Share

BAB 10. Wira.

Sepeninggal ibu mertuaku Wira marah-marah padaku dan terus saja mengomporiku untuk meninggalkan Mas Danu. Aku tahu adikku peduli dan sayang padaku, tapi bukan berarti aku harus meninggalkan Mas Danu.

“Wira, Pelankan suaramu. Enggak enak didengar tetangga!” tegur ibu.

Wira marah dan seperti biasa dia akan pergi keluar entah ke mana. Adikku itu memang sangat care pada keluarga, tapi sifat temperamentalnya terkadang membuatku jengah.

“Gelap banget Mbak, baru juga Maghrib lampu sudah dipadamkan,” gerutu Wira.

“Pakai lilin kan, ada. Tadi Ibu sudah beli satu pack,” sahut ibu.

“Hari gini masih pakai lilin, semiskin-miskinnya kita enggak pernah kita gelap-gelapan begini,” ujar Wira lagi, kali ini sambil melirikku dan juga Mas Danu.

“Besok pasang listrik sendiri aja, Mbak. Susah bener hidup sekali juga.”

“Insya Allah. Do’akan saja kami banyak rezeki ya, biar bisa pasang sendiri,” ucap Mas Danu.

“Aamiin ....” Aku mengaminkan ucapan Mas Danu begitu pula bapak dan ibu.

“Kerja selama ini ke mana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
NokTitin Inem YangSetia
mf author aku gak ngerti jimpitan itu apa y ,,,???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status