Siang itu Mahendra mengajak Gio makan siang di sebuah restoran cepat saji. Dia ingin menanyakan perkembangan penyidikan yang dia minta dilakukan Gio beberapa waktu lalu. dikarenakan om Heru dan Joanna sepertinya bersikeras memintanya untuk bertanggungjawab atas kehamilan Joanna. maka sebelum masalah ini menghancurkan nilai saham perusahaannya yang berakibat ayahnya akan menyetujui ide om Heru maka dia harus bergerak cepat menemukan pria yang sudah menghamili Joanna.
“gimana Yo, permintaan gue waktu itu? udah ada titik terangnya,” tanya mahendra membuka pembicaraan.
“gue udah dikabarin detektifnya, dia udah periksa CCTV beberapa kelab dan gedung di sekitar tempat tinggal Joanna. ada beberapa hal mencurigakan, cuma belum bisa ditarik kesimpulan ke arah sana juga,” ucap Gio sedikit berbisik. “emang gawat banget bro masalahnya,”
Gio masuk ke dalam lift yang akan membawanya menuju apartemennya. Setelah bekerja seharian dan bertarung dengan kerasnya jalanan ibu kota. Dia merasa tubuhnya remuk. Yang ada dipikirannya sekarang hanya pulang dan tidur. dia bahkan membayangkan betapa empuk dan nyamannya spring bed yang sudah menanti kedatangannya dengan setia. Dia hanya ingin merebahkan badanya sekarang.Gio menatap kosong pada tombol lift yang menyala bergantian menunjukkan dia berada di lantai berapa. Tidak lama pintu lift terbuka menandakan kalau dia sudah sampai tujuan. Dengan langkah gontai dia keluar dari dalam lift.Mendekati pintu apartemennya, Gio tampak terkejut melihat seseorang sudah berdiri di depan pintu apartemennya. Nafasnya terasa tercekik. Dia tidak mengharapkan kejutan seperti ini disaat tubuhnya tidak bersahabat.Nathalie sedang
Meskipun Gio sudah memberikan Solusi mengenai permasalahan yang dihadapinya, Mahendra masih memikirkan solusi lain. Dia tidak ingin menyelesaikan masalah dengan menambah masalah baru yang mungkin akan berdampak buruk di kemudian hari. Baginya sekarang yang terpenting adalah mengetahui siapa ayah biologis bayi yang dikandung Joanna dan memintanya bertanggung jawab. Masalahnya dia masih belum menemukan petunjuk apapun. Sudah hampir dua sepekan, sejak berita itu terbit pertama kali, memang tidak seheboh di awal pemberitaannya. namun, Mahendra masih mendapat kabar bahwa beberapa acara gosip masih menayangkannya. Beberapa acara gosip masih membahas berita Joanna dan menyayangkan sikap diam kedua belah pihak. Mahendra sejujurnya tidak peduli, dia hanya khawatir bila berita itu tetap diliput maka akan berpengaruh pada nilai sahamnya. Mahendra sedang duduk dengan per
Mahendra sedang merasa cemas. dia sudah meminta Gio untuk mempertemukannya dengan William, ada hal penting yang harus didiskusikan dengan manajer Alexa itu. Mahendra merasa harus membicarakan dengan Manajernya terlebih dahulu sebelum berbicara dengan Alexa. karena bagaimanapun juga Mahendra berpikir pak William dapat berpikir lebih jernih dan objektif dalam melihat masalahnya. Dia bahkan tidak peduli bila waktu sudah menunjukkan lewat dari jam makan malam. Tapi masalahnya orang yang ditunggunya masih belum juga menunjukkan batang hidungnya. padahal Gio sudah mengatakan bahwa Pak William bersedia untuk datang memenuhi undangan makan malamnya.Mahendra sedang berada disebuah restoran mewah bergaya klasik. dia bahkan memilih tempat yang sedikit lebih private karena tidak ingin pembicaraan yang bersifat pribadi ini sampai tersebar. Dia masih mengenakan setelan kerja. Walaupun jas telah dia lepaskan dan d
Keesokan harinya pak William mengajak Alexa ke kantor Mahendra. Pak William berkata bahwa Mahendra semalam meminta mereka untuk datang dan membicarakan hal penting. Tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun Alexa menurut. Tentunya pria itu tidak akan menghubunginya bila bukan mengenai pekerjaan.Dirinya dan pak William tiba di lobby perusahaan milik Mahendra. Mereka menunggu beberapa saat di sofa tamu sebelum tiba-tiba pak William berdiri dan ternyata Mahendra datang menghampiri mereka, dia menjabat tangan pak william dan langsung memeluk Alexa. Alexa terkejut dengan tindakan yang dilakukan Mahendra. Namun, tidak bisa menghindar karena tubuhnya sudah dipeluk erat oleh pria itu."Terima kasih sudah datang," bisiknya.Alexa memandang tidak mengerti pada tindakan Mahendra namun pria itu justru mengacuhkan tatapannya da
Mahendra menekan klakson mobilnya dengan penuh emosi. Jalanan di depannya macet parah sedangkan dia sudah dikejar waktu saat ini."Jemput aku," ucap Alexa di telepon ketika Mahendra mengangkat panggilan darinya."Memangnya asisten manajer mu tidak bersamamu?" Balas Mahendra dongkol. Dia sedang berkutat dengan berkas yang tingginya mengalahkan gunung fuji di jepang."Aku sudah memintanya pulang, karena hari ini aku sangat ingin tunanganku menjemputku," ucap Alexa dengan penekanan yang disengaja saat dia mengucapkan kata ‘tunangan’.Rasanya Mahendra ingin membanting benda pipih di tangannya. "Pulang saja dengan taksi," ujar Mahendra memberikan solusi seenaknya."Ohh.. apa seorang pengusaha sukses akan menelantarkan
Nathalie datang berkunjung ke kantor kakaknya. Bukan tanpa alasan, dirinya sedang mengemban tugas penting untuk membawa abangnya pulang. Ayahnya sangat ingin bertemu dengan kakaknya yang seolah selalu saja menghindar untuk pulang ke rumah. Darmawan marah karena Mahendra belum juga membuat keputusan mengenai hubungannya dengan Joanna. Justru Mahendra lebih sering terlihat bersama Alexa sang brand ambassador. Ayahnya merasa tidak enak pada Heru yang merupakan sahabat dan partner bisnisnya. Tadinya Darmawan sudah berencana mendatangi Mahendra ke kantornya langsung. Namun, Nathalie dengan segera mengajukan diri. Dia tidak akan menyiakan kesempatan agar dapat ke kantor kakaknya dan bertemu dengan Giovano. "Lo tau nggak, semalam gue ketemu pak Gio di kelab. Oh my god,, he's so
Seketika Nathalie merasa jantungnya berhenti. Bagaimana bisa Gio bersikap semanis itu didepannya. Tidak seperti biasanya. Biasanya kak Gio akan bersikap acuh seolah memusuhinya.“wah... sahabat dan adikku sungguh kejam. Kau berencana menusukku dari belakang, Gio?" Ucap Mahendra dengan nada dibuat terkejut sambil beranjak dari kursinya dan duduk disamping Nathalie.Mahendra mengusap lembut puncak kepala adiknya. "Terima kasih sudah mengabariku adik kecil. Pulanglah dan bilang pada ayah, kalau kakak akan pulang nanti malam," ucap Mahendra lembut.Nathalie menyingkirkan tangan kakaknya dari kepalanya. dia tidak ingin terlihat seperti bocah ingusan di depan Gio selain itu rambutnya juga bisa berantakan karena ulah kakaknya."Kakak bisa menelpon ayah sendiri, lagipula aku tidak akan langsung pulang," ucap Nathalie. Dia masih ingin berlama-lama melihat Gio. kenapa kakaknya suka sekali mengusirnya."Apa kau memiliki janji kencan?" Tebak Mahendra
Bel apartemen Alexa berbunyi beberapa kali membuat Alexa kesal. Dia melihat jam di dinding sudah hampir pukul 10 malam. Dengan wajah cemberut dan menggerutu Alexa beranjak dari ranjang besarnya."Ya Tuhan.. siapa yang bertamu di jam selarut ini. Benar benar nggak sopan," gerutu Alexa sambil berjalan menghampiri pintu. Alexa membuka pintu Apartemen dan terkejut melihat Mahendra sudah berdiri sambil bertolak pinggang tepat di depan pintu apartemennya.Tanpa dipersilahkan masuk, Mahendra dengan santai mendorong Alexa dan masuk ke apartemen gadis itu tanpa permisi. Sambil memperhatikan ruangan apartemen Alexa sekilas. Mahendra memilih duduk di kursi makan yang menyatu langsung dengan dapur Alexa. Alexa dibuat kebingungan dengan tingkah Mahendra"Apa yang kau lakukan di apartemenku selarut ini, Mahendra," ucap Alexa kesal."Tidak ada. Hanya datang mengunjungi tunanganku," jawab Mahendra santai.Alexa nampak memutar bola matanya. "Pulanglah pak