Share

Bab 20

Aku berusaha mencerna perkataan Rania satu persatu. Lalu, tiba-tiba aku teringat dengan perkataannya yang tadi. Siapa pengusaha ternama yang tadi membantuku? Tidak mungkin kalau Bos perusahaan saingan tempat Mas Nizam bekerja bukan?

Kembali aku berusaha mengingat apa pernah berhubungan dengannya?

Aku sungguh merasa heran, bukannya tadi kita sedang berada di ruang sidang, kenapa pria asing tiba-tiba bisa masuk?

"Cukup, Rania. Tidakkah kamu tahu kata-kata yang baru saja keluar dari mulutmu itu terlampau kejam?" Mas Nizam bangkit dan melihat ke arah Rania dengan tatapan memelas.

"Kejam? Kalau mau dibandingkan siapa yang lebih kejam, tentu saja kau, Nizam!" bentak Rania. Kali ini emosinya sungguh tidak bisa dielakkan.

Wanita ramah dan lembut ini memang bisa menjadi ganas serta menakutkan kalau sedang marah. Dia juga orang yang tegas dan juga pandai berdebat. Aku selalu mendengar dia berkata, "Enggak debat, enggak seru."

Ternyata apa yang dia katakan sebagian benar. Sekarang aku bahkan ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status