatinya.Davin, membantu membukakan pintu mobil Renata.“Tidak perlu berlebihan, Davin. Aku bisa sendiri,” ujar Renata.“Aku hanya ingin membantu membukakan pintu mobil,” jawab Davin.“Katakan apa maumu?” tanya Renata.“Kita bicara di sana,” ucap Davin, seraya menunjuk ke arah mini market yang terdapat tempat duduk di depannya.Tanpa bertanya lagi, Renata langsung berjalan menuju tempat yang di maksud oleh Davin.“Re… aku merindukanmu,” ucap Davin sambil berusaha meraih tangan Renata yang berada di atas meja.“Sudah cukup sandiwaramu,” ucap Renata tanpa melihat Davin yang duduk di hadapannya dan menarik tangan

  • WANITA LAIN SUAMIKU   PERJUMPAAN DI LAMPU MERAH

    PERJUMPAAN DI LAMPU MERAHKanza, terbelalak melihat notif di layar handponenya, ada no tidak di kenal mengirimkan beberapa gambar dirinya yang sedang bersama dengan, Kevin teman lelakinya.Ia berusaha menghubungi, tetapi sepertinya nomer tersebut adalah nomer fiktif yang hanya sekali pakai.Kanza, membanting hanphonenya ke atas sofa, lalu berjalan ke arah whastafel membasuh wajah tegangnya.“Siapa yang berani melakukan hal ini?” tanyanya dalam hati.“Apa mungkin, Renata?” sambungnya sambil megerutkan kedua alisnya.Davin, keluar dari kamar, bergegas Kanza meraih ponsel dan menyembunyikannya di balik badan, Davin napak rapih pagi ini, setahu Kanza, Davin sudah tidak lagi bekerja.“Mau kemana, Mas?” tanya, Kanza seraya memandang penampilan, Davin.“Kantor,” jawab Davin singkat.“Sudah mendapat pekerjaan?”Davin, tidak mejawab pertanyaan, Kanza. Ia memasukan laptop ke dalam tasnya.“Mungkin, a

  • WANITA LAIN SUAMIKU   DENDAM RENATA

    DENDAM RENATADi dalam kamar, Renata baru saja membuka mata, ia memperhatikan sekeliling ruangan.“Di mana aku?” ucapnyan lirih, ia pun terkejut dengan pakaian yang ia kenakan.“Apa yang terjadi?” Renata beringsut dari atas tempat tidur, langsung berdiri dan berjalan ke arah kaca, ia memandang wajah dan sekujur tubuhnya.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. “Re… sudah bangun?” tanya Reynaldi, seraya membuka pintu.“Apa yang terjadi denganku?” tanya Renata.“Kamu, tidak ingat sama sekali?” tanya, Reynaldi. “Coba di ingat-ingat, apa yang kamu makan atau minum di tempat acara tadi malam,” ucap Reynaldi, seraya menyentil kening, Renata dengan jarinya. Lalu duduk di sudut tempat tidur.Renata, duduk di bangku depan cermin, Reynaldi memperhatikan wajah cantik di hadapannya. Hanya dengan mengenakan kaos oblong, celana pendak, rambut di ikat sembarangan terkesan berantakan, namun tidak mengurangi kecantikan seorang,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status