Saat Adit terbangun dari tempat tidur, ia mendapati kegaduhan yang tidak biasanya.
"Siapa sih? yang berisik di pagi-pagi buta kaya begini, mengganggu Orang tidur saja" Gumam Adit, yang sedikit emosi. Karena, kegaduhan di luar kamar.
Akhirnya, Adit turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket untuk dibersihkan.
Sedangkan, disisi ruangan tempat makan, ada Mami Papi Adit dan kedua sahabatnya yaitu Gara dan Aji. Bukan cuman mereka doang, Xiao jin sekretaris direktur Adit juga ada di situ. Karena, sedang menyediakan makanan dan kejutan untuk merayakan pembangunan yang hampir selesai.
"Akhirnya selesai juga ya Pi? " Kata Gina Maminya Adit, sembari mengusap tangannya yang sedikit kotor. Karena, baru selesai masak dengan senyum senang tanda bahagia.
"Ia Mi, akhirnya selesai juga, tidak sabar?" Sahut Pak Rangga Papi Adit, sembari ikut-ikutan senang tanda bahagia, dan sudah tidak sabar bagaimana reaksi anaknya saat dibuatkan kejutan mendadak.
Saat itu, Aji celingak-cenglinguk kiri kanan untuk menunggu Adit turun tetapi, tidak ada tanda-tanda Adit turun "Oh ia Om pikir-pikir Adit kok belum turun? masa jam tujuh belum bangun-bangun?" Celetuk Aji, dengan ekspresi muka yang kebingungan dan ia menoleh ke arah tangga yang di mana terdapat ruang kamar tidur Adit.
"Biasalah Ji, dia kan keturunan anak kebo, jadi tidak usah heran dan pusing, tunggu saja paling dia bentar lagi nongol " Jawab Gara, yang di mana Mami Gina, Pak Rangga, Aji, dan Xiao jin sekretaris direktur Adit menoleh ke arah Gara karena, perkataan dia.
Saat semua mata tertuju pada Gara, Gara merasa ada mata yang menatapnya, dan ia heran karena semua orang menatapnya " Loh kok pada lihat in Gara sih? memang ada yang salah dari muka Gara? " Gumam Gara, sambil menoleh satu persatu ke semua arah, yang menatapnya sambil menyenggol lengan Aji untuk meminta jawaban.
"Ji semua orang pada lihat in Gue memang Gue kenapa?" Bisik Gara, dengan ekspresi bingung.
"Ya omongan elu tadi, kalau ngomong tidak di asah dulu Lo kan tahu? ada papi sama maminya Adit" Sahut Aji, berbisik ditelinga Gara dengan suara sedikit lebih lirih.
Seketika Gara ingat, dengan perkataan dia "Bodohnya Gue, kenapa Gue tidak ke pikiran ada papi sama maminya Adit sih bodoh-bodoh" Dalam hati Gara, sambil menepuk jidat.
"Eh ia, hehehe maaf tante om, tadi Gara cuman bercanda hehehe serius" Ucap Gara, dengan ekspresi malu dan salah.
"Hem ia tidak apa-apa Gar, untung kamu sudah tante anggap anak tante, kalau bukan sudah tante gantung di atas pohon" Jawab mama Gina, dengan nafas kasar ditambah senyum melebar, dan di ikuti kepala geleng-geleng pelan tanda memaklumi teman Adit.
"Iya sudah sana mandi dulu dan ganti pakaiannya karena, pasti belum pada mandikan" Tanya Pak Rangga, Papi Adit dengan senyum tipisnya.
"Hm baiklah Om Tante, Gara dan Aji ke kamar dulu ya, mau ganti pakaian dan juga mandi" Jawab Aji, dengan senyuman dan balik menuju kamar untuk mandi.
Saat Adit selesai mandi, ia bersiap-siap untuk menuju ruang makan, dan saat menuruni tangga Adit langsung terkejut karena, ia tidak tahu bahwa keluarga dan Teman-temanya datang tanpa mengabari dulu.
"Loh kok, semuanya ada di sini? Mami Papi kenapa tidak bilang kalau mau kesini?" Jawab Adit, sedikit terkejut dan ekspresi yang tidak percaya bahwa, Keluarganya akan datang menyusul kesini.
"Ia, Mami Papi sengaja tidak memberitahu kamu, kalau mau kesini. Karena, Mami, Papi, Gara, dan Aji mau memberi kejutan untuk kamu " Kata mami Gina, sambil tersenyum lebar dan mengelus kepala anaknya dengan lembut.
"Terima kasih ya Mi, Pi, Gar, Ji untuk kejutannya, Adit senang sekali, tak menyangka semuanya pada peduli dengan Adit, Adit pikir kalian tidak akan datang ke sini karena, sibuk dengan urusan pribadi masing-masing" Jawab Adit, sembari tersenyum senang karena, bahagia di sabut hangat oleh Keluarganya dan kedua sahabatnya dari kecil sampai besar.
*****
Disisi lain, keluarga Pak Rangga dan Mami Gina sedang bahagia sembari berkumpul untuk merayakan proyek yang sudah selesai.
Sedangkan, di sisi lain Eca suasananya sedang tidak bahagia karena, ke pikiran soal kemarin yang sempat membuat jantungnya hampir mau copot gara-gara bentakan Adit.
Caca dan Dewi yang sedang bersama Eca, ikut merasakan suasana Eca yang sedang terpuruk dan tidak senang "Wi, si Eca kenapa lagi sih? dari kemarin sampai sekarang suasananya kayak Orang sedang putus asa saja" Kata Caca.
"Ah apa gara-gara di tolak sama Seseorang, jadi kaya begini patah hati?" Lanjut omongan Caca sambil mengacungkan jari, dengan ekspresi sok tahu.
Biasanya, setiap kumpul Eca selalu paling berisik dan bobrok sampai-sampai semua orang yang lewat selalu mengira Eca sedikit gila, karena kebobrokannya.
"Entah lah Caca, Gue juga bingung sama itu anak jadi malas kumpul-kumpul lagi kalau suasananya kek begini, jadi membosankan" Jawab Dewi.
"Eca Lo kenapa sih, dari kemarin cemberut terus bosan tahu liat muka Lo di tekuk kek begitu" Jawab Dewi, yang menoleh ke arah Eca sambil menatap Eca dengan penuh pertanyaan.
"Begini Friend, kan kemarin pas Gue pulangkan, Gue tidak sengaja menabrak Orang sampai jatuh, dan orang itu minta ganti rugi ke gua" Ucap Eca, sembari menatap kedua Sahabatnya.
"Lah terus kenapa pusing-pusing, ya sudah ganti rugi saja kenapa, apa susahnya sih? ya tidak?" Jawab Dewi, sembari mengangkat kedua alisnya dengan senyuman khasnya.
"Masalahnya, mau ganti rugi pakai apa? pakai daun?" Cetus Eca, dengan nada kesal dan cemberut.
"Memang berapa sih, minta ganti ruginya?" Jawab Caca.
"Dua puluh tujuh" Dengan nada cuek.
"Ya elah, dua puluh tujuh ribu saja di ingat terus Gue pikir berapa" Sahut Dewi.
"Bukan bego! dua puluh tujuh juta" Balas Eca, dengan muka sewot.
"Hah?" Jawab serempak, dengan ekspresi melongo saling tatap-tatapan mata, diikuti mata yang melotot karena tidak percaya.
"Dasar budek Lo! dua puluh tujuh juta paham tidak?" Celetuk Eca, dengan ekspresi sewot gara-gara temanya budek.
"Ia Gue tidak budek bego, Gue kaget kenapa banyak banget memang Lo jatuh in barang apaan sih, sampai begitu mahalnya" Jawab Dewi, dan di angguki Caca setuju dengan ucapan si Dewi.
"Gue tidak jatuh in barang, tapi, Gue menabrak Orang itu sampai jatuh ke lumpur, dan dia ganti rugi dengan pakaiannya yang kotor dan harga bajunya untuk ganti rugi dua puluh tujuh juta" Ucap Eca sambil frustasi.
Karena, Dia bingung mau ganti rugi pakai apa sedangkan, Dia belum kerja baru lulus tahun ini, kalau Dia minta uang ke wanda Ibunya Eca pasti Wanda akan menanyakan untuk apa uang sebanyak itu? dan lagi pasti Wanda tidak punya uang sebanyak itu, uang buat makanan sehari-hari saja masih kurang, apa lagi uang begitu banyak.
Empat bulan berlalu. Abi, bulan ini akan masuk sekolah dasar kelas satu. Ia sudah sangat bersemangat untuk hari pertama masuk sekolah dasar. "Wahh, cucu nenek ganteng sekali" Kata bunda Wanda. Ya! Kali ini, keluarga Prajana dan keluarga Eca sedang berkumpul. Untuk, sekedar melihat calon bayi dan cucuk kesayanganya masuk sekolah dasar. "Iya dong nenek wanda, kan sekarang Abi sudah gede jadi tambah ganteng" Ucapnya, membuat semua orang yang ada di sana, tertawa lepas dengan jawaban Abi. Sekarang Abi, sudah fasih berbicara huruf R dan sudah lancar dengan ucapannya. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu, membuat suasana ketawa menjadi terdiam, saat ada orang yang mengetuk pintu di depan. "Sebentar ya...." Kata Eca. Eca pun, yang tadi sedang duduk di sofa. Langsung, bangun dan berjalan ke arah pintu tersebut. Untuk membukannya. Cklekk! (Suara pintu di buka) Saat Eca membuka pintu depan, ia langsung terke
"Kalau adiknya perempuan gimana?" Tanya Ilma lagi.Abi, mulai berpikir sejenak ia. Sangat bingung untuk menjawab pertanyaan ini."Ehmm.....coba Abi pikil dulu" Jawab Abi.Lantas, Abi mulai terdiam memikirkan apakah dirinya mau punya adik perempuan? Apakah sebaliknya ia tidak menyukainya? Setelah itu. Abi mulai menjawabnya lagi."Tidak mau!" Jawab Abi cepat.Ilma, langsung mengerutkan keningnya bingung."Kenapa tidak mau?" Tanyanya."Kalena, Abi jadi tidak punya teman untuk, main bola mba ilma" Jawab Abi.Ilma cuma bisa mengangguk-angguk mengerti. Dengan jawaban Abi itu."Hmm, begitu yah."Abi menjawab dengan anggukan "Iya."Di sisi lain,Eca sedang menyiram tanaman miliknya, yang ada di belakang rumah. Saat itu, Abi berlari ke arah Eca sambil memanggilnya."Mommy!" Panggil Abi sambil berlarian.Eca lantas, menengok ke arah Abi saat Abi memanggilnya tadi."Eh sayang, ada apa?" Tan
"Mommy sama daddy kok belantem?" Tanya Abi, yang sedang membawa obat untuk mommy Eca.Lantas, baik Eca maupun Adit. Langsung, menengok sama-sama ke arah Abi anaknya itu. Dengan muka terkejut."Abi?" Tanya Adit."Daddy, kenapa malahin mommy sih!" Kata Abi kesal.Adit pun, di buat bingung oleh kata-kata Abi barusan "Loh? Siapa yang marahi mommy?" Tanya Abit bingung."Itu" Tunjuk Abi ke arah Eca dengan, muka yang cemberut.Adit mengikuti, tangan Abi yang menunjuk ke arah Eca dengan seksama "Itu kenapa?" Tanya Adit, masih tidak paham yang Abi tunjukkan."Itu, raut mommy malah! Belalti? Daddy sudah malah-malahin mommy" Jawab Abi.Adit langsung menghela nafas sabar, ia sangat gemas dengan tingkah Abi anaknya itu. Sampai-sampai dirinya di buat greget."Abi? Mommy tidak marah sama daddy" Kata Eca lembut."Benelan mommy?" Tanya Abi."Iya sayang."Setelah dirinya sudah selesai makan. Abi, Eca dan Adit berjalan
Pagi ini, semua orang berkumpul di meja makan. Untuk sarapan pagi, tidak lupa Eca selalu rutin, menyuapi anaknya Abi makan. Membuat Adit yang melihatnya, di buat iri pada anaknya sendiri."Udah gede di suapin mulu. Katanya, jagoan daddy kok di suapin," Sindir Adit ke Abi.Abi yang mendengar kata-kata sindiran dari daddynya, langsung protes tidak terima."Bialin, orang mommy Abi nggak nolak ye...." Jawab Abi. Sambil, menujurkan lidahnya.Setelah itu, tidak lama perut Eca terasa mual mau munta. Ia pun, segera berlari menuju ke toilet. Yang ada di dekat dapur.Baik Abi maupun Adit, di buat bengong dan bingung. Karena Eca, tiba-tiba langsung berlari cepat begitu saja."Kan, gara-gara daddy. Mommy jadi pelgi" Rajuk Abi kesal.Adit yang melihat muka Abi, yang ngambek begitu saja, terlihat sangat lucu dan menggemaskan."Loh? Kenapa daddy yang di salahin, bukankah Abi yang buat repot mommy? Jadi, mommy pergi deh" Jawab Adit. Tidak mau
Setelah pesta atau kejutan subuh tadi, akhirnya telah selesai. Baik Eca, maupun Adit. langsung segera tidur untuk beristirahat.karena, badan mereka berdua sudah mulai merasakan kelelahan dan pegal-pegal. Karena, pesta tadi yang di adakannya larut malam.Akan tetapi, saat Eca hendak mau tidur memejamkan matanya, Adit mulai memeluk Eca dengan sangat erat. Membuat Eca tersentak kaget."Mas! Kalau Abi, kesini gimana?" Tanya Eca kaget. kepada Adit."Suruh pengurus baby sister, suruh Abi jangan ke sini dulu" Jawab Adit enteng.Eca yang mendengar jawaban dari Adit, cuma bisa menghela napas pasrah."Tapi, tetap saja Abi akan ke sini loh?" Kata Eca lagi.Seketika, Adit yang sudah gercep memeluk Eca, langsung mengurungkan niatnya. Ia pun, bangun dari tempat tidur."Sayang? Kita sudah lama enggak kaya gitu. Saat kamu, menyusui Abi kita jadi jarang loh" Jawab Adit merajuk. Sepeeti anak kecil saja."Ya tapi kan, kalau Abi liha
Eca pun, menghela nafas kasar. Saat mendengar penjelasan dari Olivia sambil memohon-mohon seperti itu. Untung saja, hati Eca selalu luluh pemaaf.Ia pun, mau memaafkan Olivia walau, hatinya masih sakit saat mengingat kejadian pada waktu itu."Baiklah, aku akan memaafkanmu. Tapi, lain kali jangan di ulangi lagi yah" Ucap Eca.Olivia yang mendengar jawaban dari Eca, ia langsung tersenyum senang. Ia sangat puas bahwa Eca mau memaafkan dirinya."Terima kasih Eca, aku janji tidak akan mengulanginya lagi" Jawab Olivia. Sambil menggoyangkan jari kelingkingnya. Untuk berjanji bahwa ia, tidak akan mengulanginya lagi."Sama-sama."Akhirnya, Eca dan Olivia saling berpelukan satu sama lain. Membuat suasana makin terenyuh karena, suasana malam yang sepi dan penuh ke hangatan.Adit yang melihatnya, cuma bisa tersenyum ikut merasakan kebahagiannya. Begitu juga, dengan sekretaris Xiao jin. Yang dengan senyuman khasnya membuat wanita meleleh dengan se