Share

Kecemburuan Kanza

Author: Violet Senja
last update Huling Na-update: 2023-08-25 16:08:03

“Nona dari mana? Lama sekali,” Sapa Bi Imah menyambut kedatangan Renata.

“Dari rumah tetangga sebelah Bi, ini aku bawa oleh-oleh makanlah selagi hangat,” ucap Renata sambil memberikan paper bag ke tangan Bi Imah.

“Dari mana ini Non?”

“Dari tetangga sebelah, aku sudah makan banyak di sana.”

“Tetangganya laki-laki apa perempuan Non?”

“Bi Imah, kepoooo!” goda Renata sambil mencondongkan kepalanya kearah Bi Imah lalu tertawa dan melangkah menuju kamar.

Renata merebahkan dirinya di ranjang king size bersepraikan putih, pikirannya melayang, kembali terngiang kata-kata Reynaldi.

“Apa benar yang diucapkan Reynaldi tadi, cinta? Atau hanya karena sering bersama?” gumam Renata sambil memainkan ujung rambutnya.

Renata dan Davin sudah bersahabat sejak kecil, selalu bersama melewati hari hingga sebuah pernikahan menjebak keduanya dalam kehidupan yang sangat menyiksa untuk Renata, bertahan rasa begitu menyakitkan, pergi pun terasa sulit untuk dilakukan.

Renata berdiri di balkon kamar, menatap rumah milik Reynaldi, “Kenapa di rumah itu aku bisa makan tanpa rasa mual? Di rumah itu pula aku bisa tertawa lepas, meski terkadang aku sangat tidak suka dengan pemilik rumah, sikapnya yang seakan dia tau segalanya tentang aku, siapa dia sebenarnya?” gumam Renata lirih seakan berbicara pada dirinya sendiri.

Ketukan pintu kamar membuyarkan lamunannya, ia pun melangkah kearah pintu, “Davin? Mau apa?” tanya Renata setelah membuka pintu kamar.

Davin melangkah mendekati Renata, namun tiba-tiba Renata berlari ke kamar mandi, “uuuwwekk!... Uuweekk!.”

“Re.. Renata!” seru Davin seraya mengetuk pintu kamar mandi.

Davin mendekati Renata yang baru saja keluar dari kamar mandi, tangan Davin hendak menyentuh wajah sang istri namun segera ditepis oleh Renata.

“Tolong Davin jangan mendekat, aku selalau mual jika berdekatan denganmu.”

“Kenapa bisa seperti itu, malam ini aku akan tidur di sini bersamamu.”

 

“Keluar dari kamarku, aku mohon,” ucap Renata memelas agar Davin segera keluar dari kamarnya.

Renata mendorong tubuh kekar Davin memaksa agar Davin keluar dari kamarnya.

“Renata! Apa yang kamu lakukan aku ini suamimu, sudah seharusnya aku menamanimu di sini!” seru Davin di tengah dorongan kedua tangan Renata, namun sang istri seperti tidak menghiraukan kata-katanya, ia terus mendorong Davin hingga ke pintu dan menutup pintu dengan keras.

Renata menyandarkan tubuhnya di balik pintu, air mata mengalir deras tanpa bisa ditahan, rasa sakit, lelah dengan semua yang ia hadapi begitu mendera jiwa dan mentalnya.

“Ya… Tuhan mengapa aku harus mencintai laki-laki menjijikan seperti Davin?” ujarnya di tengah isak tangis yang memilukan, tak dihiraukan ketukan pintu kamar dan suara Davin yang terus memanggil namanya.

Renata membaringkan tubuhnya di ranjang membungkus diri dengan selimut tebal, mencoba memejamkan mata dalam himpitan rasa sesak yang mendera, berharap mimpi indah dan menyambut esok yang lebih baik.

Sementara Davin kembali ke kamarnya setelah menerima penolakan dari Renata, ia menjatuhkan tubuhnya di sofa sudut kamar seakan tak mempedulikan Kanza yang sudah menunggu sejak tadi dengan gaun malam yang seksi dan menggoda.

Ingatan Davin kembali pada Renata, Istri yang sedang mengandung darah dagingnya kini sedang terbaring sendiri di kamar yang tidak seharusnya ia tempati.

“Apa yang terjadi dengan Renata, akhir-akhir ini Renata seperti sedang menentangnya, apa karena bawaan ia sedang mengandung atau ada faktor lain?” bathin Davin terus mempertanyakan perubahan sikap Renata.

Davin melangkah ke arah jendela menyibak sedikit gordyn kamar dan memandang ke arah rumah Reynaldi. “Sepertinya laki-laki di rumah itu menyukai Renata, aku akan buat perhitungan jika ia berani menganggu istriku,” gumam Davin.

“Ada apa Mas… sepertinya dari tadi melamun terus,” ucap Kanza seraya memeluk Davin dari belakang.

“Tidak apa-apa, sudahlah tidur saja sudah larut malam,” ujar Davin sambil melerai pelukan Kanza dan berjalan menuju tempat tidur.

Tidak biasanya sikap Davin sedingin itu pada Kanza dan membuat Kanza terbakar cemburu.

“Mas… apa kamu sedang memikirkan Renata?” tanya Kanza setelah menyusul Davin keatas tempat tidur.

“Jangan ada perdebatan apapun, aku cape mau istirahat,” runtuk Davin sambil membalikan badan memunggungi Kanza, entah kenapa Kanza di rasa sudah tidak lagi menggairahkan seperti hari-hari kemarin di mata Davin, perubahan yang terlalu cepat membuat Kanza terbakar api cemburu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • WANITA LAIN SUAMIKU   APAKAH INI RINDU?

    APAKAH INI RINDU?“Siang, Bu?” sapa, Dita sang sekretaris begitu melihat Renata nberjalan mendekati mejanya.“Siang, Dit. Apa jadwalku hari ini?” tanya Renata.“Tidak ada, Bu. Hanya bebrapa berkas yang perlu Ibu tandatangani,” ujar Dita.“Ok, antarkan keruanganku ya.” kemudian Renata berjalan menuju ruangannya, diiringi Bimantara.Tidak seberapa lama Dita masuk dengan membawa berkas-berkas ke meja Renata.“Dita, apakah ruanganku sudah bisa digunakan?” tanya Bimantara yang sedang duduk di sofa.“Untuk saat ini belum, Pak. Kemungkinan lusa sudah bisa digunakan,” jawab Dita.“Ruangan? Ruangan apa?” tanya Renata tidak mengerti.“Aku sudah resmi di angkat menjadi asisten pribadimu,” ujar Bagaskara dengan rasa percaya diri.“Asisten pribadiku? Siapa yang menganggkatnya?” “Mas, Rey.”“Ish! Kenapa orang itu selalu bertindak sesuka hatinya?” heran Renata.“Maaf, Pak, Bu… saya

  • WANITA LAIN SUAMIKU   SIDANG PERTAMA PERCERAIAN

    SIDANG PERTAMA PERCERAIANPagi-pagi sekali, Renata sudah rapih dan bermain dengan putra kecilnya yang semakin hari semakin menggemaskan.“Apa rencana hari ini, Re,” tanya Martha di sela candanya dengan sang cucu.“Pagi ini sidang pertama aku dan Davin akan di laksanakan, Mah,” ucap Renata sambil menghela nafas.“Papa tidak bisa menemanimu hari ini, Nak,” ucap Gunawan sambil berjalan mendekat.“Tidak apa, Pah, nanti akan ada Bima yang menemaniku,” ucap Renata sambil tersenyum.“Semoga semua berjalan dengan baik,” ujar Martha seraya menggenggam tangan sang putri.Renata, mengangguk serta mengaminkan ucapan mamanya, disusul kecupan sayang dari sang papa.“Jangan pernah merasa sendiri, Papa tau kamu anak yang kuat dan mandiri, Papa akan lakukan apapun untuk kebahagiaan kamu dan Arkana,” ujar Gunawan memebrikan suport.“Terimakasih, Mah, Pah. Kalian selalu memberikan yang terbaik untukku,” ucap Renata.

  • WANITA LAIN SUAMIKU   PESONA SANG CEO

    PESONA SANG CEOSuara ketukan pintu menghentikan perbincangan Reynaldi dan Renata dalam ruangan CEO.“Permisi, Pak, Bu. Meeting akan segera dimulai,” ucap seorang wanita muda dengan penampilan kantor yang rapih.“Oiya… Dita, kenalkan ini Ibu Renata, mulai saat ini kamu akan bekerja untuk beliau, Re… kenalkan ini Dita yang akan menjadi sekretarismu,” ucap Reynaldi memeperkenalkan kedua wanita di hadapannya.“Baik, Bu Renata, selamat datang dikantor,” ucap Dita sambil membungkukkan badannya.“Terimakasih, Dita semoga kedepannya kita dapat bekerjasama dengan baik,” sambut Renata seraya mengulurkan jabatan tangan.“Baik, kita keruangan meeting sekerang, Dita semua berkas sudah di persiapkan?” ujar Reynaldi.“Semua sudah beres, Pak.” Jawab Dita.Mereka berjalan menuju ruangan meeting dimana para direksi dan petinggi perusahaan sudah berkumpul.“Selamat siang semuanya,” sapa Reynaldi, setibanya mereka di ruan

  • WANITA LAIN SUAMIKU   HARI BARU UNTUK RENATA

    HARI BARU UNTUK RENATADavin, menepikan mobilnya, diikuti Renata, belum sempurna ia memarkirkan kendaraannya di trotoar jalan, nampak Davin berjalan ke arahnya. Laki-laki tampan yang diam-diam ia puja sejak kecil, yang berhasil mengukir senyum di bibirnya sekaligus menorehkan luka yang teramat dalam di hatinya.Davin, membantu membukakan pintu mobil Renata.“Tidak perlu berlebihan, Davin. Aku bisa sendiri,” ujar Renata.“Aku hanya ingin membantu membukakan pintu mobil,” jawab Davin.“Katakan apa maumu?” tanya Renata.“Kita bicara di sana,” ucap Davin, seraya menunjuk ke arah mini market yang terdapat tempat duduk di depannya.Tanpa bertanya lagi, Renata langsung berjalan menuju tempat yang di maksud oleh Davin.“Re… aku merindukanmu,” ucap Davin sambil berusaha meraih tangan Renata yang berada di atas meja.“Sudah cukup sandiwaramu,” ucap Renata tanpa melihat Davin yang duduk di hadapannya dan menarik tangan

  • WANITA LAIN SUAMIKU   PERJUMPAAN DI LAMPU MERAH

    PERJUMPAAN DI LAMPU MERAHKanza, terbelalak melihat notif di layar handponenya, ada no tidak di kenal mengirimkan beberapa gambar dirinya yang sedang bersama dengan, Kevin teman lelakinya.Ia berusaha menghubungi, tetapi sepertinya nomer tersebut adalah nomer fiktif yang hanya sekali pakai.Kanza, membanting hanphonenya ke atas sofa, lalu berjalan ke arah whastafel membasuh wajah tegangnya.“Siapa yang berani melakukan hal ini?” tanyanya dalam hati.“Apa mungkin, Renata?” sambungnya sambil megerutkan kedua alisnya.Davin, keluar dari kamar, bergegas Kanza meraih ponsel dan menyembunyikannya di balik badan, Davin napak rapih pagi ini, setahu Kanza, Davin sudah tidak lagi bekerja.“Mau kemana, Mas?” tanya, Kanza seraya memandang penampilan, Davin.“Kantor,” jawab Davin singkat.“Sudah mendapat pekerjaan?”Davin, tidak mejawab pertanyaan, Kanza. Ia memasukan laptop ke dalam tasnya.“Mungkin, a

  • WANITA LAIN SUAMIKU   DENDAM RENATA

    DENDAM RENATADi dalam kamar, Renata baru saja membuka mata, ia memperhatikan sekeliling ruangan.“Di mana aku?” ucapnyan lirih, ia pun terkejut dengan pakaian yang ia kenakan.“Apa yang terjadi?” Renata beringsut dari atas tempat tidur, langsung berdiri dan berjalan ke arah kaca, ia memandang wajah dan sekujur tubuhnya.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. “Re… sudah bangun?” tanya Reynaldi, seraya membuka pintu.“Apa yang terjadi denganku?” tanya Renata.“Kamu, tidak ingat sama sekali?” tanya, Reynaldi. “Coba di ingat-ingat, apa yang kamu makan atau minum di tempat acara tadi malam,” ucap Reynaldi, seraya menyentil kening, Renata dengan jarinya. Lalu duduk di sudut tempat tidur.Renata, duduk di bangku depan cermin, Reynaldi memperhatikan wajah cantik di hadapannya. Hanya dengan mengenakan kaos oblong, celana pendak, rambut di ikat sembarangan terkesan berantakan, namun tidak mengurangi kecantikan seorang,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status