Suara nyaring bunyi notifikasi ponsel yang terus menerus berbunyi membuat semua karyawan terdiam saat rapat sedang berlangsung.Setiap diskusi rapat dimulai, bunyi itu akan hadir. Mereka semua menjadi was-was takut jika masalah tentang hal ini akan diperpanjang oleh tuannya.Namun, mereka terkejut mendapati tuannya yang malah tersenyum melihat ponselnya.Josh yang berada di sana langsung mengkode tuannya untuk sadar jika saat ini mereka sedang rapat.“Ehem.” Josh berpura-pura batuk.Matteo, yang sebelumnya tenggelam dalam ponselnya, mengangkat kepala dan melirik ke arah Josh. "Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan, Josh?" tanya Matteo dengan ekspresi serius.Josh menyadari bahwa dia telah mengganggu waktu tuannya dan memilih berbicara dengan hati-hati, "Maafkan gangguan ini, Tuan. Mungkin ini saat kami sedang berdiskusi untuk acara tahunan perusahaan. Apakah ada instruksi khusus yang Anda butuhkan?"Matteo tersenyum, "Tidak, Josh. Lanjutkan saja seperti biasa. Aku hanya sedang menerima
Tak peduli dengan berita yang semakin menyebar, Matteo sama sekali tak mengetahui gosip tentangnya semakin tak terkendali. Matteo masih saja menikmati untuk melihat notifikasi pesan yang sejak tadi membuatnya tersenyum. Itu adalah notifikasi pesan dari bank jika ada dana transaksi keluar dari rekeningnya. Entah mengapa hal itu membuatnya tersenyum, tapi membayangkan Alessia berbelanja dengan senang membuatnya juga senang. “Sejak kapan aku menikmati uangku dipakai orang lain?” Gumamnya dengan senang. Hingga Josh datang kepadanya dengan wajah seolah dia sedang dalam kondisi masalah besar. “Tuan.” Panggilnya dengan sopan pada Matteo. Matteo yang sebelumnya fokus langsung menatap ke arah Josh, “Ada apa?” Tanyanya dengan tenang. “Ada masalah. Gosip semakin menyebar tak terkendali, tuan.” Ucap Josh dengan serius. Matteo tak terkejut apalagi marah, dia malah bersikap tenang seolah tak terjadi apapun. “Bukannya bagus, Alessia akan dikenal sebagai kekasihku nantinya.” Jawabnya. Namun,
Panggilan telepon yang terus ditolak membuat Matteo mengernyitkan dahinya."Kenapa dia tak mengangkat teleponku?" Gumamnya dengan penasaran. Dia sudah ketiga kali ini memanggil Alessia karena dis ingin menanyakan kabar wanita itu. Terlebih bunyi notifikasi pesan dari dana rekening keluar sudah berhenti sejak dua jam yang lalu."Tuan, ini laporan yang diminta nona Alessia tempo hari lalu. Semua sudah siap, dan dokter yang ahli dalam mengatasi masalah demensia sudah ada. Anda ingin melakukan pengobatannya kapan? Dokter sangat sibuk sehingga kita harus menentukan jadwal mingguan untuk nona." Ucap Josh ketika dia datang ke ruangan Matteo.Matteo mengangguk mengapresiasi pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Josh. "Terima kasih, Josh. Urus jadwal pengobatannya. Aku ingin memastikan Alessia mendapatkan perawatan terbaik."Sementara itu, Matteo masih memandang layar ponselnya yang menunjukkan panggilan terus-menerus yang tak diangkat oleh Alessia. Ada kegelisahan yang tumbuh di dalam diriny
“Ku dengar kau dekat dengan seorang wanita, siapa dia?” Tanya Tuan Henrey pada Matteo saat makan malam mingguan mereka.Pria tua itu tampak serius bertanya pada Alessia saat ini, seolah dia ingin mengenal wanita itu. Namun, Matteo hanya fokus pada makannya tanpa menjawab pertanyaan dari ayahnya tersebut.“Dari rumornya itu Freya Beldiv, ayah. Tak tahu wanita mana yang sebenarnya pria itu bawa untuk mengatasi rumor buruk tentang penyakitnya yang impoten.” Ucap Theo dengan senyum sinisnya.Matteo melirik Theo dengan tatapan tajam, memperingatkan adiknya untuk tidak membahas hal tersebut. Meskipun, Tuan Henrey tampaknya sangat ingin mengetahui lebih lanjut.“Itu bukan Freya.” Ucap tuan Henrey dengan serius, dia mengenal dan tahu bagaimana fisik Freya. Wanita yang dibawa oleh Matteo wanita yang sepertinya lebih kecil dari Freya.“Oh berarti itu wanita yang dia bawa dari rumah bordil. Ck ck ck, sungguh memalukan keluarga.” Pancing Theo yang membuat suasana ruang makan ini semakin panas.Tu
“Alesha tampak menjadi wanita yang berbeda setelah kita jual ke madam Rose, apa ibu tahu?” Ucap Rebecca dengan serius.Nyonya Maria yang mendengar itu menaikkan alisnya, “Apa maksudmu? Kau bertemu dengannya?” Tanya nyonya Maria dengan bingung.Rebecca mengangguk, “Benar, aku bertemu di apartemennya Troy. Sudah dua kali aku bertemu dengannya disana.” Ucapnya.Nyonya Maria yang mendengar itu menaikkan alisnya, “Dia keluar dari rumah bordil? Jika dia keluar dari sana berarti pelanggannya adalah orang dengan pangkat tinggi. Jika kau bertemu dia di sana dua kali berarti dia menjadi wanita favorit salah satu orang tersebut. Jangan mencari masalah lebih dulu untuk sekarang dan berusahalah untuk bersikap.Kita tak tahu bagaimana nanti, bisa saja dia membuat perhitungan pada kita.” Ucap nyonya Maria memperhitungkan.Rebecca yang mendengar itu tampak kesal, “Cih, aku tak ingin bersikap baik dengan seorang jalang, itu menjijikkan.” Ucap Rebecca yang tak terima jika harus bersikap baik dengan Ale
Dan hari Alessia harus ikut Matteo untuk pergi bersama adik tirinya telah tiba, dia menunggu di mobil selagi Matteo masuk ke mansion untuk menjemput Veronica.Hingga lima belas menit kemudian, Matteo keluar dengan seorang gadis kecil yang berusia sepuluh tahun.Gadis itu terlihat mirip dengan Matteo, namun wajah gadis itu terlihat tertekan yang membuat Alessia menaikkan alisnya. Hingga dia mengingat jika adik Matteo tak akrab juga dengan pria itu, tapi entah mengapa ayah Matteo malah menyuruh mereka yang menemaninya.Hingga saat pintu mobil terbuka, Alessia sebisa mungkin untuk ramah agar anak itu tak takut karena dia tahu pasti dia juga dalam kondisi yang kurang nyaman.“Hai.” Sapanya dengan lembut.Veronica hanya menatap Alessia tanpa sepatah kata pun. Dia tampak malu-malu dan takut pada awalnya.“Dia calon kakak iparmu, cepat sapa.” Ucap Matteo dengan tajam pada Nica karena anak itu hanya diam saja tak menjawab.Alessia yang mendengar Matteo berbicara seperti itu langsung menatapny
“Kak, bisakah kita lain kali bersenang-senang bersama lagi?” Tanya Veronica saat mereka dalam perjalanan pulang ke mansion utama Filcher.Alessia tersenyum tipis, “Aku tak bisa janji, karena aku juga sibuk.” Ucap Alessia dengan tenang.“Kakak juga kerja? Kakak kerja apa?” Tanya Veronica dengan wajah yang terlihat sangat antusias.Alessia membisikkan sesuatu agar Matteo yang sedang mengemudi tak mendengarnya, Veronica mendengarnya dengan baik lalu setelah Alessia selesai, matanya langsung berbinar.“Itu sangat hebat! Kakak sangat keren.” Ucap Veronica dengan kagum.Alessia tersenyum melihat antusiasme Veronica, "Terima kasih, Nica. Bagaimana kalau kamu bercerita juga tentang sekolahmu? Kakak juga ingin tahu lebih banyak tentangmu."Veronica langsung menceritakan berbagai kisah di sekolahnya, teman-temannya, dan berbagai hal lainnya. Alessia dengan sabar mendengarkan, sementara Matteo sesekali tersenyum melihat interaksi antara Alessia dan adik tirinya.Saat sampai di mansion, Veronica
“Gaun ini sepertinya cocok untuk datang ke pesta ulang tahun tuan Henrey.” Ucap Freya sambil mengamati dirinya di cermin saat dia sedang mencoba gaun yang dia pilih itu.Gaun berwarna putih bergradasi biru tersebut tampak sangat indah dan dia yakin dia akan menjadi pusat perhatian dengan gaun ini nantinya."Saya setuju, Nona. Gaun itu membuat anda terlihat luar biasa. Pasti akan menjadi sorotan di pesta nanti," ucap salah satu asisten Freya yang membantunya memilih gaun.Freya tersenyum puas, "Terima kasih, aku tidak sabar untuk melihat reaksi semua orang nanti." Dia berharap malam itu akan berjalan lancar dan meninggalkan kesan yang mendalam.“Saya akan membeli ini.” Ucap Freya pada pelayan butik tersebut.Pelayan butik itu dengan senang hati membantu Freya untuk proses pembelian gaun tersebut. Mereka menyediakan layanan yang ramah dan profesional untuk memastikan pelanggan seperti Freya mendapatkan pengalaman belanja yang memuaskan."Terima kasih, Nona. Apakah Anda memerlukan layana