Share

Bab 2 PAK JAMIL KECEWA

Author: Azril
last update Last Updated: 2023-12-22 15:43:29

"Ba-bapak… Se-sejak kapan Bapak berada disitu?" tanya wanita malang itu tersentak tatkala sang Bapak kini berada di belakangnya menyaksikan apa yang dilihat serta mendengar semua ucapan demi ucapan.

Seluruh tubuhnya bergetar hebat, Kirana nampak ketakutan jika saja Pak Jamil mengetahui semuanya bahwa anak sulungnya telah hamil tua.

Sebelum menjawab, terlebih Pak Jamil menghela napas berat. Lalu ia melangkahkan kaki mendekati kediaman Kirana yang mematung tak jauh dari kediamannya. Pria paruh baya itu melihat perut Kirana secara saksama, memang tidak ada tanda hamil sama sekali, sebab wanita itu selalu memakai baju yang besar dan juga longgar. Maka dari itu Pak Jamil pun sedikit tak percaya dengan ucapan barusan.

Akan tetapi, ucapan itu keluar bukan dari mulut orang lain melainkan dari bibir Kirana sendiri, yang membuat pikiran Pak Jamil pun terguncang hebat.

"Apa benar yang tadi Bapak dengar itu, kalau kamu hamil?!"

Serentak wajah Kirana tercengang dengan pertanyaan sang Bapak. Ia pun terdiam beralih menundukkan kepala sambil meremas jari jemari.

Sebenarnya Pak Jamil tak sengaja lewat dikarenakan akan berangkat kerja.

"Kirana jawab!... Apa benar kamu hamil!" sentak Pak Jamil dengan penuh amarah.

Rasanya seperti mimpi, anak sulung yang ia banggakan karena kepintarannya dan kebaikkan nya harus dinyatakan hamil sebelum akad perniakahan.

"Ti-tidak Pak, aku hanya bercanda saja barusan," elaknya sembari wajah yang terus saja menunduk. Sepertinya wanita muda itu tak berani jika berhadapan lamgsung dengan sang Bapak.

"Sekarang kita pulang, kita selesaikan ini dirumah!" ungkap pria tua itu, sembari menuntun tangan Kirana dengan kasar membawanya kerumah.

Sesampainya dirumah Pak Jamil nampak emosi yang mulai naik keubun-ubun. Bahkan dia pun berani mendorong tubuh anak sulungnya dengan kasar kearah kasur yang berada di kamar Kirana.

"Cepat katakan Kirana?! Apa benar kamu hamil?!... Jawab!" bentak pria paruh baya sembari mata menatap tajam dan juga jari telunjuk menunjuk kasar pada wajah putri sulungnya itu.

Terlihat raut wajah Pak Jamil sedang emosi yang menggebu mambuat Kirana hanya menangis diiringi rasa takut yang amat hebat. Baru kali ini ia menyaksikan sang Bapak bersikap kasar terhadapnya.

Bu Siti pun dan Anisa terkejut tatkala mendengar, suara bentakan demi bentakan dari arah kamar Kirana.

"I-iya Pak, aku memang hamil," lirih Kirana mengakui semuanya. Tak ada lagi elakan yang harus dihindari, berbohong pun kini percuma, sebab Pak Jamil telah tahu semuanya.

"Hamil!" Serobot Anisa terkejut tatkala mendengar ungkapan sang Kakak.

Anisa adalah adik dari Kirana namun beda ibu. Anisa sangat membenci sang Kakak sebab Pak Jamil selalu membandingkan antara Anisa dan juga Kirana. Maka dari itu Kirana terkejut sekaligus merasa bahagia tatkala menyaksikan Pak Jamil marah pada Kirana.

"Kamu hamil anak siapa Kirana? Kok bisa sih anak kesayangan Pak Jamil ini hamil," sindir Bu Siti sengaja.

Wanita setengah baya itu membekap mulutnya, sebab keceplosan telah menyindir anak tirinya di hadapan sang suami.

Plak!

Satu tamparan yang dilayangkan pak Jamil mendarat pada pipi mulus Kirana.

Tak ada tindakan membela diri, Kirana hanya merintih kesakitan sambil menangis.

"Maafkan Kirana Pak, Maafkan Kirana," ucapnya kini bersimpuh pada kaki sang bapak.

Sedangkan Anisa dan Bu Siti nampak sumringah melihat adegan menyedihkan itu. Mereka nampak berbunga-bunga saat Kirana diamuk oleh Pak Jamil. Inilah yang Bu Siti harapkan.

"Bapak kecewa sama kamu Kirana, Bapak sangat kecewa. Berapa kali harus bapak bilang, jadi perempuan itu harus mahal, jangan cepat percaya dengan rayuan mulut buaya! Kalau pria tadi tidak bertanggung jawab, maka bapak yang akan menghabisinya!" Ancam Pak Jamil pada pria yang sudah menghamili Kirana itu.

Pada akhirnya Pak Jamil lelah jika harus menyiksa sang anak sulungnya, ia pun menyudahi semuanya, melenggang menuju arah luar kamar.

Kini yang tersisa hanya ada Bu Siti dan juga Anisa, sedangkan Kirana masih sibuk dengan air mata yang terus terjun membasahi pipi.

***

Seminggu kemudian Pak Jamil pun datang bersama Kirana untuk menemui Alvin di kediamannya. Terlihat rumah yang lumayan mewah dan megah walaupun tidak terlalu luas, akan tetapi kelihatannya rumah itu kosong tak berpenghuni.

"Kamu yakin, ini rumah pria yang telah menghamilimu itu, Kirana?" tanya Pak Jamil sembari menatap wajah anak sulungnya yang nampak pucat sebab Kirana akhir-akhir ini sedang tidak enak badan karena pikirannya terguncang hebat.

"Iya Pak, ini rumah Alvin," sahutnya dengan warna bibir pucat pasi.

Sepertinya Kirana pun merasakan hal yang janggal dengan pemandangan rumah Alvin tersebut yang nampak kosong dan sepi.

Mata Kirana memperhatikan seluruh halaman yang nampak banyak berserakan dedaunan kering berjatuhan. Sepertinya sudah lama ditinggalkan begitu saja.

"Tok! Tok! Tok!

Ketukan demi ketukan pintu telah lakukan oleh Pak Jamil beberapa kali, akan tetapi tidak ada sahutan sama sekali.

Pak Jamil pun menghampiri rumah tetangganya yang tak jauh dari rumah Alvin yang nampak kosong itu. Dan ternyata disana ada seorang warga yang sedang menanam bawang daun pada polybag hitam.

"Maaf Bu, mengganggu waktunya. Saya hanya ingin menanyakan orang yang tinggal di rumah itu, kemana ya Bu? Mengapa nampak sepi sekali?" tanya Pak Jamil pada salah seorang tetangga.

"Oh itu rumah Pak Alvin, kebetulan keluarganya sudah pindah 5 hari yang lalu Pak, dan katanya sih Pak Alvin akan menikah dikota. Makannya rumah ini mau dijual," tutur wanita bertubuh gempal.

"Apa, menikah!" Pria paruh baya itu nampak terkejut mendengar penuturan dari tetangga tersebut.

"Iya Pak, Bapak ini siapanya Pak Alvin sih? Dan ada perlu apa? Apa mau beli rumah ini?" sahut wanita berambut galing itu penasaran.

"Tidak Bu, kedatangan saya kemari ini sebab ada kepentingan lain. Lalu, apa Ibu tau kemana Pak Alvin pindah?"

"Saya tidak tahu apapun Pak, lagipula saya sama keluarga Pak Alvin tidak terlalu akrab," imbuhnya.

"Oh begitu."

Pak Jamil pun bingung harus kemana lagi mencarinya sedangkan kandungan Kirana sudah menginjak 9 bulan.

"Kalau begitu saya permisi, ya Bu," pamit Pak Jamil berlalu pergi, kini menghampiri kediaman Kirana yang masih menunggu di kursi teras rumah Alvin.

Kirana pun berdiri saat sang Bapak sudah datang kembali.

"Gimana Pak?" Wanita muda itu bertanya, sebab ia sangat penasaran.

"Kirana sepertinya kekasihmu tidak mau mempertanggungjawabkan kehamilan mu," umpat Pak Jamil datar.

"Maksud Bapak apa?" lirih Kirana heran.

"Pria yang telah menghamilimu kini kabur entah kemana. Dan katanya dia akan melangsungkan pernikahannya dengan wanita lain di kota. Dasar lelaki bajingan!" pekik Pak Jamil penuh kekecewaan.

Mendengar penuturan sang Bapak Kirana pun tak kuat menahan air mata. Lagi dan lagi ia harus menangis, meratapi Nasib yang begitu pedih menghampirinya.

"Bapak tidak tau harus mencarinya kemana lagi? Dan kamu sebentar lagi akan melahirkan, Bapak bingung dengan semua ini Kirana."

Keluh kesah Pak Jamil nampak sudah memasrahkan semuanya, siap tidak siap, ia harus siap, serta harus kuat menjalani musibah yang menimpanya saat ini. Sudah pasti masalah anak sulungnya akan menjadi buah bibir para tetangga di kampung yang begitu panas ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
yuyunitaa
Jahat bgt si Alvin
goodnovel comment avatar
Its Me
Sabar ya, Pak Jamil. Kerasa banget duka seorang ayah nih, Sad
goodnovel comment avatar
Cindi82
kasihan Kirana sama bapaknya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • WANITA SENGSARA YANG DICAMPAKKAN, TERNYATA PEWARIS KAYA   Bab 56

    Brak! Tubuh Kirana gemetar tatkala dirinya menabrak seorang wanita yang dari penampilannya memang cantik, modis dan juga anggun. Namun wajahnya agak samar-samar seperti ia kenali, tapi entah siapa? Dari Lubuk hatinya Kirana ingin menebak namun ia tak sanggup sebab takut salah. Wajahnya perempuan yang ditabraknya barusan begitu tak asing, seolah pernah mengenali, akan tetapi penampilannya sungguh berbeda. Ditambah lagi seorang om-om yang saat ini menggandeng tangannya membuat mata Kirana kelap sama sekali tak mengenali sosok wajah yang amat tak asing di mata. "Maaf Mbak, aku tak sengaja. Biar aku bereskan barang-barangmu." Gegas wanita muda itu pun membereskan barang yang berserakan dari dalam tas. Di Mall yang mewah dan megah ini Kirana harus menabrak orang disaat dirinya sedang terburu-buru berjalan dan pikiran dikelilingi beban. "Seharusnya aku tidak gegabah. Maafkan aku Mbak," sahut Kirana kembali berdiri setelah barusan berjongkok karena membereskan barang orang yang ditabrakny

  • WANITA SENGSARA YANG DICAMPAKKAN, TERNYATA PEWARIS KAYA   Bab 55

    "Apa kamu bilang setia? Omong kosong! Bukannya tadi kamu melihat sendiri bahwa istri kamu dengan pria lain. Diluar berduaan lagi, bahkan si cowoknya bilang kalau istrimu masih mempunyai hubungan spesial. Apa itu yang dinamakan setia, setia dari Hongkong." Tiara tiba-tiba mengingatkan kejadian tadi yang membuat siakap Reza dingin pada istrinya. Pria muda itupun tiba-tiba semakin mengencangkan genggaman tangannya, membuat Tiara pun meringis kesakitan. "Za, sakit Za." "Reza lepaskan! Bukan Tiara yang sudah menumpahkan minuman pada kepala istrimu! Ibu yang sudah melakukannya!" Bu Sinta datang setelah menidurkan cucunya itu."Lepaskan dia, kasihan Tiara kesakitan," pinta Bu Sinta saat Reza ngeyel tak akan melepaskan tangan mantan istrinya itu.Pada akhirnya Reza terdiam dengan segala beban mengelilingi isi kepalanya. Ia pun melepaskan genggamannya itu. "Za, Tiara tak bersalah sama sekali, Mama lah yang sudah menumpahkan minuman jus melon pada wajah Kirana. Lagipula salah dia sendiri.

  • WANITA SENGSARA YANG DICAMPAKKAN, TERNYATA PEWARIS KAYA   Bab 54

    Tiara bahkan melangkah mendekati kediaman Kirana yang basah kutuk dengan jus melon yang ditumpahkan Bu Sinta pada kepala, tentu mengotori wajah dan baju. Namun Tiara pun tak puas, ia mendekat dan terus mendekat sembari melemparkan senyum seulas yang bisa diartikan tidak suka."Kamu tau ini apa?" tanyanya sembari memperlihatkan 1 gelas jus melon yang barusan tidak habis ia minum. "Jus melon. Kamu mau apa lagi? Tidak puas Mama sudah menumpahkannya di kepalaku?! Dan sekarang apakah kamu pun akan melakukan hal yang sama?" ucap Kirana sembari beringsut mundur kebelakang pelan-pelan. Semakin Kirana ketakutan semakin membuat Tiara leluasa menumpahkan segala kebencian dan juga rasa kesalnya. Padahal selama ini Kirana tidak mempunyai salah pada wanita jahat itu. Akan tetapi keberadaannya membuat Tiara tak kuasa ingin membuat Kirana semakin menderita. "Andai Lo gak hadir dan gak muncul di kehidupanmu dengan Reza, mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Aku menyesal telah meminta cerai pada

  • WANITA SENGSARA YANG DICAMPAKKAN, TERNYATA PEWARIS KAYA   Bab 53

    Kirana hanya menegur air liurnya dengan susah payah saat Bu Sinta ngeyel ingin meminum jus melon yang barusan Kirana larang. Sehingga gelas yang berisi jus melon tersebut mendekati bibir wanita paruh baya. Kirana berusaha tenang dengan mata memandang mertuanya dengan penuh kekhawatiran. Sudah pasti Bu Sinta akan marah, semarah-marahnya.Cuih! Bu Sinta kembali menyemburkan air jus melon yang dibuatkan menantunya itu. "Kenapa Ma? Apa yang terjadi pada Mama. Kirana ambilkan air putih," titah Tiara dengan nada sedikit panik.Kirana pun ikut wara-wiri mengambilkan air putih secepat mungkin dan memberikannya pada wanita paruh baya yang ngeyel itu.'Mampus aku, minuman buat Tiara malah Mama yang minum,' batin Kirana mulai tak tenang."Kirana, maksud kamu apa?! Kamu ingin membunuh ibu mertuamu ini?!" sentak Bu Sinta dengan nada suara yang amat meninggi.Kirana yang kala itu masih terdiam hanya menggeleng lemah, "Tidak Ma, aku tidak bermaksud.""Ada apa Ma? Apa yang terjadi?" tanya Tiara ik

  • WANITA SENGSARA YANG DICAMPAKKAN, TERNYATA PEWARIS KAYA   Bab 52

    "Ini aku bawakan minuman untuk kamu Tiara." Pada akhirnya istri dari Reza membawakan sebuah minuman yang dipesankan oleh Tiara itu. "Aku buatkan jus melon untuk Mama dan juga Tiara, Mama yang ini dan buat Tiara yang ini." Wanita muda itu pun menyimpan masing-masing 1 gelas hisapan Tiara dan juga mertuanya itu."Perasaan tadi Mama gak pesan. Kenapa kamu bawakan. Yang pesan itu Tiara bukan Mama," tolak Bu Sinta. Padahal Kirana senantiasa mau membuatkan minuman spesialnya itu, namun tetap saja Bu Sinta tidak ada itikad baiknya pada Kirana."Kalau begitu aku mau minuman yang di hadapan Mama, dan Mama minum yang di hadapan aku," sahut Tiara sembari mengalihkan sebuah gelas yang berada di hadapannya ke depan Bu Sinta, begitupun sebaliknya.Kirana yang melihat sungguh terperangah. Bagaimana bisa Tiara tau dengan rencana buruk Kirana yang sengaja memasukan garam pada gelas milik Tiara. Wanita itu seolah telah tau niat jahat Kirana. "Aku cobain ya Ma, semoga diminumkan Mama tidak ada racunn

  • WANITA SENGSARA YANG DICAMPAKKAN, TERNYATA PEWARIS KAYA   Bab 51

    Kirana hanya menarik nafasnya yang terasa berat, lalu mengeluarkannya perlahan ke sembarang arah. Menahan emosi adalah hal satu-satunya saat ini, agar aman dari Omelan mertuanya itu. Walaupun ia teramat kesal dengan kedatangan Tiara, namun lebih baik lagi jika terdiam tanpa berkata-kata."Baiklah, akan ku ambilkan minuman. Memangnya kamu mau minum apa Tiara?" Dengan pasrah Kirana meredam emosi."Aku ingin minuman kesukaanku. Jus melon," ucap Tiara.Gegas Kirana pun melenggang, mengambilkan sebuah minuman yang dipesan oleh tamu yang membuat seleranya kali ini menghilang. Bagaimana tidak, kedatangan kembali Tiara kerumah ini akan menjadi malapetaka bagi Kirana dan juga Reza, belum sempat hubungannya baik. Sekarang malah datang lagi masalah baru."Tuhan, apakah aku sanggup menghadapi semua ujian dan juga cobaan ini. Suamiku begitu dingin padaku dan sekarang malah datang lagi wanita yang pernah mewarnai hari-harinya. Semua ini membuat mood ku hancur," gumamnya kesal sembari membuatkan jus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status