Share

WANITA SENGSARA YANG DICAMPAKKAN, TERNYATA PEWARIS KAYA
WANITA SENGSARA YANG DICAMPAKKAN, TERNYATA PEWARIS KAYA
Author: Azril

Bab 1 MEMINTA PERTANGGUNG JAWABAN

"Mas, kapan kamu akan nikahi aku? Sebentar lagi akan melahirkan, dan aku tidak ingin kalau sampai anakku lahir tanpa seorang ayah," ungkap wanita muda berparas cantik dengan penuh permohonan, berharap agar pria yang saat ini berada di hadapannya mau menikahi.

Pagi sekali wanita muda berbaju merah itu datang ke taman untuk menemui Alvin. Kedatangannya hanya untuk menagih janji yang telah sekian lama belum terlaksana.

Di taman yang terdapat banyak bunga-bunga, Kirana bersimpuh di hadapan pria yang saat ini telah membuatnya berbadan dua, diiringi air mata yang terus terjun tiba-tiba tanpa terjeda. Bagaimana tidak, kehamilannya kini sudah menginjak 9 bulan sedangkan statusnya masih belum menikah.

Walaupun ia telah hamil besar, tetapi wanita muda itu sangat pintar menutupi kehamilannya selama ini. Bahkan keluarga terdekat pun belum sempat mengetahui, bahwa anak sulungnya itu telah hamil tua.

Alvin begitu tegang, ia mengangkat pandangannya, Tatkala Kirana kembali memaksa untuk meminta pertanggung jawaban. Untung saja di taman nampak sepi tidak ada siapa pun. Suana hari ini nampak hening.

"Maaf, Kirana! Aku tidak yakin kalau anak itu adalah anakku! Bisa saja kamu melakukan hubungan ranjang dengan pria lain. Dan meminta pertanggung jawaban padaku! Asal kamu tau! Aku tidak sebodoh itu. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah menikahi kamu!" pekik pria bertubuh kekar dan berwajah tampan dengan entengnya membantah.

Alvin Arka Arsalan pria muda bertubuh kekar itu membantah dengan keras kalau anak yang dikandung oleh Kirana bukan darah dagingnya sendiri. Sementara hubungan status pacaran keduanya sudah hampir menginjak 5 tahun lamanya. Dan kini harus berakhir dengan masalah baru, yaitu kehadiran bayi di rahim wanita malang tersebut.

"Kirana! Sekarang kita putus saja. Kita sudah tidak ada hubungan apa pun lagi! Sebab, aku yakin bahwa anak yang sedang dikandungmu itu bukan anakku!"

Lagi-lagi pria berbadan tinggi itu membantah tak mau mengakui bahwa dia adalah biang keladi yang membuat perut Kirana kini kian membuncit.

Degh!

Jantung wanita muda itu seakan berhenti mendadak, seluruh tubuhnya seakan lemas tidak bertenaga sehingga kaku untuk digerakkan.

Padahal Kirana terpaksa melakukan dosa besar itu sebab ia takut jika Alvin meninggalkannya. Maka dari itu, apa pun ia dilakukan demi membuat seorang lelaki yang amat dicinta bertahan.

Hubungan kasih yang sudah amat lama itu membuat Kirana kian buta karena cinta.

Ini sudah yang ketiga kalinya Kirana meminta pertanggung jawaban akan tetapi sampai saat ini Alvin masih enggan untuk bertanggung jawab. Pasca dari hamil muda pun pria tersebut membantah keras jika anak yang dikandung Kirana bukan darah dagingnya.

"Sumpah, Mas! Aku melakukannya hanya denganmu, dan bayi yang sekarang sedang dikandung ini adalah anakmu, darah dagingmu Mas! Mas, aku mohon, nikahi aku sekarang juga. Kamu harus menepati janjimu yang selalu kamu ucapkan di saat kamu menghasut aku untuk melakukan dosa bersamamu ...." Permohonan demi permohonan telah diungkapkan.

Jemari wanita itu mengulur menggenggam erat pada lengan pria yang membuat dirinya hamil.

"Maaf aku tidak bisa! Aku harus pergi!" bentak pria tersebut sembari menepiskan tangan wanita yang saat ini menangis di hadapannya. Pria lantas lari menjauh tanpa menoleh lagi ke belakang meninggalkan wanita hamil yang selalu menunggu pertanggung jawabannya di sana.

"Mas, tunggu, Mas! Jangan pergi!" Karena takut ada orang yang melihat akhirnya Alvin pun berlari menuju jalan raya.

Kirana berusaha berlari untuk mengejar sang pujaan hati yang telah membuat perutnya kini membuncit. Akan tetapi, Alvin sama sekali tak ingin menggubrisnya lagi.

"Mas, kalau kamu tidak mau bertanggung jawab! Maka jangan salahkan aku jika suatu hari aku akan membuatmu menyesal! Aku pastikan di masa depan nanti kamu akan mencari anakmu ini! Aku akan membuatmu sengsara, Mas! Aku benci kamu!" ancam Kirana dengan penuh amarah.

Tak terpikir di benak Kirana semuanya akan menjadi hancur berantakan seperti ini. Menyesal pun takkan ada gunanya lagi.

Pada saat mendengar teriakan barusan tiba-tiba saja pria tampan itu menghentikan langkahnya. Ia menoleh sembari wajah menatap nyalang ke arah wanita yang meminta pertanggung jawaban.

"Terserah kamu, aku tak peduli! Karena itu bukan anakku!" elaknya lagi dengan acuh terhadap semua keadaan yang sudah terjadi.

Semakin ke sini semakin Kirana tak tahan mendengar perkataan demi perkataan yang dilontarkan pria pujaannya. Tak percaya sama sekali bahwa Alvin, lelaki satu-satunya yang amat disayangi begitu tega. Dia seakan tak berperikemanusiaan. Beda sekali dengan Alvin yang dulu sebelum Kirana hamil, ia lebih perhatian dan bahkan seperti lelaki perkasa, yang memang sangat didambakan Kirana. Tutur katanya pun begitu lemah lembut. Belum pernah Alvin bicara kasar apalagi sampai membentak seperti sekarang ini.

Tapi sekarang, setelah tahu bahwa kekasihnya telah hamil tua, Alvin kian berubah bak macan yang garang luar bisa.

"Mas, aku harus bagaimana lagi? Harus dengan cara apa lagi, agar kamu bisa percaya bahwa aku tidak pernah melakukan dosa selain denganmu. Bahkan semenjak kita pacaran, aku tidak pernah mengenal lelaki mana pun. Bukankah kamu tahu itu, Mas," lirih Kirana merintih.

Andai ia tahu bahwa akhirnya akan seperti ini, mungkin sampai kapan pun ia tidak akan mau melakukan zina dengan siapa pun. Sekarang nasi telah menjadi bubur, wanita polos yang dibanggakan sang Bapak dan juga selalu dipuji sebagai wanita baik-baik oleh tetangga kini kian bersedih, betapa ia menyesali diri.

"Kalau begitu nanti kita tes DNA saja setelah aku melahirkan bayi ini. Aku mohon, Mas," ujar Kirana tak hentinya memohon.

Di taman yang nampak sepi, Alvin terlihat cuek dan enggan untuk mengiyakan.

Jika saja bapak kandung dari Kirana tahu bahwa anak sulungnya kini telah hamil, mungkin akan lebih kecewa, dan bahkan pasti akan menghukumnya.

"Aku bilang tidak, ya tidak! Maaf, Kirana. Aku harus pergi" ungkapnya sembari berusaha menjauh.

Kirana nampak sedih saat Alvin tak mempercayainya dan bahkan meninggalkannya tanpa mau bertanggung jawab.

"Mas, aku mohon, jangan pergi. Jangan tinggalkan aku," ucapnya lirih di sela tangis Isak.

"Yasudah! Pergi saja sana, yang jauh dan jangan kembali lagi! Dasar lelaki pengecut!" ulang Kirana kesal.

Kirana hanya menatap nyalang pada arah pria yang membuatnya menderita, menyiratkan sebuah dendam yang berkobar. Dadanya sesak sehingga ia kesusahan untuk bernapas. Hatinya begitu sakit bagai disayat-sayat pisau berkarat.

"Apa maksud semua ini Kirana?!"

Terdengar suara seorang pria paruh baya bertanya dari arah belakang. Suara itu amat tak asing terdengar di telinga Kirana.

Mata wanita muda itu nampak membelalak, jantungnya berdetak kencang tak terkendalikan seakan akan loncat dari tempatnya.

Ia pun segera menoleh pada arah suara yang bertanya barusan. Dan ternyata seorang lelaki paruh baya berdiri di belakangnya sembari mata menatap penuh kekecewaan pada arah Kirana.

Comments (11)
goodnovel comment avatar
Sun fatayati
waaahhh... penasaran cerita selanjutnya
goodnovel comment avatar
princeskinan49
Seru nih ceritanya. Ngebut baca ...
goodnovel comment avatar
Nanda Utami
wah semakin seru ni
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status