Share

125. Hari Bahagia

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

"SAH!"

Suara menggema di segala sudut ruangan.

Di sini, sebuah gedung dengan dekorasi nuansa putih dan pink yang memperindah tempatku melangsungkan pernikahan.

Fariz melalui arahan dari penghulu nikah menyentuh ubun-ubunku seraya membacakan doa yang kuaminkan.

Air mata perlahan metes kala sebuh sentuhan hangat mendarat di keningku. Tanganku kemudian meraih tangannya kemudian mencium punggung tangan sosok yang kini menjadi suamiku.

Aku telah resmi menjadi istri seorang Muhammad Alfariz.

Tangannya perlahan menyematkan cincin di jari manis sebelah kananku. Pandangan kami bertemu. Ada rasa getar cinta yang terasa begitu kuat.

"Terimakasih sudah menerimaku, Ai," bisiknya.

Aku mengangguk seraya mengulum senyum ini.

Dari jauh kulihat Raffa dan Rasha memandangku dengan pandangan yang berbeda.

Tak ada senyum darinya. Wajahnya begitu terlihat mendung.

"Bunda!" pekik Naura saat kami selesai melak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status