Mahendra sedang merasa cemas. dia sudah meminta Gio untuk mempertemukannya dengan William, ada hal penting yang harus didiskusikan dengan manajer Alexa itu. Mahendra merasa harus membicarakan dengan Manajernya terlebih dahulu sebelum berbicara dengan Alexa. karena bagaimanapun juga Mahendra berpikir pak William dapat berpikir lebih jernih dan objektif dalam melihat masalahnya. Dia bahkan tidak peduli bila waktu sudah menunjukkan lewat dari jam makan malam. Tapi masalahnya orang yang ditunggunya masih belum juga menunjukkan batang hidungnya. padahal Gio sudah mengatakan bahwa Pak William bersedia untuk datang memenuhi undangan makan malamnya.
Mahendra sedang berada disebuah restoran mewah bergaya klasik. dia bahkan memilih tempat yang sedikit lebih private karena tidak ingin pembicaraan yang bersifat pribadi ini sampai tersebar. Dia masih mengenakan setelan kerja. Walaupun jas telah dia lepaskan dan d
Keesokan harinya pak William mengajak Alexa ke kantor Mahendra. Pak William berkata bahwa Mahendra semalam meminta mereka untuk datang dan membicarakan hal penting. Tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun Alexa menurut. Tentunya pria itu tidak akan menghubunginya bila bukan mengenai pekerjaan.Dirinya dan pak William tiba di lobby perusahaan milik Mahendra. Mereka menunggu beberapa saat di sofa tamu sebelum tiba-tiba pak William berdiri dan ternyata Mahendra datang menghampiri mereka, dia menjabat tangan pak william dan langsung memeluk Alexa. Alexa terkejut dengan tindakan yang dilakukan Mahendra. Namun, tidak bisa menghindar karena tubuhnya sudah dipeluk erat oleh pria itu."Terima kasih sudah datang," bisiknya.Alexa memandang tidak mengerti pada tindakan Mahendra namun pria itu justru mengacuhkan tatapannya da
Mahendra menekan klakson mobilnya dengan penuh emosi. Jalanan di depannya macet parah sedangkan dia sudah dikejar waktu saat ini."Jemput aku," ucap Alexa di telepon ketika Mahendra mengangkat panggilan darinya."Memangnya asisten manajer mu tidak bersamamu?" Balas Mahendra dongkol. Dia sedang berkutat dengan berkas yang tingginya mengalahkan gunung fuji di jepang."Aku sudah memintanya pulang, karena hari ini aku sangat ingin tunanganku menjemputku," ucap Alexa dengan penekanan yang disengaja saat dia mengucapkan kata ‘tunangan’.Rasanya Mahendra ingin membanting benda pipih di tangannya. "Pulang saja dengan taksi," ujar Mahendra memberikan solusi seenaknya."Ohh.. apa seorang pengusaha sukses akan menelantarkan
Nathalie datang berkunjung ke kantor kakaknya. Bukan tanpa alasan, dirinya sedang mengemban tugas penting untuk membawa abangnya pulang. Ayahnya sangat ingin bertemu dengan kakaknya yang seolah selalu saja menghindar untuk pulang ke rumah. Darmawan marah karena Mahendra belum juga membuat keputusan mengenai hubungannya dengan Joanna. Justru Mahendra lebih sering terlihat bersama Alexa sang brand ambassador. Ayahnya merasa tidak enak pada Heru yang merupakan sahabat dan partner bisnisnya. Tadinya Darmawan sudah berencana mendatangi Mahendra ke kantornya langsung. Namun, Nathalie dengan segera mengajukan diri. Dia tidak akan menyiakan kesempatan agar dapat ke kantor kakaknya dan bertemu dengan Giovano. "Lo tau nggak, semalam gue ketemu pak Gio di kelab. Oh my god,, he's so
Seketika Nathalie merasa jantungnya berhenti. Bagaimana bisa Gio bersikap semanis itu didepannya. Tidak seperti biasanya. Biasanya kak Gio akan bersikap acuh seolah memusuhinya.“wah... sahabat dan adikku sungguh kejam. Kau berencana menusukku dari belakang, Gio?" Ucap Mahendra dengan nada dibuat terkejut sambil beranjak dari kursinya dan duduk disamping Nathalie.Mahendra mengusap lembut puncak kepala adiknya. "Terima kasih sudah mengabariku adik kecil. Pulanglah dan bilang pada ayah, kalau kakak akan pulang nanti malam," ucap Mahendra lembut.Nathalie menyingkirkan tangan kakaknya dari kepalanya. dia tidak ingin terlihat seperti bocah ingusan di depan Gio selain itu rambutnya juga bisa berantakan karena ulah kakaknya."Kakak bisa menelpon ayah sendiri, lagipula aku tidak akan langsung pulang," ucap Nathalie. Dia masih ingin berlama-lama melihat Gio. kenapa kakaknya suka sekali mengusirnya."Apa kau memiliki janji kencan?" Tebak Mahendra
Bel apartemen Alexa berbunyi beberapa kali membuat Alexa kesal. Dia melihat jam di dinding sudah hampir pukul 10 malam. Dengan wajah cemberut dan menggerutu Alexa beranjak dari ranjang besarnya."Ya Tuhan.. siapa yang bertamu di jam selarut ini. Benar benar nggak sopan," gerutu Alexa sambil berjalan menghampiri pintu. Alexa membuka pintu Apartemen dan terkejut melihat Mahendra sudah berdiri sambil bertolak pinggang tepat di depan pintu apartemennya.Tanpa dipersilahkan masuk, Mahendra dengan santai mendorong Alexa dan masuk ke apartemen gadis itu tanpa permisi. Sambil memperhatikan ruangan apartemen Alexa sekilas. Mahendra memilih duduk di kursi makan yang menyatu langsung dengan dapur Alexa. Alexa dibuat kebingungan dengan tingkah Mahendra"Apa yang kau lakukan di apartemenku selarut ini, Mahendra," ucap Alexa kesal."Tidak ada. Hanya datang mengunjungi tunanganku," jawab Mahendra santai.Alexa nampak memutar bola matanya. "Pulanglah pak
"Kau Yakin?” Tanya Mahendra lagi.“tidak Terima Kasih,"Mahendra tampak sedikit kecewa mendengar ucapan Alexa."Dan letakkan kaleng itu ke tempat semula," ucap Alexa karena Mahendra terlihat akan menyambar soft drink terakhir yang ada di dalam plastik.“Kau yakin tidak ingin tahu rencananya?” Ucap Mahendra lagi ketika sudah berada di depan Alexa yang berdiri di dekat pintu.Alexa malah mendorong Mahendra keluar menjauh dari Apartemennya. “Tidak malam ini, karena aku benar benar lelah. selamat malam, Mahendra,” ucap Alexa kemudian membanting pintu apartemennya.Mahendra masih terdiam di depan pintu apartemen Alexa. “selamat malam, Alexa," ucapnya dengan sebuah seringai penuh misteri. Lalu dia berjalan menjauhi pintu Apartemen Alexa menuju lantai tempat dia tinggal.***Keesokkan harinya Alexa dibuat shock dengan beredarnya rekaman CCTV yang memperlihatkan dirinya sedang membuka pintu dan membiarkan seorang p
"Are you ready for this drama?'" Ucap Mahendra santai sambil berdiri dan memberikan tangannya untuk diraih Alexa.Bukannya meraih tangan tersebut, Alexa malah memonyongkan bibirnya. "You're a bastard, i hate you," balas Alexa sambil menepis tangan itu dan memilih berdiri tegak dengan kedua kakinya.Mahendra yang sadar tangannya tidak diraih Alexa memilih menepuk kedua tangannya. selain untuk mencairkan suasana juga untuk menghilangkan grogi yang dirasanya. Mahendra boleh saja terlihat tenang, tapi sebenarnya dia juga berdebar. ini pertama kalinya dia melakukan kebohongan publik seperti ini, dia bahkan bukan aktor. Dia juga cemas dan berharap semoga akting mereka dapat menipu semua mata. Mahendra tidak dapat membayangkan bagaimana nasib perusahaannya bila sandiwara ini terbongkar. Saham dan nama baik brand kosmetiknya dipertaruhkan disini.“bagaimana semua sudah siap," ucap William pada seorang staf yang tiba tiba muncul dari balik pintu.“sudah pa
“apakah keputusan anda dipengaruhi adanya berita kehamilan Nona J yang sempat menyeret nama anda," tembak wartawan lain.Joana dan Mahendra tentu Tahu siapa nona J yang dimaksud. Mendengar nama Joanna disebutkan membuat keduanya tanpa sadar saling tatap.“apakah keputusan ini diambil agar anda tidak harus bertanggung jawab atas Nona J," ucap wartawan yang lain.“bagaimana tanggapan anda mengenai kehamilan Nona J saat ini," ucap wartawan lain saling sahut. seolah mereka tidak sabar untuk mendapat jawaban yang sebenarnya.Pak William menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sepertinya dia tidak bisa menahan rasa penasaran wartawan pada hubungan asmara dua manusia di sampingnya. Artis dengan fanbase yang besar dan seorang pengusaha muda yang sukses. Sepertinya dia harus menyerahkan konferensi ini kepada aktor dan artisnya."Baik semuanya tenang. Akan saya jawab satu persatu," ucap Mahendra berusaha menenangkan."Bukan kapasitas saya un