Share

Bab. 13

Selama dua puluh tujuh tahun hidup di dunia, aku baru merasakan yang namanya cobaan yang sebenar-benarnya. Akhirnya aku merasakan apa yang sering orang katakan sebagai titik terendah kehidupan ketika roda yang berputar telah sampai pada porosnya. Ketika air mata tak lagi berarti untuk menggambarkan apa yang dirasa, ketika teriakan tak cukup mampu meluapkan kecamuk emosi yang bercokol dalam dada.

Sungguh, aku tak bisa menangis saat mengantar Akbar ke tempat peristirahan terakhirnya, ke sisi Tuhan, ke pelukan kakek dan neneknya. Kuikhlaskan dia meninggalkan dunia yang kejam ini, kuikhlaskan dia pergi tanpa pamit pada ayah, nenek, dan, tantenya yang sering kali tak menganggapnya ada.

Bunda yakin, Nak. Tempat yang sudah Tuhan persiapkan di sana jauh lebih baik daripada di sini. Di sisi Bunda, dalam bayang-bayang Ayahmu yang lebih memilih pergi bersama istri barunya, bersama adikmu yang mungkin lebih mampu dia perhatikan sepenuh hati. Di sana kamu tak akan pernah merasa cemburu bila Ayahm
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status